Bentuk Pendidikan Lingkungan Hidup

Bentuk Pendidikan Lingkungan Hidup

Pentingkah diberikan pendidikan lingkungan hidup? Apa latar belakang dan manfaatnya? Mari kita cermati kondisi ini. Bumi merupakan planet loka tinggal manusia dan berbagai makhluk hayati lainnya. Bumi telah ada sejak miliaran tahun nan lalu. Sejak itu, bumi terus mengalami perubahan alam. Perubahan nan terjadi pada bumi bisa disebabkan oleh konvoi bumi itu sendiri, pengaruh lingkungan luar angkasa, dan pengaruh gaya hayati manusia.

Pengaruh nan diberikan manusia terhadap bumi bisa dilakukan melalui gaya hayati manusia terhadap lingkungannya nan sering kita sebut dengan lingkungan hidup. Agar gaya hayati manusia tak menyebabkan kerusakan bumi, dibutuhkan adanya pendidikan lingkungan hidup. Dengan pendidikan ini, manusia bisa belajar buat menjaga lingkungannya sehingga bisa menjaga bumi dari ancaman kerusakan.

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Panduan Generik Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hayati ialah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hayati termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya nan melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hayati lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hayati sangat dekat dengan kehidupan manusia dan saling memengaruhi.

Pendidikan lingkungan hayati krusial diberikan agar manusia bisa menjaga dengan baik lingkungan hayati mereka. Dengan begitu, lingkungan hayati pun akan memberikan kegunaan nan baik bagi manusia.

Perubahan kondisi iklim, kenaikan suhu nan menjadi pemanasan global, dan bala alam nan terjadi sebab tindakan manusia merupakan dampak nan ditimbulkan sebab tak dijaganya lingkungan hayati dari kerusakan. Aktivitas manusia merupakan faktor primer dalam kerusakan lingkungan hidup.

Sejak bumi mengalami perubahan iklim dan terjadinya pemanasan global, pemimpin-peminpin negara di global mengadakan rendezvous mengenai perubahan iklim. Melalui rendezvous ini, para pemimpin negara berupaya mencari solusi buat memperbaiki kondisi lingkungan hayati nan mengalami kerusakan dan persiapan menghadapi perubahan iklim.

Pertemuan ini merupakan wujud pencerahan para pemimpin global bahwa kerusakan lingkungan hayati tak bisa dibiarkan berlangsung secara terus-menerus. Sine qua non upaya konkret nan dilakukan buat menyelamatkan bumi dari kerusakan. Dengan pencerahan tersebut, pendidikan lingkungan hayati dianggap perlu buat diberikan kepada para siswa agar mereka sebagai generasi penerus bangsa memahami cara menjaga lingkungan hayati buat kehidupan nan lebih baik.



Ancaman Kerusakan Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan hayati bisa terjadi sebab konvoi alami bumi, peristiwa alam, atau sebab ulah manusia. Kerusakan lingkungan sebab peristiwa alam ialah seperti gempa bumi, badai topan, dan letusan gunung berapi. Kerusakan lingkungan hayati sebab peristiwa alam bisa diperbaiki, tapi sulit buat dicegah. Sementara, kerusakan lingkungan hayati oleh manusia bisa dicegah melalui pendidikan.

Ancaman kerusakan nan dilakukan oleh manusia ialah sebagai berikut.



  1. Banjir

Banjir nan mengancam kota-kota besar maupun desa-desa ketika musim penghujan disebabkan oleh berkurangnya lahan-lahan nan memiliki daya serap air nan tinggi. Hal ini terjadi sebab manusia sering melakukan penebangan pohon, membuang sampah di genre sungai, dan membangun rumah-rumah atau bangunan lainnya tanpa memperhatikan sistem pembuangan airnya.



  1. Pencemaran

Pencemaran bisa terjadi pada udara, air, dan tanah. Pencemaran merupakan kerusakan lingkungan hayati nan dilakukan manusia dan mengakibatkan kondisi udara, air, dan tanah nan sehat menjadi tak sehat. Pencemaran ini disebabkan oleh pembuangan limbah pabrik, pembuangan sampah rumah tangga, penggunaan kendaraan bermotor, dan sebagainya. Pencemaran lingkungan hayati ini berdampak pada memburuknya kesehatan manusia dan makhluk hayati lainnya.



  1. Tanah Longsor

Bencana tanah longsor telah banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Bala ini disebabkan oleh penggundulan hutan sehingga tanah tak lagi bisa menyerap hujan sehingga menimbulkan longsor. Hutan-hutan beralih fungsi menjadi bangunan-bangunan atau perumahan nan tak bisa menyerap air.



  1. Kepunahan Flora dan Fauna

Perubahan lingkungan hayati berdampak juga bagi makhluk hayati lain di bumi, seperti tumbuhan dan hewan. Hutan sebagai habitat mereka telah digunduli oleh manusia. Hal ini tentu menyebabkan mereka kehilangan rumah sehingga tak mampu lagi bertahan hayati dan akhirnya menjadi punah. Banyaknya tumbuhan dan hewan nan mendekati kepunahan bisa menggangu ekosistem dan ekuilibrium alam.

Dengan melihat berbagai ancaman kerusakan lingkungan hayati nan dilakukan oleh manusia, pendidikan lingkungan hidup berperan krusial buat mencegah kerusakan tersebut terjadi lebih parah. Pendidikan ini akan membangun pencerahan bahwa kerusakan lingkungan hayati disebabkan oleh manusia dan bisa dicegah oleh manusia. Pencegahan kerusakan ini bertujuan agar akibat kerusakan lingkungan hayati nan ditimbulkan bisa diminimalisasi.



Bentuk Pendidikan Lingkungan Hidup

Sebagai upaya buat menyelamatkan bumi dari kerusakan, pendidikan lingkungan hayati bisa dilakukan dengan berbagai bentuk. Selain mengacu pada ancaman kerusakan lingkungan hidup, bentuknya juga disesuaikan dengan unsur-unsur lingkungan hayati nan mencakup unsur-unsur berikut.



1. Unsur Hayati

Unsur hidup atau nan dikenal juga dengan unsur biotik merupakan unsur lingkungan hayati nan terdiri atas makhluk hayati seperti tumbuhan, hewan, manusia, mikroba, dan sebagainya



2. Unsur Fisik

Unsur fisik disebut juga unsur abiotik. Unsur ini mencakup benda-benda tak hayati nan memenuhi lingkungan, seperti air, udara, dan tanah.

Bentuk pendidikan nan bisa dilakukan berdasarkan kedua unsur lingkungan hayati dan ancaman kerusakan lingkungan hayati ialah sebagai berikut.



1. Mengenal Alam Lingkungan

Pendidikan lingkungan hayati dengan cara mengenal alam lingkungan bisa dilakukan dengan mengunjungi suatu loka dengan kondisi alam nan masih terjaga baik dan kondisi alam nan telah mengalami kerusakan. Dengan mengunjungi kedua loka tersebut, peserta didik diharapkan bisa membandingkan mana nan lebih baik, kondisi alam nan terjaga kelestariannya atau kondisi alam nan rusak sebab ulah manusia.

Tentunya, kondisi lingkungan nan terjaga kelestariannya akan menjadi pilihan. Maka, pendidikan lingkungan hayati bisa mengajarkan bahwa kita bisa berperan menjaga kelestarian lingkungan bersama-sama.



2. Mengenal Bumi

Pendidikan lingkungan hayati dengan cara mengenal bumi bisa dilakukan dengan memberikan materi atau pengetahuan tentang:

  1. terbentuknya bumi,

  2. proses bumi menjadi planet nan ditinggali makhluk hidup,

  3. karakteristik bumi,

  4. kekayaan nan dimiliki bumi,

  5. kerusakan nan bisa mengancam, serta

  6. cara menjaga bumi dari kerusakan.

Bentuk pendidikan lingkungan dengan cara ini bisa diberikan di kelas dengan menggunakan kelengkapan, seperti video pembentukan bumi atau gambar-gambar mengenai perkembangan bumi sebagai visualisasi bagi peserta didik.



3. Praktik Penghijauan

Pendidikan lingkungan hayati juga bisa diberikan dengan cara mengajak peserta didik berpartisipasi dalam penghijauan. Dengan cara ini, mereka akan merasakan asyiknya menjaga kelestarian alam sekaligus mengetahui manfaatnya. Cara ini bisa dilakukan dengan melakukan penanaman pohon di lahan-lahan nan gersang atau di kawasan pantai dengan menanam mangrove. Praktik penghijauan ini termasuk juga dengan merawat tanaman-tanaman tersebut.



4. Praktik Pengelolaan Sampah

Sampah telah lama menjadi permasalahan nan sangat mengganggu kebersihan lingkungan. Pendidikan lingkungan hayati bisa dilakukan dengan cara belajar mengelola sampah. Pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan memilah sampah secara sederhana antara sampah organik dan nonorganik. Pemilahan sampah ini bisa dilakukan oleh peserta didik di lingkungan sekolah dan di lingkungan rumah mereka.

Pendidikan lingkungan hidup nan bisa dilakukan dengan berbagai bentuk tetap mengarah pada tujuan nan sama, yaitu menjaga bumi dari ancaman kerusakan. Pencerahan bahwa bumi dan kelestarian lingkungannya harus dijaga menjadi hal nan paling primer agar pendidikan ini tak hanya menjadi formalitas, tapi menjadi pelajaran nan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.