Hukum Ohm - Arus Listrik
Bagaimana kita memahami hukum ohm dengan segala aplikasinya, dalam artikel ini akan kita bahas secara lengkap termasuk sejarah hukum ohm itu sendiri. Bagi Anda nan membutuhkan refsensi tentang hukum nan berkenaan dengan kelistrikan ini semoga bisa terpenuhi. Dalam pembahasan nan ringan dan sederhana, kami berharap agar lebih mudah buat diserap dan gampang dimengerti oleh siapa saja nan membaca. Mari kita mulai dari sumbernya yaitu si Ohm sang pencetus teori ini.
George Simon Ohm dikenal baik melalui Hukum Ohm nan mendefinisikan hubungan antara daya listrik, tegangan, arus dan resistansi. Kali pertama di terbitkan pada 1827, teori Ohm dicemooh dan dikesampingkan oleh teman-temannya. Namun, teori nan dikemukakan Ohm ini ternyata sahih dan dia dihormati setelah kematiannya. Untuk menghormati karyanya, nama “ohm” dipakai sebagai sebuah satuan unit buat menjelaskan resistensi pada dawai logam.
Hukum Ohm - Sejarah
Ketika membicarakan Hukum Ohm niscaya pun tak lepas dari sejarah penemunya. Ohm, George Simon Ohm, di lahirkan pada 1787 di Bavaria. Pengetahuan belajar sendiri nan dimiliki ayahnya memaksakan anaknya buat belajar matematika, fisika, dan kimia. Ohm masuk ke Universitas Erlangen pada 1805, tetapi hanya menghabiskan waktunya dengan menari, bermain seluncur es dan bermain biliar.
Ayahnya mengirimkan dia ke Switzerland, Ohm menjadi seorang guru matematika. Melihat penelitian sebagai sebuah jalan masuk ke universitas bergengsi, Ohm bereksperiman dengan sel elektrokimia nan baru saja ditemukan dan menemukan bahwa arus listrik ialah sebanding dengan luas penampang dawai dan berbanding terbalik dengan panjang kawatnya. Teori inilah nan kemudian menjadi Hukum Ohm.
Hukum Ohm - Teori Ohm
Hukum Ohm menyatakan bahwa arus listrik nan melewati konduktor berbanding lurus dengan beda potensi di atasnya. Dengan kata lain, hasil kesebandingan kontinu dalam resistensi konduktor. Hukum Ohm menyatakan bahwa arus langsung nan mengalir dalam konduktor juga berbanding lurus dengan disparitas di antara ujung-ujungnya.
Dasar dari Hukum Ohm ialah V = IR, di mana V ialah tegangan listrik, I ialah arus listrik dan R ialah resistansi konduktor. Hukum Ohm menggambarkan interaksi matematika paling krusial antara tegangan, resistensi, dan arus listrik.
Hukum Ohm - Arus Listrik
Berdasarkan Hukum Ohm, genre arus listrik pada dawai konduktor seperti air nan mengalir di sungai. Pada permukaan konduktor, arus listrik mengalir dari negatif ke positif. Arus listrik nan berada pada sebuah rangkaian bisa dihitung dengan membagi tegangan pada resistensi. Arus litrik sebanding dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan resistensi.
Dengan cara ini, pertambahan dalam tegangan listrik akan menghasilkan pertambahan arus listrik. Ini hanya dapat terjadi jika resistansi tetap konstan. Jika resistansi bertambah dan tegangan listrik tidak, arus listrik akan berkurang. Rumusan tersebut hanya dapat ditemui dalam Hukum Ohm.
Hukum Ohm - Tegangan Listrik
Tegangan listrik dalam Hukum Ohm dapat dijelaskan sebagai disparitas dalam potensial listrik di antara dua titik rangkaian. Anda dapat menghitung tegangan listrik apabila arus listrik dan resistansi dalam rangkaian diketahui. Jika hasil arus listrik atau resistansi bertambah dalam rangkaian, tegangan listrik akan otomatis bertambah.
Hukum Ohm - Resistensi
Resistensi menentukan seberapa banyak arus listrik akan melewati sebuah komponen. Resistor dapat digunakan buat mengkontrol kadar arus listrik dan tegangan listrik. Resistensi nan tinggi hanya akan memungkinkan sejumlah kecil arus listrik buat melewatinya. Sebaliknya, resistensi nan sangat rendah akan memungkinkan sejumlah arus litrik dalam jumlah besar buat melewatinya. Resistensi diukur dalam Hukum Ohm.
Daya Berdasar Hukum Ohm, daya ialah jumlah arus listrik pada titik voltase tertentu. Daya di ukur dalam watt.
Satuan Ukur Hukum Ohm
Karyanya merupakan dasar bagi perangkat listrik modern. Telegraf membutuhkan baku pengukuran resistensi. Pada 1861, Asosiasi Inggris buat Kemajuan Ilmu Pengetahuan mengeluarkan sebuah laporan rekomendasi buat mengadopsi ohm sebagai unit baku resistensi. Hukum Ohm pun pada akhirnya diresmikan.
Ilmu matematika menghitung bahwa satu mil kabel telegraf baku memiliki resistensi sebesar 20 ohm. Pada 1893, International Electrical Congress mengadopsi ohm dan pada 1894, kongres meloloskan rancangan undang-undang nan membuat Ohm menjadi baku hukum di Amerika Serikat. Hukum Ohm pun mulai dikenali
Aplikasi Hukum Ohm
Hukum Ohm merupakan rumus matematika nan kali pertama di usulkan oleh George Ohm. Hukum Ohm menyatakan bahwa arus dalam konduktor berbanding lurus dengan tegangan di atasnya dan berbanding terbalik dengan hambatannya. Berikut ini merupakan beberapa penerapan Hukum Ohm terutama dalam menghitung tegangan dan daya listrik.
Aplikasi Hukum Ohm - Cara Menghitung Daya dalam Watt
Dalam Hukum Ohm, jika Anda ingin tahu bagaimana cara menghitung daya buat sebuah peralatan dan menilai biaya listriknya, pemahaman mengenai watt dan penggunaannya sangat penting. Jika Anda ingin menemukan cara buat menghitung daya dalam watt, persamaan sangat berguna sebab begitu banyak nan dapat dilakukan dengan persamaan tersebut.
Pengetahuan matematika sangat sedikit diperlukan buat menyelesaikan persamaan ini, nan juga berarti bahwa persamaan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa kalkulator. Cara menghitungnya:
- Menggunakan kalkulator, Anda tentukan jumlah energi (Joules) dan waktu (detik) buat menghitung daya (watt). Bagilah energi dengan waktu dan Anda akan mendapatkan rata-rata daya (watt) nan digunakan. Contoh: 05(J)/20(S) = 0,0025(mW).Gunakan milliwatt sebab jumlah daya nan digunakan pada sebagian besar peralatan elektronik nisbi paling rendah.
- Tentukan jumlah arus (Amps) dan daya (Volt) nan akan Anda hitung dayanya. Kalikan jumlah amps dan volt bersama. Hasilnya akan memberikan Anda jumlah dari daya. Contoh: 001 (mA) x 5(V) = ,005(mV)
- Perhatikan Hukum Ohm : V = I x R atau tegangan sama dengan waktu arus resistensi. Dengan menggunakan rumus sebelumnya, daya sama dengan waktu amps tegangan (P = I x V). ubah rumus ke daya sama dengan arus kuadrat kali resistansi P = I x I x R. ini akan memberikan Anda perhitungan daya nan menggunakan resistensi.
- Menguadratkan tegangan dan membaginya dengan resistensi juga akan memberikan Anda jumlah daya listrik.
Aplikasi Hukum Ohm - Cara Menghitung Tegangan Menggunakan Hukum Ohm
Cara menghitungnya:
- Hubungkan ohmmeter di sirkuit atau resistor buat mengukur resistensinya. Contohnya, sirkuit mungkin memiliki 6 ohm resistensi.
- Hubungkan ammeter ke sirkuit buat mengukur arusnya. Contoh, 2 ampere arus listrik mungkin mengalir di sirkuit.
- Kalikan resitensi sirkuit dan arus bersama: 6 x 2 = 12.
Berdasarkan pada Hukum Ohm, ini ialah tegangan pada rangkaian sirkuit, nan diukur dalam volt.
Aplikasi Hukum Ohm - Cara Menghitung Watt dan Tegangan
Anda bisa menghitung watt dan tegangan dengan menggunakan variasi Hukum Ohm . Watt merupakan pengukuran daya, dan tegangan merupakan pengukuran energi potensial. Perhitungan ini dapat dilakukan buat setiap sirkuit tertentu. Anda mengetahui setidaknya dua buah angka nan sinkron dengan Hukum Ohm.
Hukum Ohm aslinya tak termasuk pada perhitungan watt. Persamaan nan paling dasar ialah E = IR. Ini artinya tegnagan sama dengan arus litrik dikalikan resistensi. Arus litrik dijelaskan dalam amps, dan resistensi dalam ohm. Rumus dapat diadaptasi dengan mudah buat membantu menghitung watt.
Cara menghitungnya:
- Dapatkan dua dari tiga angka lainnya dalam Hukum Ohm. Ini berarti bahwa buat menghitung watt, Anda perlu mengetahui tegangan dan resistensi, tegangan dan arus litrik atau resistensi dan arus listrik.
- Kalikan tegangan dengan arus listrik, jika keduanya ialah angka dua Anda. Hasilnya akan menjadi watt.
- Ampere kuadrat dan kalikan dengan ohm rangkaian jika Anda memiliki dua angka nan tersedia. Hasilnya ialah daya Anda, atau watt.
- Kuadratkan volt sirkuit dan bagi angka dengan ohm di sirkuit. Ini ialah cara buat menghitung watt dalam sirkuit ketika Anda mengetahui tegangan dan resistensi dalam sirkuit.
Menghitung tegangan:
- Dapatkan dua angka nan diperlukan buat perhitungan Anda kembali. Seperti pada langkah di atas, dua dari faktor-faktor lain dalam persamaan bisa digunakan buat menghitung tegangan. Jadi, buat menghitung tegangan, Anda harus tahu baik watt dan amps, amps dan ohm atau ohm dan watt.
- Kalikan resistensi dengan arus listrik dari arus. Ohm dikalikan dengan amp. Ini ialah bentuk dasar dari Hukum Ohm dan akan memberikan Anda tegangan.
- Bagi watt rangkaian dengan amp. Ini merupakan cara lain buat mendapatkan tegangan.
- Kalikan watt dengan resistensi. Akar kuadrat dari angka ini ialah tegangan dari rangkaian Anda.