Memelihara Peralatan Listrik di Rumah
Memasang rangkaian listrik buat keperluan rumah tangga memang tak boleh sembarangan. Harus benar-benar diperhatikan dengan teliti, bahkan termasuk ke ukuran kabel listrik nan digunakan.
Ukuran Kabel Listrik
Listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan dasar. Bahkan masyarakat pedesaan pun kini rasanya hampir sulit buat hayati tanpa listrik. Tak heran jika mereka nan tinggal di daerah nan belum terjangkau oleh listrik, berusaha dengan kekuatan dan keterampilan seadanya buat membuat listrik sendiri.
Tak sporadis juga, masyarakat kecil nan tak terlalu mengerti mengenai instalasi listrik, memasang listrik dengan tak menuruti anggaran nan benar. Akibatnya, sering terjadi kebakaran nan disebabkan oleh interaksi arus pendek atau korsleting.
Kabel listrik memang terdiri dari berbagai ukuran. Ada beberapa jenis ukuran kabel listrik nan dijual di pasaran. Warnanya pun berbeda-beda. Sebenarnya hal ini ada maksudnya. Biasanya, nan tertulis di kabel listrik itu ialah 1x1,5mm, 1x2,5mm, 2x1,5mm, 2x2,5mm, dan 3x2,5mm.
Angka-angka nan terdapat di depan tanda (x) menandakan banyaknya jumlah kabel nan terdapat di dalam lapisan pembungkus kabel. Kalau angkanya 1, berarti jumlah dawai kabelnya ada 1. Sedangkan nan ada setelah tanda (x) menunjukkan ukuran diameter kabel dalam satuan millimeter.
Kabel nan berukuran 2,5 milimeter pada umumnya digunakan buat memasang jalur primer instalasi listrik. Setelah itu dibuat cabang-cabang instalasi sinkron dengan kebutuhan masing-masing rumah tangga.
Cabang-cabang listrik itulah nan biasanya menggunakan kabel berukuran 1,5 milimeter. Kabel-kabel buat cabang instalasi itu biasanya disambungkan buat lampu atau sakelar.
Untuk kabel nan akan disambungkan pada stop kontak, dapat digunakan kabel nan berukuran 1,5 mm maupun nan 2,5 mm, tergantung kebutuhan masing-masing.
Jika stop kontak akan digunakan buat peralatan elektronik nan watt-nya besar, maka sebaiknya memakai kabel nan berdiameter 2,5 mm. Kalau buat nan berdaya kecil, kabel berukuran 1,5 mm sudah cukup memadai. Tetapi, jika hendak dipakai buat kedua jenis alat elektronik, maka disarankan buat memakai nan berdiameter 2,5 mm.
Selain ukuran kabel, perlu juga pemaham pemasangan instalasi nan tepat buat rumah tangga. Jika memang tak mengerti soal itu, sebaiknya bertanya kepada pihak nan berwenang agar tak salah memasang instalasi. Kesalahan pemasangan instalasi listrik dapat berakibat sangat fatal sebab dapat menyebabkan kesetrum dan interaksi arus pendek (korslet).
Masalah keamanan pada instalasi listrik juga seharusnya didukung oleh grounding nan memadai. Sayangnya, instalasi listrik di sebagian besar pemukiman di negeri ini masih belum dilengkapi oleh grounding.
Ini juga menyebabkan sering terjadi kecelakaan nan disebabkan oleh listrik. Grounding sebenarnya bisa menyebabkan genre listrik menjadi kondusif sebab merupakan konduktor listrik nan sangat baik.
Jika sistem grounding belum memadai, biasanya digunakan sistem pengkabelan listrik dengan 2 kabel inti (yang mengalirkan listrik dan nan netral). Itulah sebabnya di Indonesia menggunakan steker dengan 2 cucuk pada perabotan-perabotan listriknya. Namun, agar lebih aman, disarankan buat memakai sistem 3 kabel inti (yang berlistrik, netral, dan arde).
Kebiasaan nan sering dilakukan oleh masyarakat di rumah mereka ialah 'menumpuk' stop kontak menjadi satu. Satu stop kontak dijadikan sumber listrik bagi beberapa alat elekronik sekaligus, padahal ini sangat berbahaya.
Sebaiknya sediakan banyak outlet stop kontak di dalam rumah agar lebih aman. Pasang juga sirkuit kabel dengan jumlah nan memadai agar distribusi beban listrik bisa lebih seimbang, sehingga menghilangkan kelebihan beban.
Masalah daya listrik juga harus diperhatikan dengan benar. Mintalah daya listrik nan cukup buat kebutuhan rumah tangga. Tidak sedikit masyarakat nan melakukan pencurian daya listrik buat menghemat biaya pembayaran tagihan listrik . Padahal, hal ini sangat membahayakan keselamatan.
Perlu Perhatian Spesifik Jika Ada Anak di Rumah
Listrik memang bukan mainan, namun peralatan listrik sangat menarik perhatian anak-anak, khususnya nan masih berusia balita. Anak-anak masih belum mengerti mengenai bahaya nan dapat ditimbulkan jika bermain-main dengan alat-alat listrik.
Tugas orang dewasalah nan harus memperhatikan agar peralatan listrik nan ada di dalam rumah tak sampai membahayakan anak-anak mereka. Sesuatu nan sering menarik perhatian anak-anak ialah stop kontak, colokan, dan kabel .
Mereka akan menganggapnya sebagai mainan. Maka dari itu, anak-anak harus dijauhkan dari benda-benda tersebut. Kabel nan tak dipakai sebaiknya dicabut dari stop kontak. Pilih stop kontak nan dapat ditutup, atau tutupi dengan sesuatu nan terbuat dari plastik.
Saat mencabut kabel dari stop kontak, jangan tarik kabelnya. Peganglah bagian kepala steker, lalu tarik dari stop kontak. Jangan juga biarkan anak-anak melepaskan kabel dari stop kontak jika tak diawasi oleh orang dewasa.
Namun, ajarkan juga mereka buat melakukannya dengan baik dan benar. Hindarkan alat-alat elektronik agar jangan sampai terkena air. Kalau suatu ketika ada kecelakaan nan menyebabkan alat rumah tangga terbakar, jangan siram dengan air. Sebaiknya segera matikan pusat genre listrik. Padamkan juga genre listrik saat sedang mengganti lampu di dalam rumah.
Selain menyingkirkan kabel listrik agar tak dijadikan mainan oleh anak-anak, perhatikan juga apakah ada kabel-kabel listrik lain nan bisa membahayakan mereka, misalnya di luar rumah.
Jangan biarkan kabel-kabel listrik dibiarkan menjuntai tidak karuan sebab akan sangat berbahaya jika sampai dimainkan atau tersentuh oleh anak-anak.
Ajarkan juga kepada anak agar tak bermain di tempat-tempat nan mengandung bahaya listrik, seperti bermain layangan di loka nan banyak tiang serta kabel listriknya. Selain itu, simpan semua peralatan listrik di loka tertutup jika sedang tak digunakan.
Memelihara Peralatan Listrik di Rumah
Peralatan listrik di rumah juga harus dirawat. Hal ini perlu dilakukan secara teratur agar alat-alat elektronik tersebut awet dan tak membahayakan. Peralatan listrik nan sudah rusak akan lebih berbahaya jika terus digunakan.
Perawatan sederhana nan perlu dilakukan ialah mencegah agar bagian alat-alat listrik nan terbuat dari logam terhindar dari zat oksidasi atau korosi. Oleh sebab itu, usahakan agar alat-alat rumah tangga selalu dalam keadaan kering. Segera lap bagian nan basah jika terciprat air.
Agar awet, gunakan alat-alat listrik seperlunya. Jika sedang tak digunakan, sebaiknya segera copot kabel peralatan listrik itu. Selain demi keamanan, khususnya buat anak-anak, hal ini juga perlu dilakukan agar alat elektronik itu lebih awet.
Selain itu, matikan dan bubut semua kabel peralatan listrik jika ditinggal bepergian, apalagi dalam waktu lama. Jika hendak tetap menyalakan lampu saat rumah sedang kosong, nyalakan seperlunya.
Mintalah tolong pada tetangga atau satuan pengaman kompleks rumah buat menyalakan dan mematikannya sinkron dengan waktunya. Atau gunakan lampu nan dapat dinyalakan dengan pengatur waktu (timer).
Selain peralatan elektronik , instalasi listrik juga harus dirawat agar tetap berfungsi dengan baik dan aman. Periksa instalasi secara rutin, setidaknya setahun sekali. Jika tak mengerti cara melakukannya, mintalah kepada orang nan mengerti mengenai keamanan instalasi listrik.
Jika sudah perlu diperbaharui, segera lakukan, jangan ditunda. Mintalah pada petugas resmi dari Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) jika hendak melakukannya. Demikian ulasan mengenai beberapa ukuran kabel listrik dan pemeliharannya ketika di dalam rumah. Semoga bermanfaat.