Elastisitas pada Permintaan
Elastisitas memang banyak disebut dalam beberapa kontekstual sebab makna nan sering muncul ialah sesuatu nan memiliki daya lentur atau nan kita kenal dengan elastis. Akan tetapi, pada kondisi lain, dalam hal ini ialah masalah ekonomi, maka kata Elastisitas menjadi sesuatu nan bermakna lebih luas meski memang masih ada makna awalnya.
Apa makna Elastisitas dalam bidang ekonomi? Makanya, di sini akan dibahas mengenai Elastisitas apalagi memang belakang ini ada sebuah situasi nan terjadi nan sangat berkaitan dengan masalah Elastisitas; kenaikan harga.
Elastisitas dan kenaikan harganya rasanya tidak akan mudah dipisahkan begitu saja. Pasalnya jika ditilik dari definisnya, sendiri, Elastisitas ialah sebuah perbandingan nan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan pada lain varibael. Dalam bahasa lain, Elastisitas kemudian dipahami sebagai alat ukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen jika terjadi kenyataan perubahan harga. Masih bingung?
Elastistisitas Adalah Memahami Reaksi
Keberadaan konsep elastisitas secara generik ialah berguna apa nan akan terjadi di lapangan, dalam hal ini ialah pasar, jika kemudian sebuah barang atau pun juga barang dinaikan. Pasalnya dalam global ekonomi, wawasan akan seberapa besar akibat perubahan harga nan akan terjadi, pada masalah permintaan barang ialah hal nan sangat penting.
Jika Anda saat ini ialah seorang penghasil barang atau biasa disebut dengan produsen, maka pengetahuan akan wawasan Elastisitas sangatlah berguna sebagai acuan jika ia ingin mengubah harga produk nan dihasilkan atau dimilikinya. Karena pada dasarnya berangkat dari Elastisitas sebagai pedoman, maka ujung-ujungnya ialah tetap akan berkaitan erat dengan masalah seberapa banyak atau seberapa besar penerimaaan hasil penjualan nan akan ia peroleh.
Maka dari sini, dapat dimisalkan sebagai berikut; jika kemudian harga produksi meningkat, maka suka tak suka seorang produsen akan menaikan harga jual produk tersebut. Sebagaimana kita ketahui, dalam hukum permintaan, dikenal dengan sebutan, sebuah tindakan menaikan harga jual sama saja dengan menurunkan permintaan.
Inilah nan kemudian menjadikan masalah Elastisitas ini sangat berkaitan dengan masalah kenaikan harga sebab jika nan terjadi ialah permintaan nan menurun dalam rentang nan kecil, maka kenaikan harga pada akhirnya mampu menutupi biaya produksi.
Jika sudah begini, maka sang produsen masih dapat mengais laba meski harga dinaikkan. Kondisi sebaliknya sangatlah memungkinkan terjadi dimana harga nan dinaikan mengakibatkan terjadinya penurunan permintaan nan terjadi besar-besaran. Maka ialah kerugian yan akan didapat oleh produsen.
Nah, berangkat dari sini, bahwa seorang produsen pada akhirnya harus benar-benar mempertimbangkan taraf Elastisitas pada barang nan diproduksinya sebelum Anda mengambil keputusan menaikan harga.
Dalam hukum Elastisitas, besar atau pun reaksi konsumen saat mendapati harga jual produk dinaikkan ialah hal nan sangat penting. Pun itu kenaikannya hanya sepuluh apalagi lima puluh dan seratus persen. Sampai di sini, Elastisitas menjadi sangat krusial sekali dipahami bagi Anda nan memang menggeluti global ekonomi atau juga bisnis.
Konsep pada Elastisitas
Setelah Anda memahami apa itu Elastisitas , maka di sini Anda akan diperkenalkan dengan konsep dan ragam besaran nan pada pada masalah Elastisitas, sebagaimana diketahui bahwa Elastisitas juga dapat dipahami sebagai ukuran derajat kepekaan pada jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor nan mempengaruhinya.
Pada masalah ekonomi, Elastisitas ialah sebuah konsep krusial nan dapat dimanfaatkan buat memahami majemuk permasalahan di bidang ekonomi nan ada di sekeliling kita. Perlu diketahui bahwa makna Elastisitas sebagai sebuah konsep adalah, sebagaimana sering kita dengar bahwa Elastisitas sering digunakan juga sebagai dasar analisis dalam bidang ekonomi. Ini biasanya sering ditemukan pada masalah permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun pada masalah distribusi kemakmuran.
Dalam konteks perekonomian di daerah, maka konsep Elastisitas dapat digunakan buat memahami adanya akibat kebijakan dari pusat. Sebagai contoh, pemda setempat pada akhirnya dapat membaca apa akibat nan akan terjadi pada pemerintah jika terjadi kenaikan pajak atau perubahan subdisidi nan berkaitan dengan pendapatan daerah, pelayanan pada masyarakat, kesejahteraan di kalangan penduduk, pertumbuhan laju ekonomi, pertumbuhan global investasi, dan berbagai indikator ekonomi lainnya, nan pada akhirnya menngguanakan Elastisitas sebagai acuan pertimbangannya.
Pada kondisi lain, Elastisitas kemudian juga dapat berdampak pada analisis kenaikan pendapatan daerah pada masalah pengeluaran daerah. Dengan kata lain Elastisitas dapat menjadikan daerah mempertimbangakan kembali dengan matang saat hendak mengambil kebijakan atau memutuskan kebijakan prioritas atau pun alternatif nan bernilai kegunaan lebih besar bagi perkembangan dan kemajuan di daerah.
Elastisitas pada Permintaan
Dalam global pasar, kita mengenal beberapa jenis atau macam Elastisitas. Ada nan disebut dengan Elastisitas permintaan, Elastisitas permintaan dan total penerimaan, Elastisitas penerimaan, Elastisitas silang, Elastisitas penawaran, Elastisitas fisika dasar, dan juga Elastisitas harga dari permintaan. Ini memang menjadi bahasan nan sangat luas, maka dari sanalah, di sini hanya akan dibatasi pada masalah Elastisitas harga permintaan saja.
Sebagaimana diketahui bahwa Elastisitas harga permintaan pada prinsipnya mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa atau konsumsi nan mengalami perubahan ketika harganya pun ikut berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas nan diminta sebagai dampak dari satu persen perubahan harga.
Sementara itu, dalam hal menentukan Elastisitas pada masalah permintaan, maka ada beberapa faktor nan dapat menjadi dasar sebagai bahan pertimbangan. Faktor tersebut terdiri dari empat faktor primer nan sangat menenentukan dalam hal Elastisitas pada masalah permintaan.
Pertama , faktor produk substitusi. Di sini, dijelaskan, jika pada faktanya semakin banyak produk pengganti atau produk substitusi, maka permintaan akan menjadi kian elastis. Dengan kata lain, setiap konsumen akan memilih produk lain sebagai gantinya jika memang kenaikan harga terlelu besar bagi mereka. Maka, di sini menaikan harga ialah hal nan sangat sensitif sekali.
Kedua , faktor persentase pendapatan nan dibelanjakan. Logikanya adalah, jika semakin tinggi bagian pendapatan nan dipakai buat membelanjakan sebuah produk tersebut, maka ini pula menyebabkan permintaan menjadi semakin elastis. Dengan kata lain, jika pada produk nan mahal kemudian dilakukan kenaikan harga, maka dapat dipastikan akan terjadi pengurangan permintaan.Lantas, bagaimana dengan produk nan harganya murah? Yang terjadi ialah sebaliknya.
Ketiga , ialah faktor mewah dan kebutuhan. Biasanya, jika memang produk nan dinaikkan ialah produk nan mewah dan memang tetap dibutuhkan sebab persoalan langka atau gengsi, maka permintaan akan produk kebutuhan cenderung tak elastis atau dengan kata lain, menaikan harga tak akan mempengaruhi pada masalah rendahnya permintaan.
Dan nan keempat, ialah faktor Jangka waktu permintaan dianalisis. Logika pasarnya adalah, jika kemudian semakin lama jangka waktu permintaan nan dianalisis maka nan terjadi ialah terjadi elastisitas pada sebuah produk. Dengan kata lain, pada rentang waktu nan singkat, kenaikan harga belum begitu dirasakan atau disadari oleh konsumen sebab mereka akan tetap membelinya.
Akan tetapi jika kemudian dalam jangka panjang, konsumen akan sadar dan memilih buat mengganti atau membeli produk lain nan lebih murah. Atau juga konsumen dapat beralih pada produk pengganti atau subtitusi. Hal lain nan menyebabkan kurangnya permintaan ialah sebab biasanya jika sudah terlalu lama, maka desain produk semakin tak diminati sebab banyak produk baru.
Maka dari sanalah kemudian masalah Elastisitas menjadi sangat krusial buat dipahami dari beberbagai sudut sehingga dapat mengendalikan majemuk konsekuensi nan terjadi pada si produsen. Bukankah pada akhirnya masalah Elastisitas itu ialah masalah nan membicarakan bakal untung atau rugikah pernigaaan kita? Semoga bermanfaat.