Rasul Idola Kita
Siapa nan tak mengenal Muhammad Saw? Seorang Nabi akhir zaman. Nabi dan Rasul terakhir bagi umat Islam. Seorang pria nan tercatatan sebagai orang nan paling berpengaruh di global berabad-abad lamanya. Akhlak Rasulullah SAW tentulah patut dikenang sepanjang masa sebab kemualiaannya.
Alloh SWT telah menyebutkan alam Al Quran bahwa Rasul memang telah memiliki akhlak nan mulia. Bahkan sebelum diangkat menjadi Nabi pun Rasul juga telah menunjukan sebagai orang nan berakhlak baik.
Seorang manusia biasa nan memiliki kepribadian malaikat. Berhati lembut dan bertulang baja. Cakap dalam tutur kata dan gesit dalam memimpin peperangan. Meski tak pernah mengenyam pendidikan, namun ia sangat cerdas. Ia pun pandai dalam berniaga (berdagang).
Semasa hidupnya, sebelum menjadi nabi, ketika beiau hayati di tengah-tengah masyarakat Quraisy di Kota Mekkah, Muhammad ialah seorang anak yatim. Ia ikut pamannya, Abu Thalib, buat berdagang.
Dalam perniagaannya, ia selalu jujur. Tidak pernah berbohong dalam menakar timbangan. Tidak pernah bohong dalam menawarkan barang dagangannya. Ia pun sangat amanah dalam memikul tanggung jawab. Tidak salah, bila masyarakat pada zamannya menjulukinya sebagai Al-Amin, yaitu nan dipercaya.
Akhlak Muhammad pada saat itu memang telah diketahui oleh banyak orang. Beliau memang memiliki akhlak nan baik dibandingkan dengan banyak pemuda pada saat itu.
Berikut akhlak Rasulullah Saw .
Akhlak Rasulullah Saw - Menjadi Nabi dan Rasul Terakhir
Ketika itu, ia sedang berada di Gua Hira. Saat itu pulalah turun surat pertama (Al-Alaq 1-5) nan disampaikan oleh Malaikat Jibril. Firman tersebut pulalah nan mengawali penunjukannya sebagai seorang Nabi dan Rasul terakhir. Yang akan memikul tanggung jawab masa depan semesta alam.
“ Dan, tiadalah Kami mengutus dirimu kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam ” (QS. Al-Anbiyaa: 107)
Dengan segala keterbatasannya, Muhammad, pun menerima titah Tuhan. Sejak saat itu pula, ia semakin memperbaiki dirinya dan lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Karena ia sadar, hanya Allah, Tuhan nan pantas buat disembah.
Namun meskipun demikian, dalam upaya menjadi pribadi nan lebih baik, ia pun bisa melakukan khilaf. Karena Muhammad, Rasulullah Saw sejatinya tetaplah seorang manusia biasa seperti manusia-manusia lainnya. Tidak memiliki suatu kelebihan apapun tanpa seizin-Nya.
“Sesungguhnya saya hanyalah manusia biasa sebagaimana kalian semua.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Kemuliaan Rasul juga terlihat pada bagaimana beliau menyebarkan ajaran agama Islam. Ajaran agama Islam nan dibawa oleh Rasul memang tak serta merta diterima oleh kaum Quraisy di mekkah. Karena memang apa nan dibawa oleh Rasul bertentangan dengan apa nan ada di Mekkah pada saat itu.
Ketika kebanyakan para enduduk Mekkah menyembah banyak berhala di loka itu seperti berhala bernama Utta, Latta, Manna, Rasulullah justru mengajak kaum Quraisy buat menyembah Alloh SWT.
Tentu saja hal itu langsung mendapatkan kontradiksi dari penduduk Mekkah. Yang mereka lakukan tak hanya menentang secara damai saja. Namun banyak sekali perlakuan nan tak baik nan diterima oleh Rasulullah pada saat itu.
Rasulullah banyak menerima ejekan, cercaan bahkan hinaan. Dengan Islam nan Rasulullah bawa, beliau diejek sebagai orang gila atau pun tukang sihir. Namun apa nan dilakukan oleh Rasulullah tidaklah membalas semua ejekan nan dilontarkan oleh kaum Quraisy pada waktu itu.
Beliau tetap bersabar akan semua hinaan nan ditujukan pada beliau. Dan tetap bersungguh-sungguh berdakwah dan menyebarkan Islam agar bisa diterima oleh penduduk Mekkah.
Selain ejekan, perlakuan tak menyenangkan juga didapat oleh Rasulullah. Beberapa penduduk Mekkah melempari Rasulullah dengan kotoran binatang, meludahi setiap kali Rasulullah melewati sebuah jalan. Namun tetap saja, Rasulullah tak membalas apa nan dilakukan oleh mereka.
Bahkan ketika pada suatu waktu kala Rasulullah meminta pertolongan pada bani Tsaqif, para penduduk Tsaqif menolak dengan keras apa nan dibawa oleh Rasul. Bahkan mereka juga melempari Rasulullah sehingga badan beliau berdarah.
Melihat itu semua, malaikat Jibril merasa begitu marah dan mengatakan pada Rasulullah apabila beliau menghendaki maka malaikat Jibril bisa menumpahkan gunung nan ada di loka itu ke penduduk Tsaqif. Namun apa nan dijawab Rasulullah pada saat itu? Rasulullah melarang malaikat Jibril buat melakukannya. Karena memang apa nan mereka lakukan ialah sebab ketidaktahuan mereka tentang Islam. Begitu latif dan mulainya akhlak Rasulullah. Semuanya tercermin pada apa nan beliau perbuat.
Setelah hijrahnya Rasul ke Madinah, beliau di sana membangun kehidupan Islam dan menerapkan ajaran Islam secara total di setiap sendi kehidupan masyarakatnya. Lalu, tibalah saatnya buat menaklukan kota Mekkah. Kota di mana Rasul menerima begitu banyak penderitaan nan bersumber dari para penduduknya.
Namun apa nan telah dilakukan oleh Rasul pada saat kota Mekkah sukses ditaklukan ialah sebuah hal nan benar-benar menunjukkan kemuliaan akhlak nan dimilikinya. Beliau tak meumpahkan setets darah pun saat penaklukan itu. Kota mekkah telah ditaklukan tanpa pertumpahan darah.
Walau pun mungkin kebanyakan dari manusia akan menruh dendam terhadap siapa pun telah berbuat jelek kepadanya. Dan ketika ada waktu dan kesempatan buat melakukan hal serupa nan telah dilakukan padanya, tentu ia tidak akan pernah melewatkan hal tersebut.
Hal ini tak dilakukan oleh Rasul. Tidak ada rasa dendam atau pun barah amarah nan ada di dada Rasul terhadap penduduk Mekkah. Saat ada kesempatan buat membalas semua hal jelek nan telah mereka lakukan terhadap beliau, justru beliau tidak melakukannya.
Akhlak Rasulullah Saw - Muhammad, Nabi nan Berkepribadian Sempurna
Upayanya buat memperbaiki diri agar menjadi lebih baik lagi akhirnya mencapai pada sasarannya. Ia menjadi pujaan bagi seluruh umatnya, menjadi anutan dan contoh dalam berkepribadian. Tidaklah salah bila ketika salah seorang sahabat menanyakan perihal akhlak Rasulullah Saw kepada istrinya Aisyah r.a nan pada saat itu dijawab bahwa akhlak Rasulullah ialah Al-Quran.
Sungguh luar biasa, seorang manusia biasa nan selalu mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta. Seorang nan memiliki batas kesabaran di atas rata-rata manusia biasa lainnya. Seorang nan memiliki keuletan luar biasa. Seorang nan teramat bijak dalam menanggapi sebuah masalah. Ialah Muhammad bin Abdullah, Rasul Allah, seorang Nabi terakhir dalam agama samawi.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)Rasululloh itu suri tauladan nan baik bagimu….” (QS. Al-Ahzab: 21)
Keindahan akhlak Rasul juga tercermin pada konduite beliau sebagai seorang manusia dan juga nabi. Sebagai manusia, Rasul telah menjadi sebuah contoh manusia nan memiliki kesempurnaan sikap dan sifat.
Beliau berbuat baik kepada keluarganya seperti istri, anak dan kerabat nan lain. Beliau juga berbuat baik kepada para sahabat juga para pembantunya. Kepada para musuhnya pun, beliau tetap menunjukan sikap nan baik selama mereka tak menunjukan kebencian terhadap Alloh dan Islam nan belaiu bawa.
Sebagai manusia nan telah dijamin surge oleh Alloh, Rasul tida menjadikan agunan ini buat membuatnya berleha-leha dalam melewati hidupnya. Namun Rasul tetap menjadi seorang hamba nan taat dan rajin beribadah. Setiap waktu nan beliau lalui, beliau maknai buat beribadah.
Rasul Idola Kita
Saat ini memang kita telah ditinggal oleh Rasul dalam jangka waktu nan telah begitu lama. Banyak dari kaum muslimin sendiri nan hanya mengenal beliau melalui namanya saja.
Namun banyak dari kita nan tidak benar-benar mengenal bagaimana kemuliaan akhlak nan beliau miliki. Terutama para generasi muda nan lebih suka buat berkutat pada hal nan jauh dari agama. Mereka lebih suka buat mengidolakan beberapa karakter manusia nan jauh dari ajaran Islam.
Untuk itulah sebagai orang tua, kita memiliki tugas dan kewajiban buat mendekatkan karakter Rasul kepada anak-anak kita. Sehingga nantinya mereka mengenal sahih dengan bagaimana sosok nabi Muhammad.
Setelah mereka mengetahui dengan sahih bagaimana hayati nan dilewati oleh Rasul serta kemuliaan akhlak nan beliau miliki, diharapkan bahwa memang anak kita akan memiliki pendapat nan satu bahwa rasulullah saw-lah satu-satunya pribadi nan memang berhak buat mereka idolakan. Karena memang Rasul layak dan pantas buat menjadi idola kita.
Dengan mengidolakan Rasul, kita berharap bahwa kita beserta anak-anak kita bisa mencontoh kemuliaan akhlak Rasulullah saw. Amin!