Meterial Penyusun Tembok Besar Cina
Tembok Cina atau biasa disebut Tembok Besar Cina merupakan salah satu keajaiban dunia. Selain itu, Tembok Besar Cina pun menjadi ikon pariwisata negeri Tirai Bambu, Cina. Karena termasuk keajaiban dunia, Tembok Besar Cina masuk ke dalam situs warisan UNESCO. Tembok Besar Cina pun menjadi bangunan terpanjang nan pernah dibuat manusia.
Pada awal pembangunannya, Tembok Cina merupakan kumpulan tembok-tembok pendek nan dibangun mengikuti bentuk pegunungan nan menjadi landscape -nya. Pembangunan Tembok Besar Cina berakhir pada masa Dinasti Ming. Pada April 2009, Pemerintah Republik Rakyat Cina mengumumkan bahwa tembok Cina nan dibangun sejak masa Dinasti Ming ini memiliki panjang 8.851 km.
Pembangunan Tembok Besar Cina ini diklaim sebagai bagian terpenting dalam sejarah perkembangan arsitektur bangsa Cina. Menurut sejarah, ada beberapa tujuan pembangunan The Great Wall ini, seperti buat membatasi wilayah-wilayah perkotaan dan perumahan, sebagai benteng pertahanan, penanda perbatasan, dan sebagai jalur komunikasi buat menyampaikan pesan.
Berdasarkan pada bukti-bukti tertulis nan sukses dikumpulkan, pada dasarnya, Tembok Cina dibangun oleh beberapa dinasti, yaitu Dinasti Ming, Dinasti Qin, dan Dinasati Han. Namun, sebagian besar konstruksi The Great Wall dibangun pada masa Dinasti Ming. Pembangunan Tembok Besar Cina ini terbentang dari dataran rendah hingga dataran tinggi.
Karena bentuknya nan memanjang dan membelah pegunungan, tembok Cina diklaim dapat dilihat dari ruang angkasa. Pernyataan itu keluar dari seorang astronot berkebangsaan Cina. Namun, pernyataan itu masih menjadi perdebatan. Kabar terbaru dari NASA menyatakan bahwa pernyataan itu keliru. NASA menyatakan bahwa Tembok Besar Cina hampir tak terlihat dari dalam kapsul pesawat antariksa sehingga tak mungkin dapat dilihat dengan mata telanjang dari bulan.
Pembangunan Tembok Cina dari Dinasti ke Dinasti
Pembangunan The Great Wall ini berlangsung sangat lama. Pembangunan tembok besar ini dilakukan sejak kekuasaan Dinasti Qin hingga masa kekuasaan Dinasti Ming .
1. Pembangunan Tembok Besar Cina pada Masa Dinasti Qin
Sebelum masa kekuasaan Dinasti Qin, proses pembangunan Tembok Besar Cina diawali pada 722 SM hingga 481 SM. Tujuan primer dari pembangunan tembok besar ini ialah buat menghalangi agresi musuh dan suku-suku nan berasal dari kawasan Cina bagian utara. Menurut catatan sejarah Tembok besa Cina, negeri-negeri di dataran Cina nan ikut andil dalam pembangunan konstruksi tembok besar ini antara lain negeri Chu, negeri Qi, negeri Yan, negeri Wei, dan negeri Zhao. Dalam periode selanjutnya, pembangunan ikon pariwisata Cina ini semakin bertambah panjangnya dan mengalami pemugaran dan modifikasi.
2. Pembangunan Tembok Besar Cina pada Masa Dinasti Han
Pada 127 SM, saat Dinasti Han berkuasa, kaisar Han Wudi melakukan renovasi dan melakukan pembangunan kembali bagian-bagian Tembok Besar Cina. Pembangunan kembali Tembok Cina ini dilakukan selama 20 tahun. Dalam pembangunan nan dilakukan pada masa Dinasti Han ini, panjang Tembok Besar Cina bertambah sehingga secara holistik panjangnya menjadi 1000 km.
Pada awal masa Dinasti Han, tembok raksasa ini difungsikan buat melindungi kawasan barat dari bangsa Hun nan mengancam keberadaan penduduk Cina. Setelah pengaruh Hun mulai melemah, pembangunan tembok tak dilanjutkan. Selanjutnya, pada tahun 39 SM, atas perintah Guang Wudi, Jenderal Ma Cheng kembali memulai pembangunan tembok besar tersebut. Saat itu, bangsa Hun terpecah belah menjadi 2 bagian, yaitu bagian utara dan selatan. Bangsa Hun utara sukses ditaklukan oleh Dinasti Han, sedangkan bagian selatan berdamai dengan Dinasti Han. Seiring berjalannya waktu, di bawah Dinasti Han, Cina memiliki kekuatan militer nan besar. Namun, hal ini membuat pembangunan Tembok Besar Cina menjadi tersendat.
3. Pembangunan Tembok Besar Cina pada Masa Dinasti Ming
Setelah menaklukkan bangsa Mongol, Cina berada di bawah kekuasaan Dinasti Ming. Dinasti Ming berkuasa pada periode 1368 hingga 1644. Pada masa kekuasaan Dinasti Ming, pembangunan Tembok Besar Cina dilakukan kembali. Pada masa itu, Tembok Besar Cina dibagi menjadi 9 distrik militer. Kesembilan distrik militer ini dilengkapi dengan benteng-benteng pertahanan dan pintu gerbang buat mengawasi daerah perbatasan.
Pada masa Dinasti Ming, di atas Tembok Besar Cina dibangun jalan nan berfungsi sebagai jalur transportasi. Di bagian timur tembok besar, terdapat pintu gerbang nan bernama shanhaiguan . Sementara itu, di bagian barat terdapat pintu gerbang nan dinamakan jiayuguan .
Arsitektur Tembok Besar Cina
Arsitektur Tembok Cina terdiri dari menara suar, pintu gerbang, dan tembok. Berbicara tentang menara suar, menara ini berfungsi sebagai loka menyampaikan pesan militer dengan cara membuat asap pada siang hari dan barah pada malam hari. Tanda adanya asap atau barah itu buat memberitahukan adanya telatah musuh. Menara suar merupakanbagian terpenting dari Tembok Besar Cina.
Struktur menara suar ini dibuat pada tiap bagian tembok besar dengan menggunakan bahan material lokal. Bentuk menara suar pun bervariasi, mulai dari bulat, lonjong, dan persegi. Menara suar nan ada di Tembok Besar Cina ini terdiri dari 3 jenis, yaitu menara suar nan dibangun di atas tembok, di dalam tembok, dan terpisah dengan tembok.
Struktur nan tidak kalah pentingnya ialah pintu gerbang atau biasa disebut dengan celah. Pintu gerbang ini memiliki fungsi sebagai benteng. Pintu gerbang atau celah ini berada di beberapa titik strategis. Berikut ini susunan pintu gerbang atau celah nan ada di Tembok Besar Cina.
- Chengqiang atau tembok pertahanan. Tembok pertahanan ini memiliki tinggi maksimal 10 meter. Bagian luarnya terbuat dari batu bata besar atau batu granit, sedangkan bagian dalamnya terbuat dari tanah kuningb atau campuran batu kerikil. Bagian atas tembok bisa dilalui kuda. Sementara itu, di sisi tembok terdapat tembok pelindung nan berbentuk persegi sebagai loka mengawasi dan berlindung.
- Chenglou atau menara gerbang. Bagian ini berfungsi sebagai loka keluarnya pasukan saat melakukan penyerangan. Selain itu, menara gerbang ini merupakan loka keluar masuk menuju perbatasan.
- Wangcheng atau tembok kecil di luar tembok besar. Wangcheng ini memiliki fungsi sebagai pelindung pintu gerbang.
- Loucheng atau tembok kedua nan melindungi wangcheng .
- Parit atau saluran air nan berfungsi buat memperlambat konvoi musuh.
Bagian terpenting lainnya dalah tembok. Tembok merupakan struktur primer dari Tembok Besar Cina. Tembok ini memiliki fungsi buat menghubungkan menara suar, menara pengintai, dan pintu gerbang sehingga membentuk sebuah garis pertahanan. Ketinggian tembok bergantung pada struktur tanah atau datarannya. Pada daerah nan strategis, tembok dibangun lebih tinggi. Sementara pada daerah pegunungan atau permukaannya tak rata, tembok dibuat serendah mungkin. Rata-rata tinggi tembok pada Tembok Besar Cina sekitar 23 hingga 26 kaki.
Meterial Penyusun Tembok Besar Cina
Dari dinasti ke dinasti, material penyusun Tembok Besar Cina berbeda-beda. Sebelum batu bata ditemukan, pembangunan tembok besar ini menggunakan tanah, batu, dan kayu. Pada saat itu, pembangunan tembok pertahanan ini dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan nan ada. Saat pembangunan tembok mencapai daerah gunung, batuan gunung pun digunakan sebagai materialnya.
Seiring perkembangan zaman, teknologi pembangunan tembok besar pun semakin maju. Pada masa Dinasti Ming, batu bata berkualitas mulai diproduksi. Penggunaan batu bata ini dinilai lebih efektif dan tahan beban, sedangkan batu digunakan buat pondasinya. Sementara itu, adukan nan berasal dari batu kapur dan beras ketan digunakan sebagai semennya.
Nah, itulah sejarah Tembok Cina, salah satu keajaiban nan ada di dunia. Semoga klarifikasi Tembok Besar Cina ini bermanfaat bagi Anda.