Sekilas Sejarah Hayati Imam Al Ghazali

Sekilas Sejarah Hayati Imam Al Ghazali

Nama Imam Al Ghazali tak hanya dikenal di kalangan Muslim saja bahkan nama Beliau mahsyur ke seantero global termasuk kalangan non Muslim sekalipun. Kebesaran namanya tentu dikarenakan pencapaian Beliau dalam banyak dimensi ilmu, mulai dari: Thasawuf, Filsafat, Logika, Fiqh, dan juga Perbandingan Agama.

Saking mapannya ilmu dan pengetahuan Imam Al Ghazali maka Beliau digelari dengan sebuah gelar nan sangat tinggi dan begitu terhormat, yaitu: Hujjatul Islam.

Pemikirannya telah tersebar ke seluruh global Islam dan telah mewarnai banyak sekali ajaran dan mazhab nan memang sangat beragam dalam internal Islam. Melalui karya-karyanya nan sangat termahsyur, Imam Al Ghazali mempengaruhi banyak sekali tokoh Islam nan tak sedikit para tokoh itu menjadi pimpinan-pimpinan ummat, baik itu pimpinan spiritual mapupun pimpinan politik.

Tentu akan menarik buat menelaah lebih dekat profil dari seorang Hujjatul Islam nan kharisma dan pengaruhnya masih terpelihara kuat hingga sekarang.

Dalam tulisan ini ada beberapa aspek dari diri Imam Al Ghazali nan akan kita kupas, yaitu:

  1. Sejarah hidup, mulai dari nama dan nashab beliau (dalam tradisi Arab, nashab merupakan faktor esensial dari diri seseorang sehingga posisinya begitu penting), sekilas perjalanan hidupnya dalam menimba ilmu, hingga masa akhir hidupnya.
  2. Karya. Sebagai seorang inteleketual Muslim, Beliau mewariskan banyak sekali karya-karya krusial nan kelak mempengaruhi corak pemikiran Islam, baik itu Islam esoteris maupun Islam eksoteris. Tentu tidak mungkin buat membedah semua karya Beliau di sini sebab itu pembahasan akan dibatasi pada karyanya nan paling popular.
  3. Nasehat Imam Al Ghazali. Untuk lebih mendekatkan diri kita pada sosok Beliau, di akhir tulisan ini akan dikutip beberapa nasihat Imam Al Ghazali nan termahsyur. Kita dapat belajar secara praksis dari sana.


Sekilas Sejarah Hayati Imam Al Ghazali

Nama orisinil beliau ialah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali. Sebagian ulama pakar nasab ada nan berselisih terkait penyandaran nama Beliau. Ada nan mengatakan, bahwa penyandaran nama Imam Al Ghazali kepada daerah Ghazalah di Thusi, loka Sang Imam dilahirkan. Sedangkan sebagian ulama nasab lainnya mengatakan bahwa penyandaran nama Imam Al Ghazali kepada profesi keluarganya: menenun. Sehingga nisbatnya ditasydid (Al Ghazzali).

Ayah Imam Al Ghazali merupakan seorang pengrajin kain shuf dan suka menjualnya ke kota Thusi. Menjelang Beliau wafat, Ia berwasiat pada temannya dari keluarga nan baik-baik agar sedia memelihara anaknya.
Setelah meninggal, temannya itu mendidik Sang Imam