Tujuan Penggilingan
Beras merupakan kebutuhan nan sangat krusial dan termasuk dalam sembilan bahan pokok kebutuhan sehari-hari rakyat Indonesia. Masyarakat kita kebanyakan hanya mengenal beras sebagai bahan makanan nan mengenyangkan tanpa tahu kandungan gizi beras secara lengkap. Karena hanya mengenal beras sebagai bahan makanan nan mengenyangkan, akhirnya muncullah istilah, "Jika tidak makan nasi, maka tidak kenyang."
Beras merupakan makanan pokok orang Asia pada umumnya, termasuk Indonesia. Setiap hari kita memakan beras nan diolah menjadi nasi. Kandungan beras nan kita tahu hanyalah glukosanya saja, tetapi berapa kandungan glukosa nan ada dalam beras kita tak tahu persis. Memahami kandungan nan ada dala beras, berarti mengajarkan kita buat menakar kandungan glokosa di dalamnya. Mengonsumsi glukosa atau gula nan hiperbola tak baik, oleh sebab itu perlu kita cermati kandungan di dalamnya.
Beras dan Kandungannya
Beras dimanfaatkan terutama buat diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula buat dijadikan tape. Selain itu, beras merupakan komponen krusial bagi jamu beras kencur dan param. Minuman nan populer dari olahan beras ialah arak dan air tajin.
Secara umum, beras ialah gabah nan bagian kulitnya telah dibuang dengan cara digiling sehingga nan tertinggal hanya bulir gabahnya. Bulir gabah nan telah melalui penggilingan tersebut ialah endosperm nan merupakan bagian primer butir beras. Kandungan dalam endosperm ialah protein nan cukup banyak, selulosa, mineral, dan vitamin.
Jika gabah tak melalui penggilingan, sebenarnya bekatul dari gabah banyak mengandung vitamin B1, protein, lemak, vitamin B2, dan niasin. Namun, sebab harus melalui penggilingan, kandungan gizi beras menjadi berkurang sebab kulit luar pembungkus biji beras nan sebenarnya memiliki banyak kandungan gizi terbuang percuma.
Komposisi kimia beras bhineka tergantung pada varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsur mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras ialah pati (85-90 persen), sebagian kecil pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya.
Protein ialah komponen kedua terbesar beras setelah pati. Sebagian besar (80 persen) protein beras merupakan fraksi tak larut dalam air, nan disebut protein glutelin. Sebagai bahan makanan pokok di Indonesia, beras dalam menu makanan masyarakat menyumbang sedikitnya 45 persen protein.
Beras pecah kulit rata-rata mengandung 8 persen protein, sedangkan beras giling mengandung 7 persen. Dibanding biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik sebab kandungan lisinnya lebih tinggi. Walaupun demikian lisin tetap merupakan asam amino pembatas nan primer (terkecil jumlahnya) dalam beras.
Kandungan lemak beras pecah kulit ialah 1,9 persen, sedangkan pada beras giling hanya 0,7 persen. Itu berarti sekitar 80 persen lemak terdapat dalam dedak dan bekatul, nan terpisah dari beras giling saat penyosohan. Ditinjau dari segi keawetan beras, hal ini menguntungkan sebab lemak mudah teroksidasi dan mengakibatkan timbulnya bau tengik.
Tujuan Penggilingan
Tujuan primer penggilingan dalam menghasilkan beras nan higienis ialah sebagai berikut:
-
Memisahkan bekatul, kulit ari, sekam, dan forum dari endosperm beras.
- Menghilangkan benda asing dan kotoran.
- Meningkat derajat rona putih dan kilap beras.
Penggilingan nan hanya mementingkan rona higienis dan kilap membuat kandungan gizi beras berkurang. Untuk itu, perlu diperhatikan bagaimana penggilingan beras nan baik dan menghasilkan beras higienis tanpa menghilangkan nilai gizi beras itu sendiri. Tidak ada agunan lagi bahwa beras berwarna higienis dan mengkilat ialah beras nan bagus dan bergizi.
Komposisi Gizi dalam Beras
Kandungan gizi beras sangat bergantung pada jenis beras dan cara pengolahannya. Namun, secara umum, beras ialah sumber energi dan protein nan membantu memberikan energi pada tubuh manusia. Selain itu, beras mengandung berbagai mineral dan vitamin. Protein nan terkandung dalam beras dikenal dengan nama protein glutelin nan tak larut dalam air. Protein beras nan lain, yaitu lisin nan memiliki kandungan cukup tinggi di dalam beras.
Kandungan Gizi Bekatul nan Terbuang
Penggilingan membuat bekatul nan melapisi butir beras terlepas dan memang sengaja dibuang atau dibuat sebagai makanan ternak. Padahal, jika masyarakat mengetahui kandungan gizi nan terdapat pada bekatul, mungkin mereka akan memanfaatkan bekatul sebagai bahan makanan pokok.
Namun, sebagian kecil masyarakat kita ternyata ada nan mengenal bekatul sebagai makanan pokok, terutama penduduk nan tinggal di pedesaan. Walau mereka tak secara jelas mengetahui kandungan gizi bekatul nan sebenarnya, pemanfaatan nan sekadar buat memenuhi kebutuhan akan makanan ini ternyata malah mendapatkan nilai gizi bekatul.
Padi nan hanya melalui penumbukkan memiliki kandungan bekatul sekitar 50 persen. Penduduk desa lebih banyak memanfaatkan beras tumbuk ini buat diolah sebagai bubur atau pepes dan mendapatkan kegunaan gizi bekatul nan ternyata mengandung vitamin B15 nan masih sangat sporadis dikenal di dalam masyarakat, termasuk dalam global kedokteran.
Vitamin B15 tersebut memiliki kegunaan buat meningkatkan asupan oksigen ke dalam otak serta menambah sirkulasi oksigen di dalam jaringan otot jantung. Bekatul kaya akan protein, lemak, mineral, vitamin B kompleks, serta serat pencernaan.
Pengetahuan akan kandungan gizi beras nan berkurang dampak penggilingan dan tingginya kandungan gizi nan terbuang ini seharusnya membuat para pakar berpikir keras bagaimana menghasilkan penggilingan padi buat menghasilkan beras nan bagus tanpa membuang bekatul secara percuma.
Kandungan Gizi Beras Merah
Kandungan gizi beras merah mengandung vitamin dan mineral sebanyak 2-3 kali dari kandungan gizi beras putih. Beras merah mengandung tiamin (vitamin BI) nan diperlukan buat mencegah beri-beri pada bayi. Zat besinya juga lebih tinggi, membantu bayi usia 6 bulan ke atas nan asupan zat besinya dari ASI sudah tak lagi mencukupi kebutuhan tubuh. Belum lagi vitamin dan mineral-mineral krusial lainnya.
Unsur gizi lain nan terdapat pada beras merah ialah fosfor (243 mg per 100 gr bahan). Dan selenium nan merupakan elemen kelumit (trace element) nan merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase.
Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan, peroksida menjadi ikatan nan tak bersifat toksik-peroksida bisa berubah menjadi radikal bebas nan mampu mengoksidasi asam lemak tak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya.Karena kemampuannya itulah banyak ahli mengatakan bahan ini mempunyai potensi buat mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Kandungan gizi beras merah dapat kita lihat selengkapnya sebagai berikut ini:
- Mengandung lebih banyak magnesium. Satu mangkuk (195 gr) beras merah masak mengandung 84 mg magnesium, sedangkan beras putih dalam jumlah nan sama hanya mengandung 19 mg magnesium.
- Kaya akan fiber dan asam lemak. Pada beras putih biasa, lapisan kulit padi bagian dalam ikut dikupas, maka kandungan minyak dalam lapisan tersebut nan kaya akan fiber dan selulosa juga akan hilang. Padahal beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan minyak pada lapisan kulit dalam padi tersebut bisa membantu menurunkan kolesterol LDL. Jadi nutrisi nan hilang termasuk fiber dan asam lemak. Sementara beras merah masih mengandung lapisan fiber dan selulosa tersebut.
- Mencegah sembelit. Karena kandungan fibernya nan tinggi, selain bernutrisi tinggi, beras merah juga mampu mencegah sembelit sehingga memperlancar pencernaan. Namun imbas tersebut tergantung dari Norma pengkonsumsi dan dicuci atau tidaknya beras merah tersebut sebelum dimasak.
- Sangat cocok buat diet. Kandungan fiber nan tinggi juga membuat Anda lebih kenyang dan tak mudah lapar sehingga cocok buat pola diet. Salah satu contohnya, beras merah digunakan dalam hidangan diet makrobiotik, dimana teorinya ialah kuliner nan tak banyak mengalami pemrosesan dianggap lebih sehat.
- Kaya akan asam amino dan GABA. Salah satu cara memasak beras merah nan diketahui ialah dengan teknik Gamma-aminobutyric acid (GABA) atau Germinated Brown Rice (GBR) nan mengemuka saat International Year of Rice. Caranya, beras merah direndam dalam air hangat (38OC) selama 20 jam sebelum dimasak seperti nasi putih biasa. Proses ini akan merangsang pengecambahan sehingga mengaktifkan majemuk enzim dalam beras merah.
- GABA juga sudah dikenal bisa meningkatkan hormon pertumbuhan pada manusia. Karena itulah beras merah sangat cocok bagi para binaragawan nan sangat membutuhkan protein asam amino buat perkembangan ototnya dan sebagai pengganti beras putih biasa.
- Merupakan sumber mineral mangan. 100 gram beras merah mengandung 1,1 mg mangaan atau mampu mencukupi 55% kebutuhan harian mineral mangan.