Prosesi
Umat Islam niscaya hafal betul dengan tanggal kelahiran Nabi Muhammad Saw. nan biasa dirakayakan pada bulan Robiul Awal, sebuah nama bulan pada almanak tahun hijriyah. Bulan ini kemudian disebut juga bulan Maulid nan bermakna lahir.
Pada bulan ini seluruh masyarakat di global merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad nan jatuh pada tanggal 12 Maulid.
Ragam cara umat Islam merayakannya. Meski kemudian ini perintah atau bukan, masih menjadi perdebata. Namun, anehnya jenis tradisi nan dilakukan sudahlah berlaku turun temurun.
Seperti nan terjadi di Serang, Banten. Seremoni ini kemudian dinamakan Panjang Mulud.
Sejarah Maulid
Jika dilihat dari kacamata sejarah Islam, gagasan seremoni maulid Nabi ini berlaku pada masa panglima perang Mesir, Sholahuddin Al-Ayubi pada 365 Hijriyah atau sekitar 975 Masehi.
Sholahuddin mengemukakan gagasan seremoni ini kepada Sultan Mesir nan kala itu dijabat oleh Muzaffar Ibn Baktari nan sangatlah terkenal bijak bestari.
Ide ini muncul sebab Shalahuddin melihat kondisi semangat umat Islam nan mulai kendur ketika melakukan perjuangan-perjuangan melawan kaum-kaum nan dianggap musuh. Melalui seremoni ini, diharapkan aura Nabi Muhammad nan gagah berani dapat kembali diserap dan mampu mengobarkan semangat umat Islam.
Hingga hari ini, seremoni Maulid Nabi terus saja diperingati. Terbukti, orang bertakwa atau tak pun, jika nabi dan agama dihina, mereka akan selalu siap siaga membela.
Panjang Mulud
Salah satu alasan dinamakan Panjang Mulud dikarenakan biasanya dari masing-masih desa di setiap kecamatan akan menyuguhkan aneka makanan nan kemudian dikreasi dan diberi hiasan sinkron kebutuhan.
Biasanya, malam hari para warga Serang akan sibuk menghiasi sesajian nan akan diiring pada prosesi panjang mulud di alun-alun kota. Ada nan membuat sebuah mobil dengan rancang bambu lalu diberi kertas spesifik supaya tak mudah robek.
Ada pula nan membuat, perahu, masjid, sepeda, motor, pesawat, dan lain-lain. Keesokan harinya mereka akan melakukan pawai bersama sehingga biasanya nampak sekali barisan nan memanjang di tengah jalan kota.
Nah, inilah nan kemudian mengapa budaya ini disebut dengan panjang Mulud. Namun, ada juga nan mengartikan kata Panjang sebagai Pajang. Jadi mereka akan memajang hasil ciptaan saat mereka melakukan silaturahmi kepada sesama.
Prosesi
Dalam ritual tradisi dan budaya panjang mulud, akan dilalui tahapan-tahapan nan disebut dengan prosesi panjang mulud. Adapan prosesi tersebut adalah:
1. Salamatan
Salamatan berarti memohon keselamatan dari segala hal nan tak diinginkan dengan bentuk membuat sesajian makanan nan akan didoakan bersama, lalu dimakan bersama.
2. Tahlil
Proses penguatan akidah, bahwa panjang mulud ini hanya semata bentuk cinta kepada sang Nabi dan tak boleh ada unsur musyrik. Biasanya dilakukan dengan membaca kalimat tahlil dengan jumlah tertentu.
3. Doa
Doa merupakan rangkaian acara agar segala nan dilakukan warga mendapat pahala dan tak terjebak dalam konduite menghambur-hamburkan uang.
4. Hikmah
Hikmah ini dapat dikatakan ceramah agama. Tentunya dengan tema kelahiran Nabi. Biasanya menghadirkan ulama nan memang berkompetensi menjadi seorang penceramah.
5. Panjang Mulud
Lalu esok harinya, panjang mulud siap diarak ke alun-alun kota. Kondisi ini kadang menjadi daya tarik tersendiri bagi warga sekitar dan juga pendatang.
Nah, silahkan datang ke Serang pada bulan tersebut.