Pelajari Materi nan Belum Dipahami

Pelajari Materi nan Belum Dipahami

Saat-saat menghadapi test atau ujian sekolah biasanya para siswa menerapkan teknik SKS alias “Sistem Kebut Semalam”. Artinya, siswa belajar atau menghafal materi pelajaran nan akan diujikan besok seluruhnya dilakukan pada malam harinya. Alhasil, bukannya materi itu masuk ke otak, tapi malah otak jadi hang gara-gara ”over dosis”. Saat berhadapan dengan soal ulangan, semua nan sudah dihafalkan tadi malam tiba-tiba blank .

Terus, jangan pula dibiasakan mencontek. Orang lain serius mengerjakan, kita malah sibuk nyari contekan nan semalam dibuat dengan susah payah. Kebiasaan mencontek menjadikan diri kita kehilangan kepercayaan diri, terlalu mengagungkan hasil daripada proses, dan menjadi benih-benih korupsi tuh ! Kalau kita sudah menganggap mencontek itu hal biasa, wah gawat juga generasi muda Indonesia!

Berikut beberapa kiat krusial menghadapi test di sekolah.

1. Memahami Materi

Memahami lebih krusial daripada menghafal. Hafalan pelajaran akan mudah dilupakan ketika momentum ujian sudah selesai. Akan tetapi, jika kita memahami materi dengan baik, maka seumur hayati akan tetap diingat. Dengan begitu, berkonsentrasilah saat di kelas buat memahami pelajaran nan disampaikan guru. Jika tak mengerti, gunakanlah kesempatan buat bertanya atau meminta klarifikasi ulang di luar jam pelajaran.

Cara lain memahami materi pelajaran ialah dengan selalu menuliskan atau menggambar bagian-bagian krusial nan kita pelajari. Gambar akan memberikan tanda buat membantu kita mengingat materi nan telah dipelajari.

2. Mengerjakan Tugas

Mengerjakan tugas nan diberikan guru akan membantu kita memahami materi pelajaran nan disampaikan. Latihan-latihan soal akan memberikan pemahaman buat bisa dikonstruksi menjadi pengetahuan nan kita kuasai. Jadi, jika ada tugas segera kerjakan, siapa tahu guru kita mengambil soal dari tugas-tugas nan diberikan.

3. Hindari Sistem Kebut Semalam

Menghafalkan materi pelajaran nan akan diujikan dalam waktu semalam tentu pekerjaan nan berat. Sebaiknya cara seperti ini segera tinggalkan sebab hanya akan ingat sesaat. Ingat! Tujuan kita belajar bukan hanya mengejar nilai melainkan mampu mengaplikasikan ilmu nan telah kita peroleh sehingga terasa khasiatnya dalam kehidupan.

4. Percaya Diri

Percayalah kepada diri sendiri bahwa kita mampu mengerjakan soal-soal test atau ulangan tanpa harus mencontek atau bertanya kepada teman. Kita perlu menumbuhkan keper­cayaan diri sebagai kapital keberhasilan kita selanjutnya. Rasa percaya diri kita akan tumbuh jika kita bersungguh-sungguh dalam belajar.

Hal lain nan harus dipahami bahwa test atau ulangan bermanfaat buat mengukur kemampuan dan pemahaman kita terhadap materi pelajaran. Alat ukur ini sangatlah krusial di dalam proses pembelajaran. Test atau ulangan bermanfaat bagi siswa juga bagi guru. Guru bisa mengevaluasi proses pembelajaran berdasarkan hasil tes atau ulangan nan dilakukan.



Perhatikan Cara Belajar buat Test nan Baik

Untuk dapat berhasil mengerjakan test dan mendapatkan hasil nan baik tidaklah instan. Anda setidaknya harus berusaha sebaik mungkin dengan menerapkan cara belajar nan efektif. Jika selama ini cara belajar Anda sudah efektif test bukanlah sesuatu nan harus ditakuti. Lalu bagaimana cara belajar nan efektif itu? Berikut bocorannya.

1. Tentukan Tujuan

Tujuan berkaitan dengan apa nan akan dicapai dalam hidup. Tanpa tujuan belajar nan jelas sama halnya dengan membuang waktu sia-sia, seperti seseorang nan terus berjalan tapi tak mengetahui sebenarnya ke mana harus pergi. Jadi, peran tujuan dalam belajar sangat krusial buat mengetahui apa nan ingin dicapai dalam proses belajar.

2. Tumbuhkan Motivasi

Kamus bahasa Indonesia (dalam Manzilatusifa 2008) mengatakan motivasi ialah dorongan nan timbul dalam diri seseorang secara sadar atau tak sadar buat melakukan tindakan, tujuan tertentu.

Menurut E. Kusmana Fachrudin (dalam Manzilatusifa 2008), motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi orisinil yaitu dorongan nan berasal dari diri seseorang dan motivasi protesis yaitu motivasi nan berasal dari luar kemudian menjadi dorongan diri seseorang baik secara sengaja maupun tak disengaja.

Berdasarkan klarifikasi di atas bisa disimpulkan bahwa motivasi ialah suatu dorongan dalam diri seseorang buat melakukan sesuatu dan motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi internal, yaitu nan berasal dari dalam diri sendiri serta motivasi eksternal, yaitu motivasi nan berasal dari luar diri sendiri. Interaksi motivasi dengan belajar sangatlah krusial sebab motivasi berperan sebagai pendorong buat belajar.

Menurut Pramuji Prabowo (2007) belajar tanpa motivasi bagaikan kendaraan bermotor tanpa bahan bakar, sehingga semewah apapun kendaraan tersebut tak akan dapat dijalankan tanpa adanya bahan bakar. Terdapat 2 faktor nan membuat seseorang dapattermotivasi buat belajar, yaitu:

  1. Motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk sebab pencerahan diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar buat mengembangkan dirinya dan bekal buat menjalani kehidupan.

  2. Motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu bisa berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya nan bisa memengaruhi psikolog is orang nan bersangkutan.

3. Tentukan Gaya Belajar

Setiap orang tentu memiliki gaya belajar nan berbeda-beda. Oleh sebab itu, kita harus mengenali gaya belajar masing-masing agar proses belajar akan menjadi efektif. Menurut DePorter (dalam Susanto 2006) ada tiga macam kapital belajar nan digunakan oleh seseorang dalam pembelajaran, pemrosesan informasi, dan komunikasi.

Setiap orang kesamaan menggunakan salah satu dari ketiga gaya belajar tersebut dalam proses pembelajaran dan terkadang ketiga gaya belajar tersebut saling mendukung. Menurut (Susanto 2006) gaya belajar ada tiga beserta ciri-cirinya yaitu :

a. Visual

Gaya visual merupakan gaya belajar nan lebih menggunakan indra penglihatan dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri seseorang memiliki gaya belajar visual yaitu:

  1. Lebih mudah mengingat dengan gambar.
  2. Memperhatikan segala sesuatu.
  3. Lebih suka membaca dari pada dibacakan.

b. Audiotorial

Gaya audiotorial belajar nan lebih menggunakan indra pendengaran dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri seseorang memiliki gaya belajar audiotorial yaitu:

  1. Lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan.
  2. Perhatian mudah terpecah.
  3. Memiliki pola berirama dalam berbicara.
  4. Melakukan obrolan di dalam hati maupun dengan bersuara.

c. Kinestetik

Gaya kinestetik ialah gaya belajar nan lebih menggunakan praktik dalam proses pembelajaran, seperti:

  1. Belajar sambil menunjuk tulisan saat membaca.
  2. Belajar sambil berjalan.
  3. Lebih mudah belajar dengan cara langsung mempraktekan.sendiri.

Menurut De Porter dan Hernacki (dalam Rapunspel F, 2007) cara mengetahui apakah gaya belajar ialah ketika mempelajari buku petunjuk penggunaan barang maka jika lebih mudah mengerti dengan cara membaca terlebih dahulu maka termasuk dalam gaya belajar visual.

Apabila lebih mengerti dengan cara mengutak-atiknya terlebih dahulu maka termasuk dalam gaya belajar kinestetik dan apabila lebih mengerti jika mendengar klarifikasi dari orang lain makan termasuk dalam gaya belajar audiotorial.

4. Buat Catatan – Catatan Kecil

Bagian-bagian krusial dari pelajaran di sekolah sebaiknya dicatat di kertas atau buku kecil, sehingga dapat dibaca kapanpu kita mau. Cara ini akan membentu mengingat dan sekaligus memudahkan jika ingin mengulang kembali. Tulis catatan-catatan kecil tersebut dengan kalimat Anda sendiri. Anda bisa menuliskannya kembali dalam bentuk apa saja.

Gambar, coretan, dan nan terbaik ialah catatan tertulis protesis tangan Anda sendiri. Setelah itu gunakan rona nan menarik pada gambar atau tulisan tangan Anda tersebut. Rona dapat berdampak otomatis dan kata-kata tersebut akan selalu menempel di mata dan ingatan Anda. Hal ini dapat mengefektifkan belajar dan membuat Anda terus mengingat materi nan sedang dipelajari.

Lalu susunlah hubungan-hubungan nan terjadi dari catatan-catatan kecil tersebut. Buatlah semacam kerangka nan menjelaskan dari awal sampai akhir. Cara ini akan membantu Anda buat memahami apa nan sudah dipelajari, dengan begitu otak akan terlatih buat menganalisis sebuah masalah.

5. Buat Kesimpulan

Baca ulang catatan pelajaran atau pun catatan kecil nan telah kamu susun, kemudian buatlah konklusi dengan kata-katamu sendiri. Dengan demikian kamu akan mendapakan inti dari holistik apa nan telah dipelajari.



Pelajari Materi nan Belum Dipahami

Pelajari materi nan paling sulit atau nan membosankan terlebih dahulu. Biasanya orang akan cenderung buat mengesampingkan sesuatu nan tak disukainya. Padahal, sering kali penyelesaian masalah tersebut membutuhkan energi intelektual nan lebih banyak.

Sebaiknya simpan pelajaran nan kamu sukai buat dipelajari belakangan sebagai hadiah setelah mempelajari bagian nan sulit. Jika sudah merasa mantap dengan pelajaran tersebut maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Kemudian pelajari kembali soal-soal nan salah dijawab.