Kendala Menuju Loka Pemandangan Alam Terindah di Dunia
Di manakah pemandangan alam terindah di global ? Pemandangan alam terindah di global itu adakah di Indonesia? Indonesia memiliki tanah nan sangat subur, hutan nan lebat walau terus dirambah, gunung-gunung dengan kandungann mineral nan banyak, lautan nan luas, danau-danau dan sungai-sungai nan jernih.
Kurang apakah alam Indonesia? Kurang perawatan dan publikasi. Tapi Indonesia tak harus terlalu bersedih. Pulau Komodo sudah mulai dikenal oleh banyak orang di luar Indonesia. Beberapa orang malah menganggap bahwa Pulau Komodo memiliki pemandangan alam terindah di dunia.
Selain Pulau Komodo, Adakah Pemandangan Alam Terindah di Global di Indonesia?
Negara kepulauan ini dikaruniai begitu banyak pemandangan alam terindah di dunia. Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat, Taman Bahari Bunaken di Sulawesi Utara, Taman Bahari di Wakatobe di Sulawesi Tenggara, secara monoton diperkenalkan ke seluruh dunia.
Hasilnya ialah suatu pengakuan kalau ketiga loka yang menawan itu dapat dikategorikan sebagai loka nan mempunyai pemandangan alam terindah di dunia. Kehidupan biota laut, keasrian, dan keaslian rona dan jenis terumbu karang membuat ketiga loka itu menjadi loka wisata nan menyenangkan terutama bagi orang-orang nan keranjingan menyelam dan berenang.
Kalau tak bahagia berenang dan alergi dengan pantai sebab tak tahan cuaca panas, ternyata Indonesia mempunyai tempat-tempat latif lainnya nan dapat juga dianggap sebagai loka dengan pemandangan alam terindah di dunia. Misalnya Pegunungan karst Bantimarung di Sulawesi Selatan. Deretan batu-batu besar yang menakjubkan dengan danau berair jernih dan menyegarkan, tentunya akan membuat mata nan memandangnya menjadi takjub dan tidak henti mengucap kebesaran Sang Pencipta.
Mungkin saja deretan batu-batu besar tersebut belum sebanding bila disandingkan dengan batu-batu gunung nan diukir dan dipahat menjadi sebuah kota nan diberi nama Petra nan terdapat di Yordania nan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Tapi tetap saja orang boleh berpendapat bahwa Pegunungan karst Bantimarung merupakan salah satu pemandangan alam terindah di dunia.
Pulau Bali, Danau Toba di Sumatera Utara, gunung Bromo dan gua Gong di Jawa Timur, Green Canyon di Jawa Barat, Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, Carstensz di Papua, dapat juga dikategorikan sebagai pemandangan alam terindah di dunia.
Budaya melayani harus lebih ditingkatkan kalau Indonesia ingin lebih banyak lagi tempat-tempat latif nan ada di negeri jamrud khatulistiwa ini dikenal sebagai tempat-tempat dengan pemandangan alam terindah di dunia. Sebut saja Meksiko dengan kepadatan penduduk nan luar biasa, tapi 70% pendapatan mereka berasal dari sektor jasa.
Pelayanan jasa nan berupa penyediaan akomodasi berupa hotel dan jenis penginapan lainnya membuat Meksiko cukup berhasil mengangkat sektor jasa ini. Padahal Meksiko tak memiliki loka nan dapat dikategorikan sebagai loka dengan pemandangan alam terindah di global sebanyak Indonesia.
Kendala Menuju Loka Pemandangan Alam Terindah di Global
Publikasi nan intensif dengan biaya nan rendah buat mengunjungi loka dengan pemandangan alam terindah di global tersebut akan membuat pelancong tergerak hatinya buat mengunjungi loka tersebut. Tapi kalau biaya mengunjungi beberapa loka di Indonesia ternyata lebih mahal dibandingkan kalau mengunjungi beberapa negara sekaligus, tentunya orang lebih memilih mengunjungi banyak loka daripada satu loka saja.
Paket umroh saja ditambah dengan paket jalan-jalan ke beberapa loka nan menakjubkan. Seharusnya pemerintah Indonesia juga dapat membuat paket perjalanan seperti itu.
Memang sulit buat mengatasi hambatan transportasi dan akomodasi ke loka dengan pemandangan alam terindah di dunia nan ada di Indonesia. Bayangkan saja bila seseorang itu berasal dari Amerika dan mau mengunjungi beberapa loka dengan pemandangan alam terindah di dunia. Dari Amerika terbang ke Jakarta. Dari Jakarta ke Papua. Dari Papua ke Sulawesi. Dari Sulawesi ke Pulau Komodo. Dapat memakan waktu nan sangat lama di perjalanan.
Kelelahan dan dana nan tak sedikit membuat orang berpikir berulang kali. Hanya orang-orang nan sudah benar-benar berniat mengunjungi suatu tempatlah nan akan bersedia meluangkan waktu dan dana nan cukup besar tersebut. Mereka niscaya sangat sensitif sebab faktor kelelahan tersebut. Oleh sebab itulah, pihak pengelola loka dengan pemandangan alam terindah di global itu harus sangat ramah, sopan, peka, dan melayani dengan sepenuh hati. Kalau tidak, para pelancong tak akan mau lagi datang.
Bagi mereka, tempat-tempat nan ada di negara atau negara tetangga mereka mungkin saja lebih indah. Mereka mengunjungi Indonesia hanya sebagai wahana pelampiasan rasa penasaran saja. Sebut saja Amerika. Negera benua ini memiliki beberapa loka nan dikategorikan memiliki pemandangan alam terindah di dunia.
Misalnya, The Wave nan ada di antara Utah dan Arizona. Bebatuan merah nan bergelombang benar-benar seperti gelombang laut. Bagi orang-orang nan bahagia hiking , menyusuri formasi bebatuan yang memesona ini merupakan sesuatu nan mampu memberikan kesegaran pikiran.
Selain The Wave, Antelope Canyon juga di Arizona. Jurang dengan cahaya nan begitu menakjubkan ini bahkan sering sekali menjadi loka syuting film. Jurang ini berbatu-batu dengan rona nan sangat indah. Tidak salah kalau Antelope ini dijuluki salah satu loka dengan pemandangan alam terindah di dunia.
Belum lagi air terjun Niagara nan berbatasan dengan Kanada, Hawaii dengan ombak tercantik sebagai surga para peselancar, beberapa taman nasional seperti Grand Canyon nan dinobatkan sebagai salah satu taman nasional dengan pemandangan alam terindah di dunia.
Bagaimana menarik orang Amerika nan di negaranya saja mereka dapat menemukan begitu banyak pemandangan alam terindah di global buat mau berkunjung ke Indonesia dengan pengorbanan nan begitu besar tanpa timbal balik nan sepadan? Tentunya hal ini menjadi pemikiran nan cukup menyita energi otak. Tapi kalau ada kemauan, jalan itu akan ditemukan dengan segera.
Kalaulah orang Amerika sulit buat ditahlukkan, bagaimana dengan orang Cina? Orang Cina memang bahagia berbisnis. Mereka niscaya bahagia melancong ke tempat-tempat dengan pemandangan alam terindah di global nan ada di Indonesia walaupun di negara mereka sediri beberapa loka dapat dikategorikan sebagai loka dengan pemandangan terindah di dunia. Contohnya, Tembok raksasa Cina, Kota terlarang, taman Pintu Langit nan ada di kota Zhanjiajie, Provinsi Hunan nan menyajikan pemandangan begitu menakjubkan disertai datangnya salju di musim dingin. Indonesia memang harus mampu memberikan timbal balik nan sepadan dengan apa nan telah dikeluarkan oleh para pelancong dari luar negeri tersebut.
Sebenarnya potensi pelancong dalam negeri tak kalah besar jumlahnya dengan potensi pelancong dari luar negeri. Namun para pengusaha sektor pariwisata tampaknya masih lebih bahagia melayani tamu dari negara lain daripada tamu dari negara sendiri. Hal ini sebab mereka tahu kalau pelancong dalam negeri itu lebih susah diatur dibandingkan dengan para pelancong dari luar negeri.
Kondisi pemandangan alam terindah di global dapat saja rusak bila para pelancong dari Indonesia tak didik agar mampu menghargai estetika tersebut. Tangan-tangan jahil seakan begitu mudahnya menorehkan jejak nan akan menurunkan pamor pemandangan alam terindah di global tersebut.
Pendidikan cara melancong dan cara memelihara apa nan sudah dikaruniakan Allah Swt kepada bangsa Indonesia ini harus terus ditingkatkan. Kalau tidak, 10 tahun lagi, Indonesia mungkin tak akan lagi memiliki tempat-tempat berkategori loka dengan pemandangan alam terindah di dunia.