Kisah Nabi Ibrahim as. Menjadi Kekasih Allah
Kisah nabi nabi pada dasarnya saling memiliki keterkaitan. Sebab kehadiran nabi nabi tersebut selalu melanjutkan tugas dan ajaran dari nabi nan terlebih dahulu ada sebelumnya. Demikian pula dengan Nabi Hud AS.
Nabi Hud merupakan nabi nan meneruskan kisah nabi nabi sebelumnya, di antaranya yakni Nuh AS. Umat nabi Nuh nan selamat dari bala menurunkan banyak manusia nan kemudian tersebar ke berbagai daerah. Penyebaran ini mengakibatkan banyak umat nan mulai melupakan ajaran Nabi Nuh, terkait dengan masalah tolong menolong dan saling mengormati antar sesama manusia.
Keimanan umat manusia pada masa itu menurun drastis. Banyak manusia nan mulai meninggalkan kebaikan dan menuju pada kehidupan nan penuh dengan kerusakan dan kemusyrikan. Diantaranya dengan kembali menyembah berhala-berhala dan melupakan menyembah Allah.
Kisah Nabi Hud AS
Selain kisah Nuh dengan kapalnya, kisah nabi nabi pun mengungkap tentang peristiwa nan dialami di jaman Nabi Hud AS. Nabi nan melanjutkan perjuangan Nabi Nuh ini diuji Allah melalui kesabarannya menghadapi kecongkakan kaum nan hayati pada saat itu.
Dalam perjalanan dakwahnya Hud diperintahkan Allah buat berdakwah pada kaum Aad nan terkenal akan kedurhakaannya. Mereka durhaka dan tak mau menyembah Allah sebab merasa bahwa harta melimpah dan kesuburan alam bukan berasal dari Allah. Namun mereka menganggap semua itu ialah hasil usaha mereka semata-mata.
Bahkan ketika kaum Aad diperingatkan oleh Nabi Hud buat kembali menyembah Allah, mereka mengatakan Hud ialah manusia bodoh. Akibatnya, Hud memohon pada Allah agar kaum tersebut diberikan peringatan atas kecongkakan mereka.
Atas do’a dari nabi Hud, Allah mengabulkan dengan memberikan kemarau nan berkepanjangan selama tiga tahun tanpa ada air sedikit pun. Namun hal ini tak mengurangi kecongkakan mereka. Akibatnya Allah menambah adzab nan lebih berat lagi yakni angin kencang selama tujuh malam dan delapan hari nan membinasakan binatang-binatang ternak di padang pasir.
Kisah Nabi Shalih
Setelah kaum Aad binasa, muncullah kaum Tsamud menghuni wilayah nan sebelumnya dikuasai oleh Kaum Aad. Mereka mengolah huma tandus tersebut hingga kembali subur. Namun kesuburan tersebut, lagi-lagi menjadikan kaum tersebut menjadi congkak dan enggan menyembah Allah.
Dan diutuslah Nabi Shalih AS buat mengingatkan kaum Tsamud agar menyembah Allah. Namun kaum Tsamud melecehkan ajakan tersebut, bahkan mereka meminta Nabi Shalih buat membuktikan kenabiannya.
Berdo’alah Nabi Shalih buat meminta mukjizat pada Allah, nan dipenuhi dengan diturunkannya seekor unta betina nan sangat gemuk dan sehat dan memiliki air susu nan tak pernah habis. Yang menakjubkan, unta tersebut muncul dari dalam gunung nan ada di luar kota Tsamud.
Alih-alih mempercayai kenabian Nabi Shalih, kaum Tsamud justru bertambah iri hingga mereka membunuh unta tersebut. Tujuannya, agar orang-orang nan menjadi pengikut Nabi Shalih berubah pikiran dan mengikuti kekafiran kaum Tsamud.
Nabi Shalih nan mengetahui hal ini, memperingatkan pada kaum Tsamud buat bertobat dan memberi waktu tiga hari pada mereka. Jika tak bertobat, maka akan didatangkan bala nan sangat dahsyat. Namun Kaum Tsamud justru menantang Nabi Shalih buat mempercepat datangnya bala tersebut.
Namun sebenarnya, Kaum Tsamud ini takut jika ancaman Nabi Shalih menjadi kenyataan. Akibatnya mereka berencana membunuh Nabi Shalih. Sayangnya, sebelum planning tersebut dilaksanakan datanglah bala gempa bumi dan petir nan teramat dahsyat nan menghancurkan Kaum Tsamud tersebut. Maka musnahlah Kaum Tsamud dan menjadi bagian dari kelompok nan menyepelekan kisah Nabi nabi sebelumnya, nan mengajak buat menyembah dan mengakui keesaan Allah semata.
Kisah Nabi Ibrahim as. Menjadi Kekasih Allah
Beberapa Nabi memiliki gelar khusus. Nabi Musa diberi gelar dengan kalimullah , sebab ia memiliki kesempatan berbicara dengan Allah. Nabi Muhammad Saw. diberi gelar dengan habibullah. Sedangkan Nabi Ibrahim as. digelar dengan khalilullah, yaitu kekasih Allah. Pernyataan ini termaktub di dalam al-Qur’an surat An-Nisa ayat 125. “… dan Allah memilih Ibrahim sebagai kekasih-Nya .
Menjadi pertanyaan bagaimana caranya Nabi Ibrahim as. menjadi kekasih Allah? Di dalam kitab Al-Munabbihatu Lil Isti’dadi Li Yaumil Ma’ad, syeikh Ibnu Hajar menjelaskan riwayat nan menyebabkan Nabi Ibrahim as. menjadi kekasih Allah.
“Datanglah seseorang menemui Nabi Ibrahim as, lalu bertanya, wahai Ibrahim apa menyebabkan dirimu diangkat menjadi kekasih Allah? Nabi Ibrahim as. menjawab, saya diangkat menjadi kekasih Allah sebab tiga perkara. Yaitu, pertama, saya lebih memilih perintah Allah daripada perintah lainnya; Kedua, saya tak pernah gundah gulana dengan apa nan ditetapkan Allah terhadap diriku; Ketiga, saya tak pernah makan siang dan makan malam kecuali bersama tamu.”
Bila dikaji di dalam sejarah, Nabi Ibrahim as. ialah sosok nabi nan selalu mendahulukan Allah daripada nan lainnya. Meski ujian, dan ada nan menggodanya buat tak melakukan ujian tersebut, namun tidak sedikitpun Nabi Ibrahim goyah. Inilah nan terjadi ketika ia diperintahkan oleh Allah buat menyembelih putra kesayangannya. Lalu datang setan menggangunya buat membatalkan niatnya melakukan apa nan diperintahkan Allah. Namun, tidak sedikit pun Nabi Ibrahim as. goyah. Ia lebih mendahulukan perintah Allah daripada perintah lainnya.
Kedua, Nabi Ibrahim as. memang tak pernah gundah gulana dengan apa nan telah ditetapkan Allah swt. Ketika diperintahkan oleh Allah meletakkannya anaknya di Mekah, di daerah nan tak ada air dan pepohonan. Namun tidak sedikitpun ada keraguan Nabi Ibrahim meninggalkan anak dan isterinya. Padahal, suku amaliqah, yaitu suku nan suka melakukan kegiatan kemah. Saat berada di Mekkah nan dalam kondisi padang tandus, mereka menyatakan tak akan mau lagi datang ke loka tersebut.
Nabi Ibrahim as. sangat konfiden bahwa Allah Swt. akan memberikan anak dan isterinya makan. Dan kenyataannya memang benar. Allah memberikan lebih dari sekedar makanan. Allah memberikan sumber mata air nan mulia. Yaitu, air zamzam. Air nan hingga kini bisa dinikmati oleh kita. Padahal, jeda antara kita dengan Nabi Ibrahim as. Namun, hingga kini air tersebut tetap jernih.
Air zamzam juga dapat membuat orang nan meminumnya kenyang. Dapat membuat orang nan meminumnya sembuh dari penyakit. Dan air zamzam memiliki kegunaan nan luar biasa. Sungguh, ini ialah hasil keyakinan Nabi Ibrahim as. bahwa Allah Swt. tak akan membiarkannya merana, baik dirinya maupun keluarganya.
Ketiga, Nabi Ibrahim as. selalu makan siang dan makan malam bersama tamunya. Di dalam kitab Nasha-ihul ‘Ibad disebutkan, bahwa buat mencari orang nan mau makan bersama, Nabi Ibrahim as. melakukan perjalanan hingga 3 mil. Sungguh perjuangan nan luar biasa. Maka, tidak mengherankan bila para malaikat sempat cemburu kepada Nabi Ibrahim as. Pasalnya, namanya selalu disebut-sebut Allah Swt di hadapan mereka.
Hingga akhirnya, dua malaikat datang menemui Allah dan meminta izin buat turun ke bumi menyaksikan apa nan dilakukan Nabi Ibrahim as. hingga Allah begitu memujinya. Setelah berjumpa dengan Nabi Ibrahim as. nan sedang mencari orang nan ingin makan siang bersama, maka kedua malaikat tersebut diajak Nabi Ibrahim as. ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, sudah tersedia makanan nan nikmat di meja hidangan Nabi Ibrahim as. Lalu ia mengajak orang nan dibawanya ke rumahnya buat makan. Ketika sedang makan, Nabi Ibrahim terkejut, sebab dua orang nan dibawanya tak menyentuh sedikitpun nan disediakannya.
Lalu Nabi Ibrahim as. bertanya, “Wahai dua sahabatku, kenapa kalian tak memakan makanan nan kuhidangkan? Apa kalian tak suka? Ataukah perlu saya ganti dengan menu baru. Lalu dua orang nan berwujud manusia berkata, “Hai Ibrahim! Kami ini ialah malaikat. Kami tak memiliki nafsu.
“Lalu buat apa kalian datang menemuiku?” pangkas Nabi Ibrahim as.
“Kami turun ke bumi ingin melihat apa nan kau kerjakan hingga dipuji-puji Allah. Ternyata, salah satunya ialah kau selalu makan bersama tamu. Inilah amal nan tidak dapat kami lakukan, maka pantas bila Allah memujimu. Inilah kelebihan manusia dibandingkan malaikat,” jawab Malaikat.
Dari sini bisa dipahami, buat menjadi kekasih Allah perlu iman dan perbuatan baik. Iman ialah percaya bahwa Allah akan menjamin rezeki kita. Allah memang menyuruh kita buat lebih mendahulukan ibadah kepada-Nya dibandingkan nan lain.
Maka dari itu, cukup banyak nan kita ambil pelajaran dari kisah nabi-nabi . Belajar dari mereka ialah nan utama. Karena ujian setiap nabi sungguh luar biasa. Bila kita bisa ujian, cobalah buat belajar dari kisah para nabi dalam mengarungi hidup.