Komite Riset Nasional AS (NRC), setelah melakukan riset bertahun-tahun, memberikan sebuah pandangan mengenai adanya kehidupan di luar angkasa nan ganjil. Dalam laporannya, mereka menuturkan bahwa ada kehidupan di luar angkasa nan berbeda dengan kehidupa

Komite Riset Nasional AS (NRC), setelah melakukan riset bertahun-tahun, memberikan sebuah pandangan mengenai adanya kehidupan di luar angkasa nan ganjil. Dalam laporannya, mereka menuturkan bahwa ada kehidupan di luar angkasa nan berbeda dengan kehidupa

Pertanyaan mengenai kehidupan di luar angkasa hingga kini masih dalam pembuktian. Pernyataan Stephen Hawking, seorang pakar fisika, makin menguatkan manusia buat terus mencari kehidupan lain di luar angkasa. Stephen Hawking pernah memperingatkan agar manusia segera mencari kehidupan di luar angkasa . Hawking berpendapat bahwa bumi akan segera mengalami kepunahan.



Kehidupan di Luar Angkasa - Impian Terbesar Manusia

Mencari kehidupan di luar angkasa menjadi impian terbesar manusia. Manusia tidak pernah berhenti bertualang mencari kehidupan di luar angkasa. Rasanya, mustahil manusia menjelajahi semesta nan sepertinya tidak terbatas itu. Namun, alam semesta nan luas dan membutuhkan jutaan tahun cahaya buat melintasinya tak menyurutkan impian besar tersebut. Manusia tetap berkeyakinan bahwa kehidupan di luar angkasa memang ada.

Kehidupan di luar angkasa mungkin memang ada. Namun, pastinya mereka berada di sisi lain alam semesta. Dapat jadi mereka juga tak tinggal di sebuah planet seperti bumi nan memiliki kondisi dan mengandung unsur-unsur kimia penunjang kehidupan. Stephen Hawking mengatakan bahwa mungkin saja kehidupan di luar angkasa itu memang ada, tetapi keberadaannya di luar khayalan dan pengetahuan kita.

Selama ini, manusia selalu menggunakan cara pandang kehidupan bumi buat menyelidiki bentuk kehidupan di luar angkasa. Para peneliti selalu beranggapan bahwa adanya asam amino dan air merupakan kunci terselenggaranya kehidupan di luar angkasa. Padahal, dapat saja makhluk-makhluk nan hayati di angkasa luar itu mempunyai cara hayati berbeda dengan makhluk di bumi.



Kehidupan di Luar Angkasa Ganjil

Komite Riset Nasional AS (NRC), setelah melakukan riset bertahun-tahun, memberikan sebuah pandangan mengenai adanya kehidupan di luar angkasa nan ganjil. Dalam laporannya, mereka menuturkan bahwa ada kehidupan di luar angkasa nan berbeda dengan kehidupan di bumi. Mereka menyatakan bahwa di atas bumi nan tak mengandung air tapi kaya kandungan metana atau air ammonia mungkin juga terdapat kehidupan.

Akan tetapi, kehidupan di luar angkasa itu bentuknya mungkin tak memiliki susunan DNA atau organisme dengan molekul lain. Dalam kehidupan bumi, unsur fosfor merupakan dasar persenyawaan DNA, sedangkan di luar angkasa unsur arsenic mungkin menjadi dasar DNA kehidupan. Pernyataan ini menyanggah penelitian makhluk luar angkasa di masa lalu nan selalu beranggapan bahwa "mereka" mungkin mirip dengan kita.



Kehidupan di Luar Angkasa - Inovasi Planet Mirip Bumi

Ditemukannya planet lain nan mirip bumi oleh para pakar astronomi merupakan warta paling menggemparkan global astronomi. Hal ini makin merperkuat keyakinan adanya kehidupan di luar angkasa. Planet tersebut mengorbit bintang Gliese 581, terletak pada 20,5 tahun cahaya pada gugus bintang Libra. Para ilmuwan menamainya super earth (bumi super).

Planet tersebut disinyalir memiliki permukaan nan tertutup air. Para peneliti mengatakan suhu hangat dan nyaman di planet tersebut menunjukkan bahwa planet itu diisi air. Secara teoretis, adanya air di sana merupakan bukti makhluk dapat mempertahankan kehidupan. Radius planet tersebut hanya 1,5 kali radius bumi. Mereka memprediksi pada planet ini terdapat permukaan berbukit diselimuti lautan seperti di bumi.



Kehidupan di Luar Angkasa - Penelitian NASA

NASA pernah meluncurkan satelit mini bernama O/Oreos buat mempelajari bagaimana sumber kehidupan dapat berlangsung di jagat raya. O/Oreos ialah singkatan dari Organism/Organis Exposure to Orbital Stresses .

Satelit ini memiliki dua tugas eksperimen. Pertama, ia akan mempelajari pertumbuhan, kesehatan, dan adaptabilitas mikroorganisme nan hayati di lingkungan asing. Kedua, memantau perkembangan molekul organik tersebut setelah terekspos kondisi luar angkasa. Setelah penelitian itu, terbukti ada beberapa mikroba nan masih bertahan hayati di luar angkasa.

Mikhael Miya, seorang senior biologi nan juga merancang penyelidikan Mars, membuat simpulan dalam laporannya bahwa hasil penyelidikan komite dengan jelas menunjukkan kehidupan makhluk luar angkasa dengan bentuk kehidupan nan tak sama itu mungkin eksis di sana.

Desember 2004, pesawat penjelajah Cassini mendarat di Titan. Titan merupakan satelit terbesar di Saturnus. Pada permukaan Titan, ditemukan permukaan tanah nan mengalami pelapukan dan terkikis. Di sana, terkadang turun hujan metana. Pesawat Cassini setelah berputar mengelilingi Saturnus menemukan beberapa danau besar nan dipenuhi cairan metana atau kutub utara Titan.

Para ilmuwan kemudian meyakini bahwa di Titan ada kehidupan dan kita dapat berpijak (hidup) di Titan. Kehidupan di luar angkasa tersebut dipastikan sangat berbeda. Fungsi organnya dalam kelangsungan hayati mereka niscaya akan sangat jauh berbeda dengan organ kehidupan di bumi.

Prof. Geornason Ronini, pakar fisika dan pengetahuan planet dari Universitas Arizona, pernah mengatakan bahwa alam semesta ini telah memperlihatkan keanekaragaman nan menakjubkan manusia. Khayalan manusia sepertinya tak akan cukup buat merenungkan mengenai kehidupan di luar angkasa nan ganjil.



Manusia Akan Punah Jika Tidak Mancari Kehidupan di Luar Angkasa?

Astrofisikawan ternama, Stephen Hawking kembali menghebohkan dengan pernyataannya. Ia risi manusia akan mengahdapi bahaya besar dan harus mencari kehidupan di luar angkasa jika ingin bertahan hidup.

Stephen Hawking juga menambahkan bahwa ancaman terhadap keberadaan umat manusia seperti perang, sumber daya alam nan kian menipis, dan populasi nan membengkak, ialah sebuah risiko besar sehingga kita semua harus mencari kehidupan di luar angkasa. Manusia cukup sulit buat terhindar dari bala dalam seratus tahun nan akan datang. Satu-satunya cara buat bisa hayati dalam jangka panjang yaitu jangan hanya menetap di bumi, tetapi carilah kehidupan di luar angkasa.

Inilah alasan Profesor Stephen Hawking mendukung misi penerbangan ruang angkasa buat meneiliti kehidupan di luar angkasa. Walaupun pada sebelumnya atau pada awal 2011, ia mengatakan bahwa ekplorasi kehidupan di luar angkasa mungkin tak seratus persen terhindar dari risiko.

Profesor Hawking juga mengingatkan manusia agar berhati-hati melakukan kontak dengan bentuk-bentuk kehidupan asing, seperti kehidupan di luar angkasa sebab mereka dapat saja tak ramah dengan kita. Tapi, selama manusia tetap hayati dan beraktivitas di galaksinya sendiri serta menghindari saling menghancurkan diri sendiri, dipastikan akan tetap aman.

Menanggapi pernyataan Hawking tentang kehidupan di luar angkasa, seorang astrofisikawan dari Universitas Michigan menyebutkan bintang paling dekat dengan bumi jaraknya ialah 4,2 tahun cahaya. Artinya, waktu nan ditempuh buat sampai ke sana ialah sekitar 50.000 tahun dengan menggunakan ilmu roket nan ada saat ini.



Tempat nan Berpotensi Dijadikan Kehidupan di Luar Angkasa

1. Planet Mars

Planet ini memang sudah diketahui banyak orang sebagai sasaran buat loka kehidupan di luar angkasa. Mars memiliki permukaan nan gersang dan tandus sehingga membuat para ilmuwan mencari bentuk kehidupan di luar angkasa nan lebih sederhana daripada mencari bentuk kehidupan nan bersifat kompleks.



2. Europa

Europa ialah salah satu bulan (satelit) planet Jupiter dan dijadikan juga sebagai objek studi ilmiah buat kehidupan di luar angkasa bagi manusia. Europa dianggap sebagai loka tinggal mikroorganisme sederhana dan diyakini sebagai bentuk kehidupan nan kompleks. Di bawah permukaan Europa terdapat lautan nan mengandung oksigen. Namun, belum ada bukti konkret nan menegaskan adanya bahari bawah tanah di sana.