Baju Kurung - Sandang Adat Kepulauan Riau buat Wanita

Baju Kurung - Sandang Adat Kepulauan Riau buat Wanita

Indonesia terdiri dari majemuk adat istiadat nan memperkaya kebudayaan bangsa kita. Mulai dari bahasa, rumah adat, tarian adat, alat musik tradisionalnya, senjata tradisional dan juga baju adat. Poin nan terakhir ialah poin nan sangat penting, sebab dari pakain adat ini, kita mengetahui betapa leluhur kita memiliki nilai seni nan tinggi. Sebelum muncul baju modern, baju adat muncul dengan desain dan kekhasan tersendiri, dengan ornamen-ornamen etnis nan melengkapi keseluruhanya. Termasuk baju adat Kepulauan Riau .

Kepulauan Riau nan berdasarkan UU.No.25/2002 berdiri pada tanggal 25 Oktober 2002 ini sangat kaya akan tradisi dan adat istiadat. Salah satunya ialah baju adat Kepulauan Riau. Tradisi melayu masih cukup kental di kepulauan ini. Hal itu terlihat dari pakaian adatnya. Sandang adat menjadi sebuah bukti diri tersendiri bagi masyarakat di Kepulauan Riau ini. Bagaimana sebenarnya bentuk baju adat dari Kepulauan Riau ini? Untuk lebih jelasnya, mari kita mengakrabi baju adat kepulauan Riau.



Pakaian Adat Kepulauan Riau - Lambang Tradisi

Pakaian adat merupakan salah satu karakteristik budaya suatu daerah. Di Indonesia, dengan beragamnya kebudayaan tiap-tiap daerah, majemuk pula baju adat nan dimiliki. Setiap daerah memiliki baju adat nan beragam, seperti baju adat Kepulauan Riau . Sandang adat merupakan sebuah anggaran dan tata cara berpakaian nan dilakukan oleh sebagian masyarakat dalam kebudayaan tertentu. Indonesia memiliki banyak budaya, itu artinya setiap budaya di seluruh wilayah Indonesia memiliki baju adatnya sendiri.

Pakaian adat Kepulauan Riau memiliki variasi baju adat. Hal ini menyesuaikan dengan penyebaran budaya Melayu nan dianut oleh masyarakatnya. Kepulauan Riau tak hanya terdiri dari satu pulau saja, tetapi ada banyak pulau nan dinaunginya. Oleh sebab itu baju adatnya pun memiliki variasi. Sebagai salah satu daerah nan kental dengan budaya Melayu, baju adat Riau terdiri dari busana Melayu. Variasi baju adat Riau di antaranya, baju adat Indragiri, Melayu Bengkalis Riau, Melayu Siak Riau, dan lain-lain.

Meskipun baju adat merupakan salah satu karakteristik budaya, generasi muda zaman sekarang tak memakai baju adat lagi. Berkembangnya gaya hayati nan berbeda dari zaman dahulu, membuat intensitas pemakaian busana daerah berkurang. Padahal baju adat merupakan karakteristik khas dari sebuah budaya, nan mencerminkan anggaran hayati atau kebiasaan adat nan berlaku di loka tersebut. Hal ini harus mendapat perhatian lebih dari pemangku adat setempat, supaya baju adat Kepulauan Riau tak tergerus oleh perkembangan zaman.

Variasi baju adat Riau membedakan pula waktu pemakaiannya. Busana nan disebut dengan istilah pakaian Melayu cekak musang dipakai saat acara keluarga. Busana nan disebut dengan istilah pakaian Melayu gunting cina dipakai saat tak resmi atau saat di rumah. Jadi, setiap baju adat memiliki fungsinya masing-masing, sebab tak dapat digunakan buat segala situasi.

Saat ini, tampaknya gunting cina tak lagi dipakai sebagai busana sehari-hari di rumah. Meskipun demikian, pemakaian baju adat pada saat-saat resmi dan dalam sebuah acara, seperti pernikahan, memungkinkan bertahannya baju adat tersebut. Ditambah lagi, gencarnya kebangkitan busana daerah bisa membangkitkan pula baju adat Riau. Hal ini turut membangkitkan pula kebudayaan nasional.



Teluk Belanga - Sandang Adat Kepulauan Riau buat Pria

Untuk baju pria, pakaian nan dipakai ialah pakaian Melayu berupa atasan nan mirip seperti kemeja tetapi tak memiliki potongan. Selain itu, busana ini terdiri dari celana, kain sampin, dan songkok atau epilog kepala. Kain sampin biasanya memiliki rona dan corak nan sama dengan pakaian atasannya.

Pakaian adat nan digunakan oleh pria disebut pakaian teluk belanga . Baju ini dipadankan dengan celana panjang nan disuji (disulam/bordir). Sehelai kain diikatkan di tengah badan hampir menyentuh lutut. Bagian kepala ditutup dengan destar atau deta . Pada hari pernikahan, pengantin pria memakai jubah nan dilengkapi celana panjang, kain selempang, dan ikat pinggang. Ia pun menggunakan tutup kepala nan disebut ketu .



Baju Kurung - Sandang Adat Kepulauan Riau buat Wanita

Untuk perempuan, baju nan dipakai berupa pakaian kurung, kain, dan selendang. Kaum wanita memakai atasan berupa pakaian kurung dan kain selempang nan telah disuji. Untuk bawahannya mengenakan kain songket dengan motif-motif nan cantik. Sandang ini dilengkapi dengan perhiasan berupa anting, gelang, dan cincin. Jika seorang wanita Melayu sudah mengenakan baju adat ini, akan terlihat sangat bersahaja serta tampil sangat etnik dan elegan.

Selendang dipakai dengan cara disampirkan di bahu. Busana Melayu Riau ini identik dengan nilai-nilai Islam. Tradisi Melayu Riau memang bersumber dari nilai-nilai Islam. Pakaiannya nan tertutup mencerminkan makna bahwa baju haruslah menutup aurat, selain melindungi tubuh dari cuaca. Baju kurung dibuat dengan model terusan panjang sebatas lutut, bahkan di bawah lutut, ditambah dengan kain songket nan juga menjuntai hingga batas mata kaki, menutup semua bagian tubuh wanita dengan sempurna.

Sandang adat Kepulauan Riau juga berlaku buat baju pengantinnya. Untuk baju pengantin dilengkapi pakaian telepuk dan kain cual . Bagian kepala dihiasi dengan sanggul kepala nan diberi tusuk cempaka emas dan epilog dahi atau pasiani . Perhiasan lain nan biasa digunakan buat pengantin wanita ialah pending, gelang, dan cincin nan terbuat dari emas.

Pakaian adat ini biasanya dikenakan pada upacara-upacara adat masyarakat kepulauan Riau. Terutama pada acara pernikahan. Menggunakan baju adat pada acara pernikahan merupakan kebanggaan eksklusif buat masyarakat kepulauan Riau. Hal ini menyebabkan saat ini banyak sekali jasa-jasa wedding organizer atau salon-salon kecantikan bahkan butik-butik nan menyediakan baju adat kepulauan Riau ini buat memenuhi permintaan para konsumen.

Wanita dengan anggunnya mengenakan pakaian kurung nan lengkap dengan aksesoris-aksesorisnya nan serba mengkilat. Mempelai pria dengan gagahnya mengenakan pakaian teluk belanga nan dilengkapi dengan perlengkapan nan senada dengan pakaian nan dikenakan. Tidak lupa jubah nan dilengkapi dengan celana panjangnya menjadi simbol kejantanan kaum lelaki.

Biasanya pakaian mempelai wanita dan pria memiliki rona nan sama, menjadi simbol keserasian pasangan nan akan mengakhiri masa lajang mereka. Aksesorisnya sendiri dipilih nan cocok dan senada antara aksesoris pria dan wanita. Sehingga menampilkan ekuilibrium dan melengkapi satu sama lain di antara kedua mempelai pengantin.



Makna Sandang Adat Kepulauan Riau

Sandang adat Kepulauan Riau tak hanya sebagai penutub tubuh atau bukti diri budaya saja, tetapi baju adat Riau juga memiliki makna tersendiri. Selain sebagai epilog aurat dan pelindung tubuh, baju adat bermakna sebagai penolak bala. Sebuah baju adat juga dianggap sebagai nilai dan moral pemakainya nan mewakili tradisi sebuah daerah. Oleh sebab itu, baju adat bukan hanya sebagai karakteristik budaya, melainkan lambang tradisi sebuah daerah nan patut dijaga dan dilestarikan.

Menggunakan baju adat memberikan kebanggan tersendiri bagi masyarakat Kepulauan Riau. Bagi mereka nan enggan mengenakan baju adat, terutama bila menghadiri upacara adat atau perjamuan adat, dipandang tak menghargai adat budayanya. Sudah sepatutnya masyarakat Kepulauan Riau mengenakan baju adatnya pada saat upacara adat sebagai wujud kecintaan terhadap tradisi nan telah turun-temurun diturunkan oleh leluhur.

Pakaian adat Kepulauan Riau pun juga menjadi harta kekayaan bangsa Indonesia nan sangat berharga. Keberadaan baju adat di Indonesia menjadi sebuah tanda keanekaragaman Indonesia nan harus dijaga. Sebagai bangsa nan mudun tentu saja kita tak ingin harta budaya kita hilang begitu saja bukan? Kita harus selalu berusaha melestarikannya sampai kapan pun. Oleh sebab itu perlu rasanya dilakukan semacam penanaman nilai budaya pada generasi muda, guna pelestarian tradisi budaya.

Pakaian adat Kepulauan Riau ini merupakan bukti diri dari masyarakat Melayu di Kepulauan Riau. Namun bukan berarti hal itu dijadikan sebagai bentuk pengkotak-kotakan budaya. Tidak ada budaya nan lebih baik, demikian juga halnya tak ada baju adat nan lebih baik, semuanya baik dalam sudut pandang kebudayaan. Dengan kata lain, jangan menjadikan baju adat sebagai ajang buat menunjukkan estetika dari setiap daerah. Meskipun kita bhineka budaya, tetap kita sebagai satu kesatuan.

Tanamkan dalam diri generasi penerus buat selalu bangga menggunakan baju adat, termasuk baju adat Kepulauan Riau ini. Jika bukan generasi muda nan melestarikannya siap lagi? Untuk itu perlu kolaborasi antara pemangku adat dengan pihak terkait buat mengingatkan arti pentingnya baju adat ini.