Sekilas Tentang Tulisan Narrative
Narrative itu apa sih ? Dalam bahasa Inggris, narrative ialah noun . Noun dalam bahasa Indonesia disebut dengan kata benda. Meski dalam bahasa Inggris ia kerap dimaknai dengan “ a word denoting substansce, plan, animal, person or something which is considered as a substance". atau " kata nan menunjukkan nama benda, tanaman, binatang, orang atau sesuatu nan dianggap benda ".
Narrative Termasuk Noun dan Adjective
Dari definisi noun tersebut, bisa pahami bahwa narrative ialah termasuk dalam sesuautu nan dianggap benda. Tepat, narrative ialah abstract noun . Yaitu, kata benda nan tidak bisa diraba atau dilihat, tapi bisa dibayangkan. Kata Narrative setara dengan kata wisdom (kebijaksanaan), wealth (kekayaan publik), friendship (persahabatan), faith (kepercayaan), dan sebagainya. Meski pembentukan dalam abstract noun -nya berdasarkan struktur narration , namun narrative juga termasuk noun . Jika narration pembentukannnya menjadi noun berasal dari kata kerjanya nan ditambah akhiran –ion . Asalnya narrate kemudian ditambah –ion menjadi narration .
Narrative juga termasuk dalam jenis countable noun , yaitu kata benda nan bisa dihitung. Jadi, narrative dapat berbentuk singular (tunggal) dan dapat berbentuk plural (jamak). Misalnya, a narrative : sebuah cerita (singular) dan three narratives : tiga buah cerita (plural). Artinya, Narrative dapat menerima lima karakteristik generik countable noun, yaitu:
- Dapat diubah menjadi bentuk plural atau jamak.
- Dapat menggunakan kata many , several, dan some.
- Jika singular atau tunggal, maka ia diiringi dengan menggunakan kata kerja tinggal, yaitu dengan is atau was .
- Jika plura l atau jamak, maka ia diiringi dengan menggunakan kata kerja jamak are atau were.
- Ditambah akhir –s dan –es buat menunjukkan jamak.
Narrative juga termasuk adjective . Ia tergolong dalam adjective of quality . Yaitu, adjektiva nan fungsinya buat menjelaskan atau menujukkan sifat sesuatu, bentuk serta kondisi. Karena itu, dalam degrees of comparison , narrative termasuk dalam ketegori dua suku kata. Jadi, buat membentuknya menjadi comparative mesti didahului more maka menjadi more narrative , dan buat superlative didahului oleh most maka menjadi most narrative .
Asal Kata Narrative
Seperti nan telah disebutkan di atas, narrative berasal dari verb "narrate" nan masuk dalam kelompok regular verb sehingga past tense- nya menjadi narrated , begitu juga dengan past participle- nya. Artinya, menceritakan. Jika dicontohkan dalam kalimat, He narrated the events of yesterday (Dia menceritakan kejadian-kejadian kemarin). Karena narrative artinya cerita, maka orang nan menceritakan dikatakan dengan narrator.
Sekilas Tentang Tulisan Narrative
Narrative bila diartikan dengan bahasa populer ilmiah dengan narasi. Di dalam global jurnalistik, tulisan nan bergenre narrative ialah tulisan fiksi, seperti cerpen, novel, cerbung dan sebagainya. Meski ada tulisan non fiksi nan bergenre narrative , misalnya memoar, autobiografi, kisah inspiratif, dan sebagainya. Tentunya, ada kiat-kiat spesifik buat membuat tulisan dengan aliran narrative . Artikel ini akan membantu Anda belajar membuat tulisan dengan aliran narrative .
Sudah dikupas secara generik bahwa narrative ialah cerita. Karena itu, jenis tulisan narrative ialah jenis tulisan nan menceritakan secara detail mengenai view atau citra dari peristiwa nan terjadi. Makanya, narrative dapat berbentuk fiksi dan dapat juga non fiksi. Jika fiksi, maka ia menceritakan tokoh secara spesifik terhadap konflik nan dibangun, sedangkan dalam non fiski, ia menceritakan pesan-pesan istimewa tokoh terhadap suatu hal nan dilihat.
Meski kelihatan sama, tapi tetap saja berbeda. Bila fiksi, ia dapat dibuat rekaan. Kalau nonfiksi, ia mesti konkret dan non fiksi biasanya berasal dari wawancara. Karena itu, di dalam disiplin ilmu jurnalistik, tulisan narrative terbagi menjadi dua, yaitu:
- Narrative Ekspositori, yaitu tulisan narrative atau narasi nan digagas dengan fakta dan data-data nan bisa dipertanggungjawabkan. Makanya, dalam penulisannya gaya bahasa nan digunakan mesti bahasa fakta, tak mengandung nilai sugesti, dan mesti objektif.
- Narrative Sugestif, yaitu tulisan narrative atau narasi nan memiliki sugesti atau dorongan nan sengaja disisipkan didalam tulisan nan disusun. Inilah nan terdapat di dalam tulisan-tulisan fiksi.
Cara Membuat Tulisan Nonfiksi Narrative
Untuk membuat tulisan nonfiksi narrative ada lima langkah:
- Melakukan wawancara terhadap orang-orang nan diminta pendapatnya mengenai tokoh tertentu. Tentu saja, wawancara nan dilakukan dapat berupa tulisan dan dapat berupa lisan. Jika lisan lebih baik menggunakan rekaman dari mencatat pembicaraanya.
- Usai wawancara, Anda mesti dengar kembali wawacara tersebut, jika dilakukan dengan bentuk rekaman, atau membaca hasil wawancara secara lisan dengan seksama. Saat mendengar ataupun membaca, Anda mesti melihat poin terbaik nan dapat digunakan buat kalimat pembuka. Pasal, kalimat pembuka nan menarik membuat pembaca penasaran buat membacanya.
- Setelah menemukan, Anda mulai tulisan dengan kalimat menarik tersebut lalu pilih kembali jenis isi wawancara nan dapat dihubungkan dengan kalimat pembuka. Lakukan hal ini dalam pengembangan tulisan hingga benar-benar menarik.
- Pilihlah epilog tulisan dengan pesan nan membuat pembaca menimbulkan kesan usai membaca tulisan tersebut.
- Setelah itu, tinggalkan tulisan nan Anda susun. Artinya, jangan dibaca atau diedit. Setengah jam kemudian, baca kembali dan tentukan judulnya. Dalam menentukan judul, pilih pembahasan nan paling banyak dikupas oleh tokoh wawancara. Buatlah judul nan menarik sehingga dapat sinkronisasi dengan isi tulisan nan digagas.
Demikian cara menulis tulisan nonfiksi narrative . Tak ada nan sulit, malah sangat mudah. Apalagi bila sebelum menulis, Anda membaca buku-buku atau tulisan-tulisan nonfiksi narrative . Tujuannya, agar tulisan nan Anda gagas benar-benar ‘menusuk’ relung jiwa pembaca. Atau, memberikan kemudahan bagi Anda dalam merangkai kata.
Tulisan nonfiksi narrative termasuk jenis tulisan sederhana. Karena itu, penulisannya mesti dengan alur nan mengalir. Biasanya, tulisan nonfiksi narrative sporadis menggunakan bahasa ilmiah. Ia jenis tulisan nan membuat pembaca benar-benar menikmati. Ya, seperti Anda membaca tulisan feature . Tulisan sederhana tapi mampu menusuk di hati pembaca. Meski kelihatan sederhana menuliskannya, jika Anda sporadis membaca tulisan-tulisan nonfiksi narrative maka akan kesulitan dalam memulainya.
Atau Anda sering membaca tulisan-tulisan nonfiksi narrative , tapi belum pernah menulis, ini juga menjadi problem . Agar dapat merasakan tulisan nonfiksi narrative , ada baiknya sebelum membuat tulisan nonfikis narrative Anda cobalah buat menulis satu contoh utuh tulisan non fiksi narrative agar Anda dapat merasakan “roh” tulisannya. Misalnya, dengan mengetahui bagaimana menghubungkan satu paragraf dengan paragraf nan lain, nantinya Anda pun menjadi dapat menghubungkan satu paragraf dengan paragraf nan lain. Sekaligus, Anda pun dapat melihat jenis-jenis diksi nan lazim digunakan.
Tulisan nonfiksi narrative memang ringan, tapi mesti berbobot dan membuat pembaca tidak jemu membacanya. Tak banyak orang nan mahir membuat tulisan nonfiksi narrative , kecuali orang-orang nan rajin membaca dan menulis dengan jenis tulisan tersebut. Banyaknya membaca, menulis dan latihan akan membuat Anda mahir.
Tulisan sederhana jenis narrative ini pun telah menjamah global pemberitaan. Publik lebih suka membaca warta dengan tulisan narrative . Lihat dan bacalah koran Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, dan koran-koran nan populer namanya sudah menggunakan tulisan narrative dalam menyampaikan berita.
Tujuannya adalah, agar pembaca mau membaca warta nan disampaikan hingga akhir tulisan. Artinya, perbedaan makna penulisan warta dengan paramida terbalik telah dikembangkan dengan gaya tulisan narrative. Karena itu, buat mempelajari tulisan narrative saat ini tidaklah sulit. Bahkan, di internet pun cukup banyak contoh tulisan narrative .
Kini, tinggal Anda maukah belajar menulis tulisan narrative atau tidak? Jika Anda mau, tulisan jenis narrative ini lebih layak jual di media massa ketimbang jenis tulisan ilmiah. Pasalnya, ia dapat dibaca oleh mereka nan tak mengenal diksi ilmiah atau nan tak pernah duduk di bangku perkuliahan.