Lion Air Indonesia dan Kecelakaan
Artikel ini membahas seputar Lion Air Indonesia . Lion Air Indonesia ialah sebuah maskapai penerbangan murah nan berada dari Indonesia. Perusahaan ini pertama kali berdiri pada 2000 dengan sebuah pesawat dalam armadanya. Maskapai ini merupakan salah satu kebanggan Indonesia. Maklum saja, selama ini maskapai penerbangan nan berasal dari luar negeri justru lebih populer di negeri ini. Sebut saja misalnya Air Asia nan berasal dari Malaysia. Maskapai penerbangan ini bahkan sangat sering meraih penghargaan dari berbagai pihak.
Lion Air Indonesia mengklaim sebagai maskapai penerbangan partikelir terbesar nan pernah dimiliki Inonesia. Lion Air Indonesia juga berusaha menawarkan harga tiket nan terjangkau dengan palayanan nan maksimal. Lion Air Indonesia mengutamakan kenyamanan bagi para penumpangnya. Maskapai ini juga mengklaim sebagai maskapai penerbangan pertama nan menyediakan pelayanan dua kelas sekaligus, kelas bisnis dan kelas ekonomi.
Di awal-awal masa berdirinya, tentu Lion Air Indonesia harus berjuang keras buat bersaing dengan maskapai penerbangan lain nan sudah mapan. Namun sebab terus belajar buat maju dan meningkatkan pelayanan, kini Lion Air Indonesia cukup dapat berbangga diri.
Lion Air Indonesia telah melayani rute ke sekitar 36 kota di Indonesia. Mereka juga telah melayani penerbangan menuju Singapura, Malaysia, atau Vietnam. Diharapkan ke depannya akan ada kian banyak tujuan penerbangan tambahan nan dapat dilayani oleh maskapai ini. Mungkinkah itu? Tentu saja, sepanjang Lion Air Indonesia terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan sinkron baku internasional nan berlaku.
Sejarah, Fasilitas, dan Pelayanan Lion Air Indonesia
Lion Air Indonesia mengawali sejarahnya sebagai penerbangan domestik yang kecil. Pendirinya ialah dua bersaudara Kusnan dan Rusdi Kirana nan sebelumnya mencatat berhasil dengan sebuah biro perjalanan bernama Lion Tours. Akhirnya keduanya bertekad buat mewujudkan mimpi mempunyai usaha penerbangan dengan berbekal kapital awal sebesar 10 juta dolar. Pesawat Boeing 737-200 merupakan jenis pesawat pertama nan mengudara dengan membawa nama Lion Air Indonesia.
Seiring dengan berbagai peningkatan baik dalam pelayanan maupun harga nan rendah, Lion Air Indonesia terus maju. Secara bertahap mereka mulai menambah armadanya dan siap tampil dengan pesawat-pesawat terbaru nan lebih nyaman lagi.
Bahkan Lion Air Indonesia berencana menjadi salah satu maskapai penerbangan nan kelak akan melayani penerbangan spesifik bagijemaah haji dan umroh. Meski dengan begitu berarti mereka harus berhadapan dengan maskapai penerbangan lain nan sudah lebih mapan dan punya pengalaman jauh lebih banyak.
Lion Air Indonesia berusaha memberikan nan terbaik bagi para penumpang setianya. Interior pesawat disusun sedemikian rupa sehingga membuat penumpang merasa nyaman dan betah selama di perjalanan. Meskipun kita membeli tiket di kelas ekonomi, kenyamanan tetap terasa di sini. Apalagi jika kita memilih loka duduk di kelas bisnis. Kabin pesawat didesain sedemikian rupa sehingga terkesan luas dan nyaman sehingga penumpang dapat bersantai dan meregangkan tubuh dengan nyaman.
Untuk rute penerbangan tertentu, Lion Air Indonesia menyediakan makanan dan minuman perdeo nan lezat buat penumpangnya. Namun buat penerbangan lain, makanan dan minuman tersebut harus dibeli. Akan tetapi, pihak maskapai akan memastikan kalau semua makanan dan minuman tersedia dengan cita rasa nan lezat.
Untuk kelas bisnis tentu diberikan pelayanan nan lebih baik lagi. Hal ini sinkron dengan harga tiket kelas bisnis nan memang lebih mahal dibanding harga tiket kelas ekonomi. Jika memang kita mempunyai uang nan cukup, tak ada salahnya sesekali menjajal pelayanan kelas bisnis di Lion Air Indonesia.
Lion Air Indonesia kini telah menyediakan wilayah seluas 4 hektar nan didedikasikan buat keselamatan dalam pengoperasian dan perawatan pesawat. Ini dilakukan seiring kian bertambahnya jumlaharmada nan dimiliki aramada ini.
Lion Air Indonesia memang kian maju dan siap menghadapi persaingan nan kian marak. Tak hanya harus menghadapi maskapai penerbangan lokal, tetapi juga harus bersaing dengan maskapai penerbagnan dari negara tetangga nan sudah mempunyai penumpang setia juga. Ini memang bukan pekerjaan mudah. Bahkan menjadi pe-er nan mungkin tergolong sulit. Akan tetapi, kuncinya tentu ada di pelayanan. Ketika kita menyediakan pelayanan tebaik dengan harga terjangkau, maka bisa dipastikan kalau para pelangganakan datang dengan sendirinya.
Lion Air Indonesia mempunyai fasilitas keren bernama Lion Village nan dekat dengan bandara. Di loka ini dapat disaksikan fasilitas latihan buat Boeing 737-900ER berupa simulatornya.
Lion Air Indonesia pun menyediakan aneka programkeselamatan nan telah dilaksanakan dan siap buat diaplikasikan pada armada terbarunya. Juga ada sistem perawatan dan pengoperasian pesawat nan telah dikomputerisasi. Tujuan semua ini ialah buat meningkatakan pencerahan para awak pesawat tentang pentingnya keselamatan.
Untuk terus meningkatkan pelayanan dan memberi nan terbaik seiring ekspansi armada, Lion Air Indonesia juga melatih pilot-pilot terbaik nan mereka punya. Proses perekrutan pun dilakukan dengan sangnt ketat sehingga perusahaan benar-benar konfiden bahwa mereka mendapatkan pilot dengan keterampilan dan kemampuan terbaiknya.
Untuk terus menyesuaikan diri dengan pesawat nan kiancanggih, Lion Air Indonesia bahkan mendirikan Lion Air Flying School. Nah, loka ini menjadi sekolah spesifik bagi para pilot buat meningkatkan kemampuannya dalam mengendalikan pesawat sebab memang banyak sekali situasi nan tak terduga nan bisa dihadapi saat berada di udara.
Untuk meminimalisir kemungkinan terjadi kecelakaan, maka harus dihasilkan pilot-pilot nan tangguh sehingga tak mudah gugup kala menghadapi situasi darurat. Kepanikan justru lebih banyak memicu permasalahan dan dapat berujung pada kesalahan fatal nan menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Lion Air Indonesia dan Kecelakaan
Bicara tentang kecelakaan, Lion Air Indonesia mempunyai sejarah nan kurang menyenangkan. Pesawat-pesawat berlogo singa merah ini beberapa kali mengalami kecelakaan. Mulai dari nan ringan dan tak menyebabkan kerugian berarti, hingga kecelakaan parah nan merenggut nyawa para penumpangnya. Hal ini tanpa disadari membuat “iklan” nan kurang menguntungkan bagi maskapai penerbangan.
Memang, perjalanan udara masih tetap dianggap sebagai salah satu perjalanan paling kondusif di dunia. Statistik menunjukkan bahwa perjalanan dengan pesawat memiliki angka kecelakaan paling kecil dibanding kendaraan lain nan beroperasi di bahari dan darat. Namun, tak sedikit pula orang nan merasa takut atau fobia jika harus bepergian dengan pesawat terbang.
Beberapa kasus kecelakaan nan pernah dialami oleh Lion Air Indonesia ialah gagal mengudara atau tergelincir saat mendarat. Penyebabnya beragam. Dapat jadi sebab landasan nan licin dan pernah pula terjadi dampak ada ban nan kempes. Hal ini merujuk pada perlunya peningkatan pemeliharaan dan proses supervisi sebelum pesawat mengudara sehingga semua komponen dalam pesawat benar-benar dalam keadaan siap buat beroperasi sebelum tiba saatnya.
Keterampilan pilot juga harus mendapat peningkatan nan signifikan sebab peristiwa seperti ini sudah beberapa kali berulang pada Lion Air Indonesia. Makanya, semua upaya nan dilakukan maskapai ini buat meningkatakan mutu dan kualitas pelayanan harus diacungi jempol.
Belakangan ini, maskapai penerbangan Lion Air Indonesia juga mendpat sorotan publik atas tingkah laku para awak pesawatnya nan sangat meresahkan. Betapa tidak? Sejak 2011, beberapa pilot dan co-pilot maskapai penerbangan ini tertangkap oleh pihak berwajib. Alasannya bahkan nyaris sama, yaitu menggunakan narkoba jenis sabu.
Pilot nan seperti ini langsung ditangkap dan dicabut lisensi tebangnya oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Sebagai pengemudi pesawat nan akan membawa banyak penumpang mengudara, mereka seolah tak mempunyai tanggung jawab sedikit pun.
Berita nan terbaru, pilot Lion Air Indonesia diciduk sebab terbukti menggunakan sabu-sabu. Padahal tak kurang hanya sekitar 3 jam kemudian dia harus terbang mengemudikan pesawatnya! Sebaiknya Lion Air Indonesia memang memberlakukan anggaran nan ketat agar tak kecolongan lagi.