Doa Qunut Umar bin Khattab

Doa Qunut Umar bin Khattab

Hingga kini, disparitas dalam memandang apakah doa qunut boleh dibaca atau tidak, masih juga menjadi bahasan di tengah masyarakat. Namun, sekarang orang-orang sudah mulai tak terlalu tegang hingga urat leher hampir keluar ketika ada pembahasan tentang qunut ini. Mereka lebih toleransi dan tak mencampuri apa nan menjadi pemahaman masing-masing. Dalam mazhab Syafi’I disunnahkan membaca doa qunut, tepatnya pada shalat subuh di rakaat kedua. Meskipun ia masbuq (orang nan baru menjadi makmum saat imam sudah memasuki rakaat kedua). Bagaimana pula jika belum hapal doa qunut? Maka boleh dengan membaca doa qunut dan artinya , tapi tak dilafalkan keras alias dalam hati saja. Intinya tetap baca doa qunut, meski hanya artinya nan dibaca di hati.



Perbedaan Itu

Lalu adakah ketentuan membaca doa qunut tertentu? Bila belajar dari tata cara shalat para sahabat Rasulullah SAW. tak ada kekhususan harus membaca doa nan diajarkan Rasulullah. Alasannya sebab qunut sendiri maknanya ialah doa. Bila dilihat dari cara Umar bin Khattab shalat, ia juga memiliki doa qunut sendiri. Bagi orang awam, mereka sering kali hanya mengikuti apa nan dilakukan oleh pemimpinnya. Mereka juga terkadang mengikuti apa nan telah diajarkan ketika mereka masih kecil.

Qunut ini telah menjadi satu perdebatan dari sejak dahulu, terutama oleh orang-orang nan tergabung dalam NU dan Muhammadiyah. Kalau dahulu, orang-orang NU nan menggunakan qunut, sering terlihat tegang kalau berbicara tentang qunut. Orang Muhammadiyah nan tak menggunakan qunut dalam sholatnya, juga bersungut-sungut. Bahkan ada orangtua nan melarang anaknya buat berhubungan dengan orang-orang nan tak sepaham terutama tentang doa qunut ini. Mereka akan terlihat tak sejutu anak perempuannya menikah dengan orang nan tak mengamalkan doa qunut.

Ketika melaksanakan sholat tarawih pun, orang-orang nan memahami bahwa qunut itu harus dibaca, maka ia akan membaca qunut di rakaat terakhir sholat witir terutama setelah Ramadhan memasuki pertengahan bulan. Kalau dahulu, disparitas ini sangat ditonjolkan. Sekarang, tak ada lagi saling mengejek dan saling menghina dengan mengatakan kalau pendapatnyalah nan paling benar. Penghargaan dan saling menghormati menjadi satu hal nan sangat dipahami. Beda dengan orang-orang nan tergabung dalam Islam syiah dan Islam Ahmadiyah. Kedua genre ini tak dianggap Islam. Oleh sebab itu, mereka seperti dimusuhi. Bahkan di Sampang, Madura, penagnut Syiah ini dihakimi dan dibunuh. Peristiwa nan terjadi di tengah kemeriahan Idul Fitri itu membuat banyak orang miris.

Begitu besar satu disparitas nan menyangkut satu keyakinan sehingga nyawa pun menjadi taruhannya. Hal ini cukup memprihatiknkan. Jalur diskusi tak dipakai lagi. Masyarakat lebih cenderung menggunakan cara mereka sendiri. Negara memang harus tegas agar tak ada korban lagi nan jatuh. Kalau pemerintah tak tegas, maka masing-masing kelompok nan bertikai akan menjadikan diri mereka berada dalam gelangkang nan setiap orang bersedia wafat demi apa nan dianggapnya benar.

Kalau telah memasuki jalur berdakwah, maka apa nan menjadi kenyataan di masyarakat itu, patut diketahui. Dengan mengetahuinya, sang pendakwah dapat mendamaikan kedua kelompok. Karena seringnya tentang qunut ini dibahas, orang mulai menyadari bahwa begitu banyak disparitas nan hanya akan merusak. Disparitas itu akan menjadi kegunaan dan tak akan mempengaruhi kehidupan kalau dilihat dari kacamata orang nan mengatakan disparitas ialah bumbu kehidupan.

Masyarakat lebih bertoleransi. Bagi mereka nan krusial sholat. Kalau ada perbedaan, hal ini wajar. Ajarkan pada anak buat bersikap adil kepada semua orang. Bersikap adil ini termasuk mengakui adanya disparitas dan tak menjadikan disparitas sebagai tameng atau sebagai satu hal harus dibesar-besarkan. Cukup dengan membiarkan orang lain nan terus memahami kalau qunut ini ialah salah satu hal nan harus diucapkan ketika sholat Shubuh dan tarawih. Dengan bersikap biasa saja dan tak terlalu mempermasalahkannya, maka kehidupan beragama ini akan semakin indah.



Apa nan Dilakukan Oleh Orang nan Tidak Membaca Qunut?

Imam Syafii ternyata pernah bertanda ke rumah orang nan tak menggunakan qunut. Ketika sang tuan rumah menjadi imam dan tak qunut, Imam Syafii pun tak membaca qunut. Sebaliknya, ketika imam Syafii nan didapuk menjadi imam, ia membaca doa qunut dan orang-orang nan menjadi makmumnya cukup diam saja dan tak mengangkat tangan mereka. Indahnya disparitas itu memang harus diajarkan dengan hati nan lapang dan tak dengan hati nan penuh curiga.

Doa qunut dan artinya sebenarnya sangat indah. Ada nan berpendapat bahwa Rasulullah membaca doa qunut itu ketika dalam keadaan nan genting atau ketika sedang berada di bawah ancaman musuh. Ketika tak berada dalam keadan terdesak, Rasulullah tak menggunakan qunut lagi. Karena zaman sekarang keadaan kondusif sentosa, maka orang nan memahami bahwa qunut bukan merupakan rukun sholat, tak menggunakan atau tak membaca doa qunut ketika sholat.

Doa qunut tersendiri ternyata mempunyai banyak versi. Salah satunya ialah versi nan sering digunakan oleh khalifah Umar bin Khatab. Dalam artikel ini akan dijelaskan bacaan Umar saat membaca doa qunut dan artinya. Sekali lagi bahwa disparitas nan terlihat tak perlu menjadi bara nan siap membuat sekam terbakar. Persaudaraan nan kekal ialah persaudaraan nan menghargai apa nan dianggap sahih oleh saudaranya itu. Tanpa adanya sikap nan terbuka dan saling menghargai ini, maka ilmu pun akan lambat sampai kepada diri. Hanya orang-orang nan terbuka dengan semua perbedaanlah nan akan mendapatkan banyak pengetahuan dalam setiap pergaulan nan ia masuki. Kepicikan tentu saja akan mempersingkat satu ilmu akan berkembang.



Doa Qunut Umar bin Khattab

Doa qunut Umar bin Khattab ini ditemukan di dalam kitab fathul Mu’in. Begini lapal doa qunut dan artinya:

Allahumma inna nasta’iinuka wastaghfiruka wa nastahdika wa nukminu laka wa nawakkal ‘alaika wa nutsanniya ‘alaikal khaira kullahu wa nasykuruka wa la nakfuruka wa nakhla’u wa natruka man yafjuruka

(Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon pertolongan-Mu, ampunan-Mu, petunjuk-Mu. Kami beriman, bertawakkal, dan memuji hanya ke hadirat-Mu dengan semua kebaikan. Kami bersyukur dan tak kufur ke hadirat-Mu. Kami lepas dan tinggalkan orang-orang nan mendurhakai-Mu!)

Allahumma iyyaaka na’budu wa la ka nushalli wa nasjudu wa ilaikan nas’a wa nahfid narju rahmataka wa nakhsya ‘azaabaka inna ‘azaabakal jiddu bil kuffari mulhiq

(Ya Allah! Ke hadirat-Mu kami menyembah, shalat dan sujud. Serta kehadirat-Mu kami berjalan dengan cepat, sebab mengharap rahmat-Mu dan takut akan siksaan-Mu. Sesungguhnya siksaan-Mu niscaya terjadi menyergap orang-orang kafir)

Allahumma azzibil kufrata wal musyrikin alladzina yashudduna ‘an sabiilia wa yakadzdzibuna rusullaa wa yuqaatiluuna awliyaaika alllahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal muslimiina wal muslimaat wa ashlih dzaata bainihim wa allif baina quluubihim waj’al fii quluubihim al-iimaan wal hikmata wa tsabbithum ‘ala millati rasuulia wa awji’hum an yuufuu bi’ahdikan alladzi ‘aahat-hum ‘alaihi wanshurhum ‘ala ‘aduwwika wa ‘aduwwihim ilaahal haqqi waj’alna minhum

(Ya Allah, siksalah orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, yaitu orang-orang nan menghalang-halangi jalan-Mu, mendustakan para rasul-Mu, dan memerangi kekasih-Mu. Ya Allah! Ampunilah seluruh orang mukmin laki-laki dan perempuan, muslimin dan muslimat. Damaikanlah di antara mereka saling sayang menyayangi di antara mereka. Jadikanlah dalam hati mereka iman dan hikmat, dan tetapkanlah mereka pada agama rasul-Mu, berilah ilham kepada mereka buat memenuhi janji-Mu nan telah Engkau janjikan mereka atasnya dan tolonglah mereka mengalahkan masuh-Mu dan musuh mereka. Wahai Tuhan nan Hak! Jadikanlah kami di antara mereka)



Pesan Pengarang Kitab Fathul Mu’in

Syeikh Zainuddin bin Abdul ‘Aziz al-Malibari al-Fannani, pengaran kitab Fathul Mu’in berpesan buat tetap mendahulukan doa qunut nan dibaca Rasulullah baru diiringi dengan doa qunut nan dibaca olah Umar bin Khattab ini. Tujuannya, agar kekuatan doa qunut tersebut makin maksimal. Klarifikasi pengarang kitab Fathul Mu’in juga menjelaskan bahwa tak ada ketentuan nan niscaya tentang doa qunut. Sehingga boleh menambahnya dengan ayat nan mengandung doa.

Demikian cara Umar bin Khattab membaca doa qunut dan artinya juga disertakan. Harapannya, jika tak ingat bahasa Arabnya namun Anda tahu maknanya sehingga dapat membacanya di dalam hati. Semoga artikel ini bermanfaat buat Anda.