Musik Nostalgia Luar Negeri
Industri musik kini telah banyak melahirkan musisi baru dengan karya-karya nan juga baru. Meskipun ada juga beberapa musisi zaman sekarang nan berhasil justru sebab mendaur ulang musik nostalgia. Musik nostalgia tak akan lekang dimakan zaman, begitulah kira-kira bila kita tanya pendapat mengenai musik nostalgia pada beberapa orang nan mengerti musik.
Musik ialah bahasa nan universal. Siapa pun orangnya, secara alami niscaya akan menyukai alunan rangkaian nada tersebut. Tidak begitu peduli dengan bahasa nan digunakan.
Musik dapat menyatukan semua kalangan. Memiliki jabatan atau pun tidak. Miskin atau pun kaya. Berpendidikan atau tidak. Semua dapat menikmati musik. Musik ialah satu-satunya hal di global ini nan dapat menembus batas-batas sosial.
Tidak hiperbola rasanya bila musik dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia. Bermusik atau mendengarkan musik, percaya atau tak dapat mempengaruhi perasaan manusia. Bahkan, musik dapat jadi simbol dari kepribadiaan seseorang itu sendiri.
Musik memiliki genre nan bermacam. Semuanya tercipta sebab kreatifitas para musisi nan tiada batas. Tangga nada boleh saja hanya delapan. Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, Do. Tapi, para musisi tersebut dapat menghasilkan lagu nan berbeda dalam jumlah sangat banyak. Tentu saja melebihi jumlah tangga nada itu sendiri.
Jenis Musik Nostalgia
Musik nostalgia memiliki disparitas dengan musik masa kini. Disparitas tersebut dapat dirasakan melalui pilihan kata dalam setiap lirik dan nada. Mereka para musisi jadul (jaman dulu) dinilai lebih lugas dalam menciptakan lirik-lirik lagu. Meskipun sederhana, namun apa nan ingin disampaikan dalam lagu dapat secara jelas dimengerti.
Nada nan dipilih pun cenderung tak rumit, sederhana tapi manis. Mereka tak terlalu banyak menggunakan imbas musik nan instan. Tapi, disparitas itu semua tentu saja bergantung pada cara pandang seseorang terhadap musik.
Perbedaan tersebut merupakan hal nan wajar, sebab pada kenyataannya zaman sudah berubah. Perkembangan dalam bidang musik pun mau tak mau akan terus terjadi. Entah perkembangan dalam teknik pembuatan sebuah lagu, atau pun perkembangan selera pasar.
Musik nostalgia hingga kini masih dapat dinikmati, sebab tentu saja musik ialah satu-satunya trend zaman nan tak termakan zaman. Meskipun, pangsa pasar dari penyanyi atau pelantun musik nostalgia itu sendiri sudah mulai berkurang.
Musik nostalgia tak perlu risi kehilangan peminat. Pelanggan setianya dapat dari kalangan mana pun, pejabat hingga tukang becak. Muski nostalgia ialah sebutan bagi musik nan sudah out of date . Musik nan masa kejayaannya sudah lewat beberapa puluh tahun nan lalu.
Musik nan bila dilihat pada zaman sekarang memiliki penampilan nan lucu. Meskipun demikian, musik nostalgia tak lantas hanya digemari oleh mereka nan berusia tua. Sebut saja band musik terkenal asal Inggris, The Beatles.
The Beatles hingga kini masih mempunyai penggemar fanatik sendiri. Banyak musisi Indonesia kini nan terinspirasi dari gaya bermusik John Lennon dan kawan-kawan. Musiknya nan sudah mulai bergema sejak 1963 terbukti masih banyak dinikmati hingga sekarang. The Beatles tak pernah "mati" begitu pun dengan musik nostalgia. Kurang lebih seperti itu lah pendapat para penikmat musik.
Musik Nostalgia dalam Negeri
Semakin lama musik tersebut berada di global musik, maka sebuah lagu akan menjadi sesuatu nan bernilai legendaris. Contohnya saja, karya Koes Ploes nan hingga kini masih dikenang oleh masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat muda nan sudah mengenal lebih banyak aliran musik di tanah air.
Salah satu lagu nan masih sering dibawakan oleh musisi dalam negeri hingga saat ini ialah lagu nan berjudul "Andaikan Kau Datang Kembali" dengan lirik sebagai berikut.
Terlalu latif dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan
Setelah saya jauh berjalan
Dan kau kutinggalkan
Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu
Reff :
Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa nan kan kuberi
Adakah jalan nan kautemui
Untuk kita kembali lagi
Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya
Bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini kuakhiri
Lirik lagu tersebut memperlihatkan adanya makna universal dari kata cinta dan kasih sayang. Tidak ada objek spesifik dalam lagu tersebut sehingga seseorang nan menyanyikan lagu itu dapat mendedikasikan lagu tersebut buat siapa saja.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa nada suatu interaksi nan sehat nan dimiliki oleh masyarakat pada zaman dahulu dengan lingkungan sekitarnya sehingga kata cinta tak didefinisikan sebagai sesuatu nan dangkal mengenai perasaan seseorang terhadap versus jenisnya saja.
Cinta dalam lirik lagu tersebut dapat berupa afeksi dari anak terhadap orang tuanya, atau sebaliknya. Dapat juga cinta nan timbul antara seseorang dengan sahabatnya, atau dengan orang lain nan tak harus sebatas versus jenis.
Dengan begitu, tidaklah mengherankan jika sampai saat ini, kita masih dapat menyenandungkan musik musik nostalgia sebagai sesuatu nan masih dapat merefleksikan kehidupan sosial di zaman sekarang ini sebab keuniversalan dari liriknya mampu membawa pendengar atau bahkan penyanyinya ke suatu perasaan nan sangat besar dibandingkan suatu ungkapan nan dangkal mengenai perasaan subjektif.
Selain itu, ada juga lirik lagu nan sampai saat ini masih dikenang sebagai bentuk serta perbedaan makna nan latif dari satu pertemuan. Lagu tersebut ialah lagu nan dibawakan oleh Iwan Fals, dengan judul "Kemesraan".
Suatu hari, di kala kita duduk di tepi pantai
Dan memandang ombak di lautan nan kian menepi
Burung camar, terbang menari di derunya air
Suara alam ini hangatkan jiwa kita
Sementara, sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarku, mengalunkan melodi tentang kita
Ada hati, membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa tercurah saat itu
Reff :
Kemesraan ini janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini inginku kenang selalu
Hatiku damai, jiwaku tentram di sampingmu
Hatiku damai, jiwaku tentram bersamamu
Sama halnya dengan lagu nan pertama, lagu "Kemesraan" ini juga dapat diartikan sebagai suatu perbedaan makna nan universal. Keintiman nan terdapat di dalamnya merupakan bukti adanya afeksi nan dimiliki oleh seseorang terhadap orang lain nan bukan sebatas kekasih.
Ada nilai cinta universal, keintiman antara sahabat, atau siapa pun nan dapat membuat sebuah rendezvous menjadi sulit buat dilupakan dan mudah buat dikenang.
Musik Nostalgia Luar Negeri
Sama halnya dengan musik nostalgia dalam negeri, musik nan berkembang dan berasal dari luar negeri pun memiliki banyak kecenderungan dalam hal pengelolaan makna universal.
Misalnya saja, lagu nan dibawakan oleh Queen nan berjudul "Love of My Life" berikut ini.
Love of my life you've hurt me
You broken my heart
And now you leave me
Love of my life can you see
Bring it back bring it back
Don't take it away from me
Because you don't know
What it menas to me
Love of my life, love of my life, hu..hu...
Lirik lagu tersebut merupakan litik tentang cinta nan tak lekang oleh waktu. Karena hampir semua orang pernah ditinggalkan oleh orang nan dicintai, hampir semua orang pernah merasakan putus cinta, dan hal lain nan berhubungan dengan kisah percintaan.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa musik nostalgia selalu mendapat loka nan spesifik bagi pengamat dan pecinta musik di global sebab sering mengangkat hal nan universal, serta tak terjebak pada situasi zaman seperti nan sekarang banyak dihadirkan oleh musik aliran baru di era modern.