Penyebab hutan gundul

Penyebab hutan gundul

Apa nan menjadi penyebab hutan gundul itu? Hutan atau kerap disebut dengan paru-paru global ialah loka dimana kumpulan pohon dan tumbuhan lainnya dengan berbagai variasi jenis berkumpul. Fungsi hutan sangat krusial bagi bumi. Tanpa adanya hutan, jumlah pohon nan ada di bumi tak cukup buat menghasilkan gas O2 bagi fotosintesis . Jadi, fungsi hutan sangat besar bagi kelangsungan hayati spesies di bumi. Selain itu, hasil komoditi hutan seperti kayu memiliki peran krusial bagi perekonomian bangsa.

Dibandingkan beberapa puluh tahun nan lalu, jumlah pohon nan ada di hutan saat ini telah mengalami penurunan drastis. Bahkan, jika ratusan tahun nan lalu hutan dan pohon masih melingkupi sebagian besar wilayah bumi, kini hanya ditemui di beberapa loka saja. Dampaknya, banyak spesies baik tumbuhan maupun hewan nan punah.

Pasca membumbungnya peristiwa dunia warming nan kini menjadi isu hangat mengenai lingkungan, perhatian masyarakat pada hutan pun mulai meningkat. Masyarakat mulai peduli dengan ancaman hutan gundul, sehingga gerakan penghijauan mulai dilakukan di sana-sini dengan asa mengurangi kemungkinan bertambah parahnya imbas pemanasan dunia dan kerusakan lingkungan lainnya.



Hutan gundul di Indonesia

Indonesia memiliki majemuk jenis hutan , seperti hutan bakau di wilayah pantai, hutan sabana di Nusa Tenggara, hutan rawa di Kalimantan, hutan hujan tropis di Sumatera, hutan musim, hutan wisata, hutan lindung, dan hutan produksi. Masing-masing jenis hutan ini memiliki fungsinya masing-masing, misalnya, hutan lindung berfungsi buat melindungi tumbuhan. Di sisi lain, hutan tersebut juga mencegah erosi dan menyimpan air.

Kenyataan hutan gundul bukan menjadi sesuatu nan aneh lagi, sebab di Indonesia pun, nan memiliki banyak hutan besar juga didapati hutan gundul. Contoh hutan gundul di Indonesia ialah hutan rawa gambut di Riau dan Kalimantan. Gundulnya hutan di Indonesia tak lain disebabkan oleh manusia. Miris, memang. Dampak penebangan secara liar, fungsi hutan nan begitu krusial bagi bumi menjadi terganggu sehingga secara tak langsung menyebabkan perubahan iklim dan meningkatkan pemanasan global.

Kerusakan hutan di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Bahkan, hutan di wilayah Papua pun turut terancam. Jika hal ini terus dibiarkan, lingkungan tak hanya rusak, tetapi kesejahteraan penduduk juga terancam. Hutan nan gundul juga bisa meningkatkan peluang terjadinya banjir bandang, seperti nan terjadi di Sampang dan Pusuk. Hal itu bisa terjadi sebab fungsi hutan nan seharusnya meresap air menjadi hilang seiring dengan musnahnya pepohonan di dalam hutan, sehingga ketika hujan turun, air langsung mengalir tanpa mengalami peresapan di tanah secara maksimal.



Penyebab hutan gundul

Penggundulan hutan atau deforestasi ialah proses nan mengubah tatanan pohon, termasuk melakukan mutilasi pohon di suatu tempat, mengambil kayu dari hutan, dan pembakaran hutan . Deforestasi menjadi masalah nan serius sejak populasi penduduk meningkat dengan tajam. Seiring dengan bertambahnya populasi penduduk, kebutuhan pun juga turut mengalami peningkatan sehingga dibutuhkan sumber daya alam nan lebih banyak. Masyarakat pun memenuhi kebutuhannya dengan mengambil dari hutan.

Penyebab deforestasi seringkali dihubungkan dengan kemiskinan , sehingga di mana ada kemiskinan, peluang buat melakukan kejahatan akan semakin besar, termasuk menjarah kekayaan hutan. Beberapa faktor penyebab deforestasi diantaranya:

- Faktor ekonomi masyarakat

Tidak bisa dipungkiri bahwa hasil komoditi hutan memberi pundi-pundi rupiah nan cukup besar. Dengan dalih tersebut, banyak masyarakat nan memiliki pemahaman kurang, rela mengeruk semua hasil hutan tanpa mempertimbangkan dampak selanjutnya. Misalnya saja, ekspansi hutan buat penanaman kelapa sawit nan harus dilakukan dengan membuka huma gambut.

Di sisi lain, kesejahteraan masyarakat nan mengambil sumber daya hutan tersebut memang meningkat, tetapi dampaknya seluruh global ikut merasakan. Fungsi hutan menjadi tidak ubahnya seperti huma pertambangan nan bisa terus dikeruk. Padahal buat memulihkan kondisi hutan seperti semula dibutuhkan waktu nan tak singkat.

- Pengalihfungsian hutan menjadi loka tinggal

Penyebab hutan gundul nan lain ialah sebab pengalihfungsian hutan. Fungsi hutan nan seharusnya menampung majemuk jenis pohon buat menyimpan persediaan air dan loka resapan menjadi hilang. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, peluang buat mengubah hutan menjadi loka tinggal semakin besar. Banyak pepohonan di hutan nan ditebang buat membuat rumah dan memenuhi kebutuhan manusia nan lain.

- Kebakaran hutan

Kebakaran hutan bisa terjadi sebab ulah manusia dan alam. Faktor alam nan biasanya menyebabkan kebakaran hutan ialah sambaran petir. Di televisi kerap kita temukan warta nan membahas kebakaran hutan hingga menimbulkan polusi sampai negara tetangga. Tentunya kebakaran ini bukan hal remeh nan dapat disepelekan sebab kebakaran pada suatu hutan sangat cepat menjalar sehingga mampu ‘membunuh’ banyak pohon. Beberapa contoh kasus kebakaran hutan nan pernah terjadi di Indonesia ialah kebakaran hutan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

- Penebangan hutan secara liar

Penebangan liar turut memengaruhi deforestasi. Banyak orang nan kurang mengerti prinsip tebang pilih. Semua pohon, baik nan masih muda ikut ditebang. Padahal, pohon nan masih muda tersebut bisa tumbuh besar jika dibiarkan dan bisa memberikan kontribusi besar bagi ekosistem hutan. Penebangan seharusnya dilakukan pada pohon nan memang sudah cukup tua buat memberikan kesempatan hayati bagi pohon muda buat tumbuh.

- Kebutuhan masyarakat

Tingginya kebutuhan akan kertas juga mempengaruhi penebangan pohon. Industri pabrik kertas menggunakan kayu sebagai bahan standar utama, sedangkan jika kebutuhan kertas terus meningkat, akan ada semakin banyak pohon nan ditebang dan hutan akan semakin gundul. Diperlukan pencerahan masyarakat buat melakungan gerakan penghematan kertas, seperti menggunakan kertas daur ulang . Di beberapa loka sudah diterapkan gerakan meminimalisasi penggunaan kertas seperti dengan mengumpulkan tugas dalam bentuk file.

- Teknologi nan semakin maju

Jaman dulu, sekalipun penebangan pohon sudah dilakukan, namun sebab menggunakan peralatan nan sederhana, dampaknya tak seekstrem saat ini dimana teknologi nan digunakan buat menebang pohon sudah canggih. Bukan suatu masalah jika harus menebang pohon dengan diameter beberapa meter, sedangkan jika dibandingkan jaman dulu, tentu orang-orang merasa kesulitan jika harus melakukannya dengan kapak. Kemajuan teknologi semacam inilah nan jika disalahgunakan akan menimbulkan kerusakan bagi lingkungan.

- Pembukaan huma buat perkebunan

Proses pembukaan huma baru buat perkebunan pada hutan membutuhkan wilayah nan luas dan harus dilakukan dengan memusnahkan pohon nan mengganggu. Seringkali orang tak berpikir panjang dan menginginkan cara praktis, sehingga buat menghilangkan pohon tersebut dilakukan pembakaran hutan. Akibatnya, kayu dari pohon nan seharusnya dapat dimanfaatkan menjadi terbakar. Parahnya, pohon nan masih muda juga akan turut terbakar.

Dampak negatif terburuk dari pembukaan huma menggunakan cara pembakaran hutan ialah huma nan seharusnya tak digunakan buat perkebunan turut terbakar. Pemadaman barah di hutan memakan waktu nan cukup lama, sehingga dengan adanya peristiwa ini kerugian nan ditimbulkan sangat besar.

Untuk melindungi hutan dari kerusakan nan semakin parah, nan bisa kita lakukan ialah membangun rasa cinta pada hutan dan lingkungan, sebab inilah nan akan menentukan bagaimana konduite seseorang hutan.