Jenis-jenis Limbah (2) – Limbah Padat

Jenis-jenis Limbah (2) – Limbah Padat

Limbah atau residu buangan sampah terkadang memang cukup merepotkan dan membuat kita tak mau mengelolanya. Bahkan, tak sporadis terdapat jenis-jenis limbah nan tergolong berbahaya dan bisa mengancam kelestarian lingkungan maupun kehidupan nan berdampak pada kesehatan manusia juga kestabilan ekosistem makhluk hayati lainnya.



Jenis-jenis Limbah Menurut Karakteristiknya

Limbah ialah sisa-sisa atau hasil buangan nan dihasilkan dari suatu proses produksi, dapat berasal dari kegiatan industri, aktivitas rumah tangga, dan lain sebagainya. Kehadiran limbah seringkali tak dikehendaki oleh lingkungan beserta manusianya. Jenis-jenis limbah nan berasal dari apapun biasanya dianggap tak mempunyai nilai hemat dan cenderung merugikan.

Pendapat itu dapat jadi sahih sebab dalam kadar tertentu, keberadaan limbah bisa menimbulkan akibat negatif atau imbas nan tak baik bagi lingkungan hayati dan kesehatan manusia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan cara penanganan nan tepat buat mengelola jenis-jenis limbah tersebut agar tak terlalu membahayakan.

Di masa sekarang ini, banyak limbah nan sudah dikelola dengan baik, bahkan didaur-ulang buat dimanfaatkan kembali. Daur ulang bisa diartikan sebagai sebuah proses buat mengubah barang bekas menjadi barang nan lebih baru dan dapat difungsikan kembali. Dengan adanya daur ulang, potensi negatif nan ditimbulkan oleh keberadaan limbah bisa ditekan dan justru akan menghasilkan barang baru nan berguna bagi kehidupan.

Jenis-jenis limbah sendiri bisa dibedakan melalui beberapa kategori, salah satunya ialah berdasarkan karakterstiknya. Adapun jenis-jenis limbah menurut ciri dan cara pengelolaannya terdiri dari 4 macam, yakni limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, serta limbah berbahaya dan beracun (B3). Adapun nan akan dibahas dalam tulisan ini ialah limbah cair dan limbah padat nan sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.



Jenis-jenis Limbah (1) – Limbah Cair

Seperti namanya, limbah cair ialah sisa-sisa pembuangan nan berupa cairan. Limbah jenis ini biasanya berasal dari residu produksi pabrik nan menggunakan air dalam proses produksinya. Selain itu, pabrik tersebut juga memakai bahan standar nan mengandung air sehingga menghasilkan residu produksi nan harus dibuang berupa air.

Seringkali air nan digunakan dalam proses produksi dicampur dengan bahan kimia eksklusif buat penggunaannya. Misalnya, air nan digunakan buat mencuci hasil produksi dan setelahnya baru dibuang. Nah, sisa-sisa air buangan nan sebelumnya telah dicampur dengan bahan kimia inilah nan kemudian menjadi limbah, yaitu limbah cair.

Jenis-jenis limbah cair tentunya memiliki kadar dan taraf membahayakan nan berbeda satu sama lain, tergantung kandungan kimiawi nan terkandung dalam limbah tersebut, juga cara pengelolaan limbah sebelum dibuang. Salah satu jenis industri nan menghasilkan limbah cair berbahaya ialah industri pengelolaan hasil hutan, sebut saja pabrik pembuatan kertas dan lain sebagainya.

Namun, cukup banyak juga tipe industri lain nan menghasilkan jenis-jenis limbah berupa cairan, seperti pabrik gula (pengolahan tebu) dan industri rumah tangga, misalnya industri pembuatan makanan (pabrik tahu, tempe, kecap, sirup, dan lain sebagainya).

Yang patut diperhatikan, sisa-sisa limbah cair ini seringkali dialirkan ke sungai nan terdekat dengan lokasi pabrik sehingga pencemaran lingkungan (air sungai) nan berdampak pada biota sungai dan juga manusia cukup besar berpotensi menimbulkan efek-efek nan sangat mungkin dapat membahayakan.

Untuk limbah cair nan dihasilkan dari pabrik gula, misalnya, biasanya dialirkan ke sungai-sungai nan dekat dengan lokasi pabrik. Bahkan, tak sporadis limbah cair tersebut dialirkan begitu saja ke area persawahan di sekitar pabrik.

Untuk industri berskala besar, seperti industri pemanfaatan hasil hutan, industri tambang, dan sebagainya, pengelolaan limbah dari sisa-sisa produksi nan ditimbulkannya boleh jadi telah dilakukan dengan cukup baik sehingga limbah sudah tak begitu berbahaya lagi ketika dibuang.

Namun, meskipun sudah diolah sehingga potensi berbahayanya dianggap sudah dapat diminimalisir, namun nan namanya limbah tetap saja harus diwaspadai dampaknya bagi alam, lingkungan, dan makhluk hidup.

Yang lebih mengkhawatirkan justru industri berskala kecil, termasuk industri rumah tangga di mana masih banyak pemilik pabrik rumahan nan abai dengan lingkungan dan membuang limbah cair begitu saja, misalnya dengan mengalirkannya ke sungai, tanpa memperhatikan akibat dan imbas buruknya bagi lingkungan dan manusia.

Oleh sebab itu, cara pengelolaan hasil limbah cair nan baik harus sering disosialisasikan kepada masyarakat supaya akibat negatif dari limbah tersebut mampu ditekan dan dapat dikelola bersama-sama, antara pemilik pabrik dan masyarakat sekitar.

Pengolahan jenis-jenis limbah cair sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: pengolahan secara fisika, pengolahan secara kimia, dan pengolahan secara biologi. Selain dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, ketiga cara pengolahan limbah cair tersebut bisa pula dikombinasi buat mengolah suatu jenis limbah cair tertentu.



Jenis-jenis Limbah (2) – Limbah Padat

Limbah padat merupakan sisa-sisa hasil pembuangan nan berupa sampah dengan wujud padat. Limbah padat dapat berasal dari industri nan berskala besar (pabrik), industri nan berskala kecil (industri rumahan), perkantoran, aktivitas rumah-tangga, dan lain sebagainya.

Secara garis besar, jenis-jenis limbah padat bisa dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu limbah padat nan dapat didaur ulang dan limbah padat nan tak mempunyai nilai hemat alias tak dapat didaurulang.

Limbah padat nan dapat didaur ulang, misalnya kertas, kaca, tekstil, plastik, logam, dan lain-lain. Pengelolaan jenis limbah ini tentu saja dapat dilakukan dengan cara mengolahnya kembali buat dijadikan barang baru nan bisa digunakan kembali.

Sedangkan buat jenis-jenis limbah padat nan tak memiliki nilai hemat atau nan tak bisa didaur ulang tentunya harus diperlakukan dengan cara-cara nan spesifik agar tak menimbulkan imbas nan membahayakan bagi lingkungan.

Biasanya, para pelaku industri tak melakukan pengelolaan limbah padat dengan baik sehingga berpotensi menimbulkan berbagai masalah. Limbah padat biasanya hanya dikelola dengan perlakuan nan seadanya, seperti ditimbun atau ditumpuk, dibakar, dan dibuang tanpa perencanaan terlebih dulu.

Limbah padat nan ditimbun atau ditumpuk di suatu area eksklusif sangat berpotensi menimbulkan pencemaran selain membuat lingkungan sekitarnya menjadi tak nyaman dipandang mata. Pencemaran nan sangat mungkin timbul ialah bau nan tak sedap dan dapat mengganggu permukiman penduduk di sekitar loka penimbunan tersebut.

Bau nan berasal dari pembusukan jenis-jenis limbah padat itu pastinya akan menimbulkan reaksi kimia dan menghasilkan gas tertentu. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan tanah. Selain itu, air di dalam tanah pun dapat tercemar oleh unsur-unsur negatif nan terkandung di dalam limbah padat itu sehingga menurunkan kuaitas air tanah, bahkan tak menutup kemungkinan akan berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia.

Limbah padat nan dibakar juga akan menimbulkan masalah, terutama polusi udara. Proses pembakaran dalam kuantitas nan cukup besar tentunya akan menimbulkan asap nan sangat mungkin dapat mengganggu pernafasan.

Belum lagi apabila ada benda-benda nan mengandung bahan kimia di limbah padat itu sehingga jika dibakar akan berpotensi memunculkan reaksi nan kurang baik. Selain asap, bau dan debu dampak pembakaran juga dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan dan penduduk sekitar.

Sedangkan pengelolaan limbah padat dengan cara dibuang tanpa planning juga sangat berpotensi membahayakan lingkungan dan makhluk hidup. Misalnya, limbah padat nan dibuang begitu saja ke sungai akan mencemari air sungai, lingkungan, dan makhluk hayati nan memanfaatkan air sungai tersebut.

Jika tak dibuang ke sungai dan hanya dibuang ke tempat-tempat eksklusif begitu saja, limbah padat tentu saja berpotensi besar bisa merusak alam dan lingkungan, manusia, serta merugikan ekosistem makhluk hayati nan berkehidupan di sana. Oleh sebab itu, diperlukan pertimbangan nan benar-benar bijak dalam mengelola jenis-jenis limah padat sebelum dibuang begitu saja.