Sejarah Pesawat Terbang: Perkembangannya
Sejak pertama kali melihat burung terbang, manusia sudah bermimpi buat dapat terbang. Pada zaman dahulu percobaan pertama buat terbang dilakukan dengan mengikatkan bulu-bulu di sepanjang tangan kemudian mengepak-ngepak persis seperti nan dilakukan burung. Tentu saja cara itu tak berhasil. Lalu, bagaimana manusia mewujudkan mimpinya buat terbang? Berikut ini sejarah pesawat terbang dan perkembangannya.
Sejarah Pesawat Terbang: Era Balon Udara
Penerbangan pertama nan berhasil ialah menggunakan balon udara. Pada 1783, manusia menciptakan mesin terbang nan pertama, yaitu balon udara. Balon udara pertama diciptakan dan diterbangkan oleh dua orang berkebangsaan Prancis bernama Etiene Montgolfier dan Joseph Montgolfier. Balon udara merupakan balon besar nan diisi dengan udara panas. Karena udara panas lebih ringan dari udara dingin, maka balon bisa membumbung ke angkasa.
Balon udara rancangan kedua bersaudara asal Prancis ini lantas disempurnakan oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Ferdinand von Zeppelin. Ia memodifikasi bentuk balon udara di tahun 1900 agar balon udara lebih mudah digunakan buat membawa barang dan manusia. Ide kreatifnya menyebabkan Zeppelin menguasai ‘pasar’ transportasi udara paling modern di masanya hingga terjadi sebuah musibah pada tahun 1936 nan berujung pada berakhirnya kekuasaan Zeppelin di bidang penerbangan.
Pilot dan penumpang balon udara berada di keranjang besar nan terikat di bawah balon. Pilot mengontrol ketinggian balon udara dengan cara menambah dan mengurangi panas. Kekurangan balon udara ialah manusia tak bisa mengatur arah dan tujuan. Jika angin bertiup ke barat, balon udara juga ikut ke barat. Pada masa perang sipil, tentara menggunakan balon udara buat mengintai musuh.
Sejarah Pesawat Terbang Pertama
Sementara itu, pesawat pertama nan sukses terbang ialah pesawat terbang layang. Pesawat ini tak memiliki mesin dan sulit dikontrol. Pesawat terbang layang meluncur dari bukit-bukit tinggi dan melayang di udara hingga sampai ke tanah. Pesawat terbang layang dirakit oleh Sir George Meyel.
Pada 1890 Orville dan Wilbur Wright bekerja di toko sepeda. Wright bersaudara tertarik pada penerbangan. Mereka mempelajari prosedur sepeda nan dapat diterapkan buat pesawat. Mereka lalu membuat pesawat terbang layang nan dimodifikasi. Pada 1899 mereka merangkai layang-layang dengan dua sayap besar. Pada akhirnya mereka menemukan cara buat mengontrol kemudi pesawat. Wright bersaudara membuat ekor pesawat dan sirip pada sayap buat mengontrol arah dan ketinggian pesawat.
Pada 1903, Wright bersaudara berhasil menerbangkan pesawat dengan penumpang. Pesawat tersebut mengudara setinggi 36 m selama 12 detik. Pada tahun nan sama Wright bersaudara menciptakan pesawat dengan 12 mesin tenaga kuda protesis sendiri. Sayapnya membentang selebar 12 m, terbuat dari kayu nan dilapisi kain katun. Pilot pesawat tersebut berbaring di bawah sayap. Selanjutnya Wright bersaudara sukses membuat pesawat nan bisa terbang lebih dari satu setengah jam pada 1908.
Sejarah Pesawat Terbang: Perkembangannya
Kecelakaan pesawat terbang pertama terjadi pada 17 September 1908. Letnan militer Amerika, Thomas E. Selfridge menjajal kemampuan pesawat protesis Wright bersaudara buat keperluan militer. Ia menumpang pesawat bersama dengan Orville Wright. Mereka terbang setinggi 22 m ketika baling-baling mendadak rusak. Pesawat tersebut jatuh dan menewaskan Thomas dan membuat Orville terluka. Namun, Wright bersaudara tak menyerah. Pada 1909 mereka mendapat kontrak militer buat membuat pesawat terbang militer pertama.
Pada 1911 Calbiath Rodgers terbang melintasi Amerika Serikat. Ia terbang mulai dari Sheepshead Bay, New York hingga Long Beach, California. Selama 84 penerbangan, Rodgers terjatuh setidaknya 70 kali. Ia harus mengganti hampir semua bagian pesawat sebelum akhirnya tiba di Long Beach. Sepanjang perjalanan tersebut, Thomas berada di udara selama 3 hari, 10 jam, dan 24 menit.
Selanjutnya, perusahaan-perusahaan pesawat terbang semakin meyempurnakan pesawat. Pesawat masa kini bisa terbang membawa 300 lebih penumpang. Penumpang bisa duduk dengan nyaman. Mesin jet telah menggantikan baling-baling dan bisa mencapai kecepatan 960 km/ jam.
Sejarah Pesawat Terbang dan Amelia Earhart
Sejarah global penerbangan dan kemajuan perkembangan pesawat terbang tak terlepas dari sebuah musibah legendaris nan menimpa pilot terkenal asal Amerika Serikat, Amelia Earhart. Kemajuan global penerbangan Amerika Perkumpulan di tahun 1930-an membawa pilot wanita hebat ini terbang dari satu negara ke negara lain. Namanya semakin populer seiring dengan semakin tinggi jam terbangnya.
Puncaknya, di tahun 1937 Amelia Earhart memutuskan buat melakukan penerbangan keliling global dengan melakukan transit di beberapa loka di dunia. Dalam penerbangan ini, ia ditemani oleh Putnam, seorang pilot pria. Namun sayang, keduanya menghilang di atas lautan lepas setelah sebelumnya sempat melakukan transit di Papua. Pesawat terbang tercanggih di zamannya nan seharusnya membawa mereka berkeliling global malah kehilangan frekuwensi radio sehingga Amelia Earhart dan rekannya kehilangan arah.
Hingga kini, tidak ada nan dapat menemukan puing-puing pesawat terbang tersebut; apalagi menemukan Earhart dan Putnam—hidup ataupun mati. Berbagai spekulasi bermunculan dalam menanggapi penyebab dan berbagai teori musibah ini, tetapi tak satu pun mampu benar-benar menjawab ke mana hilangnya pesawat terbang nan membawa dua orang pilot dalam misi keliling global ini. Sampai sekarang, musibah ini menjadi salah satu musibah paling legendaris dalam sejarah penerbangan dan pesawat terbang dunia.
Sejarah Pesawat Terbang di Indonesia
Sejarah pesawat terbang dan global penerbangan Indonesia dimulai sejak Belanda memperkenalkan pesawat terbang. Meskipun tak ada perancangan dan perencanaan pesawat udara sebagai salah satu wahana transportasi utama, Belanda melakukan serangkaian program terkait penerbangan. Fokus dari program-program tersebut ialah menciptakan dan memodifikasi pesawat terbang agar cocok diterbangkan di cuaca tropis Indonesia.
Sebagian besar sejarah penerbangan Indonesia terjadi di Bandung dan sekitarnya. Akan tetapi, uji terbang buat meneliti penerbangan udara di daerah tropis pertama dilakukan di Surabaya. Pada tahun 1922, sebagian masyarakat pribumi di Bandung dilibatkan dalam kegiatan modifikasi pesawat udara pertama. Kegiatan modifikasi dan pembuatan pesawat asal Kanada yakni AVRO-AL mulanya dilakukan di sebuah bengkel rumahan di kawasan Sukamiskin Bandung. Pada tahun 1930 barulah kegiatan tersebut dipindahkan ke Lapangan Udara Andir nan kini menjadi Landasan Udara Husein Sastranegara Bandung.
Beberapa tahun menjelang kemerdekaan, putra-putri Indonesia membuat sebuah pesawat terbang di sebuah bengkel rumahan di Jalan Pasir Kaliki Bandung. Pesawat ini memiliki kemampuan terbang ke Cina dan Belanda, suatu prestasi kelas global nan membanggakan. Meski protesis anak bangsa, pilot nan mengontrol pesawat terbang tersebut ialah seorang Prancis bernama A. Duval.
Pasca kemerdekaan, kesempatan bagi putra-putri pribumi buat memproduksi pesawat terbang sendiri semakin terbuka lebar. Pencerahan akan kebutuhan transportasi udara di atas negara berbentuk kepulauan pun timbul. Belum lagi, pencerahan buat menjaga keutuhan dan keamanan nasional dari udara semakin memperkuat niat para cendikiawan bangsa buat membuat dan menerbangkan pesawat terbang sendiri.
Di tahun 1940-an (setelah merdeka), tokoh penerbangan Indonesia nan banyak berperan ialah Agustinus Adisutjipto. Ia ialah orang nan merancang dan menerbangkan sebuah pesawat Jepang nan dimodifikasinya menjadi pesawat tempur. Penerbangan pertamanya dilakukan di langit Tasikmalaya, Jawa Barat. Pembuatan dan modifikasi pesawat terbang pun semakin lazim. Akhirnya, bengkel pesawat semakin banyak dibuka, tak hanya di Bandung tetapi juga di kota-kota lain seperti Jogjakarta.
Setelah itu, sejarah pesawat terbang mencatat global dirgantara Indonesia semakin maju. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya pesawat nan diproduksi, dengan mengambil nama nan sangat Indonesia. Tahun-tahun pasca kemerdekaan inilah pesawat terbang di nusantara semakin berkembang. Putra-putri bangsa nan memiliki kemampuan mempelajari teknik mesin dan teknik penerbangan dikirim ke luar negeri. Salah satu putra bangsa nan mengharumkan nama Indonesia di luar negeri ialah B. J. Habibie. Setelah dikirim buat bersekolah di Jerman pada tahun 1960 – 1970-an, Habibie banyak berperan dalam memajukan industri penerbangan di Indonesia hingga kini.