Firefly
Malaysian Airlines merupakan salah satu maskapai penerbangan di global nan dimiliki oleh pemerintahan negara Malaysia. Sebagaimana Indonesia nan memiliki Garuda, Malaysian Airlines ini ialah perusahaan penerbangan nan berada di bawah kendali pemerintah dan menjadi maskapai resmi negeri jiran tersebut.
Di dalam operasionalnya, Malaysian Airlines tak hanya melayani penerbangan domestik atau dalam negeri saja. Perusahaan ini juga sudah menjalin kerjasama dengan negara asing terutama dalam rangka kerjasama transportasi udara. Sehingga pesawat nan dimiliki Malaysian Airlines ini dapat mendarat di negara nan sudah membina kerjasama dengannya.
Sejarah Malaysian Airlines
Perusahaan penerbangan Malaysian Airlines ini dalam sejarah pendiriannya tak dapat dilepaskan dari keterikatan mereka dengan negara maju Asia, yaitu Singapura. Sebagai negara nan wilayahnya saling berbatasan langsung, kedua negara tersebut merintis alat transporrtasi udara mereka secara bersama-sama.
Selain masalah geografis, kondisi ini juga disebabkan situasi Singapura sebagai sebuah negara kota nan belum memiliki infrastruktur memadai buat menyelenggarakan sendiri transportasi udara nasional mereka. Akhirnya kedua negara tersebut membuat maskapai penerbangan nan diberi nama Malaysia-Singapore Airlines atau MSA.
Ketika Singapura sudah tumbuh menjadi negara berkembang, mereka mulai mendirikan infrastruktur guna memudahkan proses transportasi udara mereka. Akhirnya, pada awal tahun 70an, kerjasama kedua negara dalam membentuk maskapai penerbangan bersama, MSA usai sudah.
Pasca pemutusan kerjasama tersebut, Singapura mendirikan Singapore Airlines dan Malaysia membentuk Malaysia Airline System atau MSA. Dalam proses pembagian aset, sebagian besar pesawat berbadan lebar produksi Boeing nan dimiliki MAS dikuasai oleh Singapura. Diantaranya pesawat Boeing 737 dan 707. Sementara Malaysia melalui MSA mereka hanya mnedapatkan pesawat bermesin kecil, yaitu Fokker 27.
Demikian juga dalam masalah pembagian aset nan berupa rute penerbangan. Singapura mendapatkan hak buat mengelola rute internasional nan berasal dari Singapura. Sementara Malaysia mendapatkan jatah buat mengelola rute domestik serta rute internasional nan berasal dari Malaysia.
Secara resmi MAS milik Malaysia ini beroperasi semenjak 1 Oktober 1972. Dan buat masuk ke rute internasional nan membutuhkan pesawat berbadan lebar , MAS mendatangkan pesawat DC 10 pada tahun 1976 nan kemudian disusul dengan kedatangan Boeing 747 ditahun 1982. Sementara,perubahan menjadi nama Malaysia Airline dari semula bernama Malaysia Airline System sendiri terjadi sejak tahun 1987. Penghilangan kata System pada akhir nama maskapai mereka, lebih ditujukan buat memudahkan penyebutan saja.
Prestasi Malaysia Airline
Sebagai maskapai penerbangan nan berasal dari kawasan Asia, Malaysia Airlines pernah mencatat sebuah sejarah nan sangat fantastis. Hal ini terjadi pada tahun 1997, dimana pada waktu itu melalui kerjasama dengan pabrik Boeing, Malaysia Airlines melakukan perjalanan penerbangan terjauh di dunia.
Proses pemcahan rekor ini dilakukan dengan menggunakan pesawat terbaru milik Boeing saat itu, yaitu Boeing 777-200 ER. Rute penerbangan nan ditempuh ialah Seattle, Amerika Perkumpulan menuju Kuala Lumpur. Penerbangan itu sendiri membutuhkan waktu selama 21 jam 23 menit.Total jeda nan ditempuh pada perjalanan fantastis tersebut ialah 20.044 km. Peristiwa ini sendiri terjadi pada tanggal 2 April 1997.
Di Kuala Lumpur, pesawat berbadan lebar tersebut hanya singgah selama 42 jam saja. Sebab, pesawat ini selanjutnya melakukan perjalanan keduanya dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia buat kembali menuju Boeing Fild di Seattle Amerika Serikat. Dengan keberhasilannya menempuh perjalanan keliling global dengan kondusif tersebut, menjadikan pesawat Boeing 777-200 ER dianggap sebagai pesawat penumpang nan paling jauh terbang, kondusif serta memiliki badan nan lebar.
Apa nan telah dilakukan dan telah dicapai oleh maskapai Malaysia Airlines ini memang patut buat mendapatkan acungan jempol. Usaha nan dilakukan oleh pemerintah kerajaan Malaysia ini buat memenuhi kebutuhan transpotasi rakyatnya.
Kita semua tahu bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah banyak dikembangkan bentuk teknologi baru buat membantu pekerjaan dalam kehidupan manusia.
Selain itu, kemajuan teknologi juga digunakan buat memenuhi kebutuhan manusia nan terus berkembang dari masa ke masa. Termasuk dalam hal transportasi ini. Jeda telah menjadi persoalan tersendiri bagi manusia.
Dengan perkembangan tekonologi transportasi udara, pesawat terbang semakin memberikan kemudahan bagi manusia buat bisa menuju ke loka nan mereka inginkan dengan lebih mudah. Walau pun loka itu berada di belahan bumi nan jauh dengan loka kita berada.
Perkembangan teknologi transportasi udara saat ini memang benar-benar memberikan banyak sekali manfaat. Jika pada masa nan lalu, buat menuju loka jauh nan diinginkan, seseorang haruslah menggunakan wahana transportasi darat atau pun bahari nan membutuhkan waktu nan sangat lama ntuk mencapainya maka hal itu tidak perlu terjadi pada saat ini.
Dengan menggunakan pesawat terbang, jeda nan jauh atau bahkan sangat jauh bisa ditempuh hanya dalam hitungan jam. Jika pada masa nan lalu, seseorang dari benua Asia nan ingin menuju benua Amerika haruslah menyiapkan kapal bahari dan menempuh waktu nan lama, hampir beberapa bulan lamanya. Saat ini, buat sampai ke benua Amerika dari benua Asia tidak sampai membutuhkan waktu sehari atau dua puluh emapt jam.
Sungguh kemajuan teknologi ini sangatlah membantu manusia dengan segala aktiviatsnya. Terlebih buat mendapatkan fasilitas ini, seseorang tidak harus mengeluarkan biaya nan mahal. Karena saat ini telah banyak bermuncula maskapai penerbangan baik dalam negeri maupun luar negeri nan memberikan penawaran harga nan bersaing.
Harga tiket pesawat terbang semakin bisa dijangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Jika dulu, jenis transportasi udara ini terkesan mewah dan hanya diperuntukkan oleh masyarakat menengah ke atas maka saat ini hal itu telah berubah total. Harga tiket menjadi tak terlalu mahal sehingga masayarakat kalangan menengah ke bawah pun bisa membeli dan menikmati layanan dari maskapai penerbangan nan ada.
Firefly
Sebagaimana perusahaan penerbangan lain di global Malaysia Airlines pun membuat anak perusahaan penerbangan juga. Hal ini ditujukan buat memperkuat posisi perusahaan tersebut dalam proses persaingan bisnis penerbangan global dan dalam negeri. Nama anak perusahaan tersebut ialah Firefly nan didirikan sejak April 2007.
Di masa awal operasinya, Firefly hanya didukung oleh dua pesawat kecil, yaitu Fokker F50. Rute tetap dari maskapai ini ialah Bandara Internasional Bayan Pulau Pinang ke Kota Bharu, Langkawi, Kuantan dan Kuala Terengganu. Layanan tambahan dilakukan menuju Phuket dan Koh Samui di bagian selatan Thailand pada saat tertentu.
Dalam pengelolaannya, Firefly berada di bawah manajemen Firefly Sdn Bhd. Perusahaan ini sendiri merupakan anak perusahaan dari Malaysia Airlines. Sebelumnya, pada tahun 2005 maskapai ini pernah mengajukan permohonan buat bergabung dengan aliansi penerbangan Sky Team. Namun, permohonan tersebut tak mendapatkan respon positif. Hingga akhirnya pada saat dilakukan petemuan IATA tahun 2011, maskapai ini dinyatakan akan bergabung dengan Oneworld nan disponsori oleh maskapai dari Australia yaitu Qantas.
Insiden Malaysia Airlines
Di dalam perjalanannya, Malaysia Airlines tak hanya mendapatkan kisah manis semata. Maskapai ini pun pernah mendapatkan tragedi memilukan nan dikenang sepanjang masa melalui pembuatan Monumen Tugu Korban Tragedi Tanjung Kupang. Monumen ini sendiri berada di jalan Kebun Teh, Johor Baru, Johor.
Peristiwa terseburt sendiri terjadi pada tanggal 4 Desember 1977, atau sembilan bulan pasca musibah Tenerife. Tenerife ialah peristiwa kecelakaan terburuk kedua terbesar global nan melibatkan dua pesawat dari KLM Royal Dutch Airline denan pesawat milik Pan American World Airways.
Tragedi Tanjung karang berawal saat pesawat Boeing 737-200 nan memiliki nomor registrasi 9M-MBD dibajak. Pembajakan ini sendiri dilakukan oleh tentara Merah Jepang nan beraliran komunis. Pembajakan dilakukan saat pesawat sedang terbang dari Penang ke Kuala Lumpur.
Para pembajak sempat memberitahu Air Traffic Control di bandara Changi, Singapura bahwa mereka hendak mendarat di sana. Namun, setelah itu tak ada kontak berikutnya hingga kemudian diketahui bahwa pesawat sudah jatuh di kawasan Kampung Ladang, Tanjong Kupang dampak kehabisan bahan bakar. Dalam peristiwa itu, seluruh penumpang dinyatakan tewas termasuk diantaranya tiga orang warga negara Indonesia yaitu Tan Poh Bie, Tan Poh Tin serta Tan Tjing Soei.
Itulah beberapa informasi nan ada mengenai Malaysia Airlines. Semoga bermanfaat!