Tips Membuat Rumah Autis

Tips Membuat Rumah Autis

Rumah autis ialah sebuah rumah nan berfungsi sebagai loka berkumpulnya para penyandang autisme agar dapat berteman dengan orang nan memiliki kecenderungan nasib. Dengan adanya kebersamaan ini mereka dapat saling belajar. Sebenarnya tak hanya mereka atau anak-anak autis itu saja nan saling belajar dan berinteraksi, para orangtua dan pembimbing mereka pun dapat saling mendukung dan memberikan dorongan serta semangat sehingga mereka tetap optimis bahwa masa depan anak-anak autis itu tetap ada dan tetap cemerlang.



Mereka Ada Untuk Dunia

Pasti bukan sesuatu nan menyenangkan ketika pertama kali mengetahui bahwa anak nan terlahir dengan keadaan tubuh nan latif dan lengkap itu ternyata tak memiliki kesempurnaan otak. Mereka bahkan tidak mampu mengucapkan satu kata pun. Selain itu, mereka mungkin saja tidak mengenal ibunya apalagi akan berkomunikasi dengan orang lain. Mereka seolah mempunyai global sendiri nan terlihat begitu terasing dan tidak dapat diselami oleh orang lain. Hanya kesabaran dan ketabahan serta terus mencari jalan agar sang anak nan dinyatakan mengidap autis ini dapat hayati mandiri.

Perasaan tertekan niscaya ada dan mungkin saja akan selalu ada. Namun, demi masa depannya, orangtua harus tabah dan tegar. Anak autis mungkin tak menyadari apa nan berkecamuk di dalam hati orangtua dan orang-orang nan sayang padanya. Ia mungkin tak sadar ketika ada mata nan menatapnya, mata itu mengalirkan air mata haru dan rasa kasihan. Tidak ada gunanya mengutuk keberadaan Tuhan nan telah mengirimkan mahluk mungil itu ke dunia. Mungkin aja malah orangtua nan banyak belajar dari anaknya nan mengidap autisme.

Bila pencerahan bahwa Tuhan niscaya memberikan nan terbaik kepada umatNya, maka anak autis nan terlahir itu ialah rangkaian afeksi Tuhan kepada manusia. Walaupun kini tampaknya keberadaan anak autis ini semakin banyak, manusia tetap harus bersyukur dan konfiden kalau tak ada masalah tanpa pemecahan selagi manusia masih mau mencari solusi terbaiknya. Terus belajar ialah kunci bagaimana menghadapi hayati nan terkadang sangat membingungkan dan sangat kompleks ini.

Adanya pencerahan bersama buat menyatukan keberadaan orangtua nan mempunyai anak autis dalam satu wadah merupakan salah satu jalan mencari solusi bagaimana membantu anak autis melalui waktu-waktu nan sulit bagi mereka. Dalam raungan dan dalam jerit histeris mereka, niscaya ada rasa dalam jiwa mereka bahwa mereka pun ingin seperti anak normal lainnya. Mereka ingin membahagiakan orangtua dan orang-orang nan telah memberi mereka kasih sayang. Bagaimanapun, anak autis itu ialah mahkluk Tuhan nan juga mempunyai jiwa yanga kalau disentuh, niscaya akan merasakan getaran nan sama dengan orang lain nan juga mempunyai jiwa.

Autisme ialah sebuah kondisi kejiwaan seseorang, di mana orang nan mengidap autis cenderung merasa hayati di alam mereka sendiri. Sehingga orang-orang ini tak memiliki kepekaan terhadap lingkungannya, dan menjadikan apa nan ada di sekeliling mereka laksana benda mati. Walau begitu, mereka niscaya dapat disentuh dan mereka dapat dipengaruhi dengan cinta dan kasih sayang.



Bukan Sekadar Penampungan

Keberadaan rumah autis merupakan sebuah hal nan menggembirakan bagi para penderita autis. Hal ini sebab tak semua keluarga nan memiliki kerabat nan menderita autis dapat merawat penderita autis sebagaimana mestinya. Salah satunya terkait tentang hal-hal nan harus dilakukan pada penderita autis. Sebab, autis pada dasarnya bukanlah sebuah penyakit. Namun autis lebih condong pada sebuah kelainan perkembangan mental seseorang nan berpengaruh pada pola pikirnya.

Sehingga, dengan kondisi ini sebuah rumah bagi mereka nan mengidap autis harus dapat memberikan kenyamanan pada penderita autis nan dititipkan di loka tersebut. Karena dengan kenyamanan dan kedamaian nan didapatkan oleh penderita autis, diharapkan mental penderita autis dapat lebih stabil.



Tips Membuat Rumah Autis

Rumah buat anak-anak autis ialah sebuah lokasi nan diperuntukkan bagi mereka nan memiliki kondisi mental berbeda dari orang normal lainnya. Sehingga, dalam membuat rumah ini sine qua non pertimbangan eksklusif demi mencapai tujuan sinkron dengan nan diharapkan, yakni membantu penderita autis menemukan kedamaian.

Beberapa hal nan sine qua non pada sebuah rumah autis di antaranya adalah:

Perhatikan masalah keselamatan

Keselamatan ini maksudnya penderita autis sering melakukan tindakan nan membahayakan diri mereka. Seperti menyeberang jalan atau pergi ke suatu loka nan membahayakan. Untuk itu, sebuah rumah autis harus diberikan fasilitas keselamatan seperti pagar halaman nan kokoh dan tinggi.

Kenyamanan

Ciptakan rumah nan mampu membuat nyaman. Rumah nan nyaman akan membuat penderita autis seperti berada di global mereka. Salah satunya dengan menyediakan berbagai fasilitas buat kegiatan mereka mengisi waktu dan memenuhi khayalan nan ada dalam pikiran mereka.

Aman

Jauhkan benda-benda berbahaya dan tajam. Simpan peralatan nan tergolong benda tajam seperti pisau, alat perkebunan dan sejenisnya pada loka nan aman. Sehingga berbagai perlengkapan tersebut tak dapat dijangkau oleh seorang penderita autis nan mungkin dapat menggunakannya buat hal-hal nan berbahaya tanpa disadarinya.

Terbatas dan penuh kerja sama

Batasi jumlah agar mudah mengawasi. Untuk menghindarkan terjadinya hal-hal nan kurang diinginkan, perhitungkan rasio petugas pengawas dan penderita autis secara proporsional. Jalin kerjasama dengan forum lain buat memudahkan mendapat donasi. Hal ini bermanfaat karena buat mendukung berjalannya aktivitas rumah autis ini secara layak, niscaya akan membutuhkan biaya nan tak sedikit. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan makin banyak dukungan baik berupa biaya atau penyediaan fasilitas atau juga tenaga pengawas agar rumah autis dapat berfungsi sebagaimana mestinya.



Contoh Rumah Bagi Anak Autis

Kepedulian mereka terhadap penderita autis, memunculkan ide dari sepasang suami istri terapis autis, Deka dan Ulfi, buat membuat rumah Autis. Idenya, Rumah untu anak Autis ialah loka terapi nan memberikan subsidi silang dari anggotanya. Untuk setiap anak dari keluarga mampu dikenakan biaya, tetapi buat anak nan tak mampu menerima pembebasan biaya.

Rumah bagi anak Autis berdiri di bawah yayasan atau LSM nirlaba YCKK (sekarang yayasan CAGAR) pada 2004, di Bekasi. Hingga 2010, Rumah Autis telah memiliki 7 cabang di Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, dan Karawang. Jumlah anak nan ditangani berkembang pesat, dari semula hanya 8 orang menjadi ratusan orang.

Fasilitas di Rumah untu Anak Autis

Rumah abak autis memberikan penanganan multiterapi. Selain memberikan terapi di tempat, diajarkan juga tentang diet nan harus diberikan pada penderita autis. Hal ini sebab autis disebabkan oleh keracunan sel dan mutasi gen nan diakibatkan oleh gambaran logam berat ke dalam tubuh, sebab makanan, minuman, polusi, atau zat kimia. Ketidaknormalan sistem saraf dan otak inilah nan menyebabkan penderita autis intoleran terhadap sejumlah zat makanan seperti gluten (ada pada tepung) dan susu atau kacang.

Para penderita autis harus tak mengkonsumsi makanan-makanan atau minuman nan mengandung tepung, susu, atau kacang, bergantung pada taraf intolerannya. Untuk mengetahui strata intoleran anak autis terhadap makanan ini, diperlukan tes darah nan tak murah. Namun, dapat diketahui dari hasilnya. Bila anak autis memakan roti, biskuit atau sereal nan tak bebas gluten, biasanya ia akan lebih sering mengamuk bila dibandingkan dengan diberikan makanan nan tak mengandung gluten.

Terapi nan diberikan di rumah autis menggunakan teori ABA ( applied behavioral analysis ) dengan metode IEP ( individual education program ). Di rumah autis, pembelajaran berlangsung dengan metode sekolah. Ada anak nan menerima terapi wicara, terapi sensori integrasi seperti bermain bola, atau terapi perilaku. Ada juga nan diberi remedial pelajaran sekolah, buat anak nan autisnya tak berat dan bersekolah di sekolah biasa.

Terapi berlangsung selama satu jam buat tiap anak. Setelah selesai satu sesi terapi, orangtua dapat mendapatkan laporan terapi buat hari itu, nan dibuat sendiri oleh sang terapis. Biasanya dalam bentuk buku catatan. Dalam seminggu, ada 3 kali terapi nan diberikan berkelanjutan. Terapis buat anak autis sebaiknya tetap, tak berganti-ganti. Hal ini sebab anak autis sulit menyesuaikan diri dan sulit menerima perubahan sekecil apa pun. Biasanya anak akan mengamuk atau mogok bila berganti terapis.

Terapi buat autis, walaupun terlihat mudah, membutuhkan kesabaran dan pengetahuan nan mendalam, serta pelatihan khusus. Akan sangat baik apabila orangtua dapat menerapkan metode nan diajarkan dalam terapi dalam keseharian anak di rumah. Dengan kesabaran dari orangtua, anak dapat mengalami pemugaran nan pesat.