Skill Sid Buruk
Nama Sid Vicius, atau lebih akrab disebut Sid , memang bukan nama nan akrab di telinga pendengar musik pop. Namun, coba tanyakan nama itu kepada penggemar musik punk rock. Rasanya mustahil penggemar musik punk rock tak mengetahui nama Sid ini. Pertanyaannya, siapa sebenarnya Sid ini?
Sebagai gambaran, kulit Sid terbilang putih meskipun dia kucel. Rambutnya terkesan acak-acakan, meski sebenarnya tipe rambutnya lurus. Di tempat-tempat pertunjukkan musik wilayah Britainia orang akan sangat mudah mengenali sosok ini sebab satu hal: pembuat onar!Ya, Sid meruapakan salah satu anggota grup musik punk rock, Sex Pistols.
Seluruh pertunjukkan dan konser nan melibatkan nama Sid dan The Sex Pistols dipastikan akan selalu dihadapkan dengan gelas dan botol nan berseliweran dan kesulitan perizinan pihak berwenang. Hal ini terjadi sebab penampilan nan jelek di mata publik dan selalu berujung kerusuhan. Ini semua cap mutlak!
Terlahir dengan nama Simon John Ritchie (walaupun pada perkembangangannya lebih dikenal dengan nama John Beverly), sosok ini bermutasi menjadi pria nan terkenal buas di atas anjung dengan alias Sid! Sosok ini juga mengenalkan tarian pada masa ini nan di kalangan pemerhati subkultur kini dikenal dengan nama tarian pogo ke komunitas sekitarnya di 100 klab, salah satu klab malam di Inggris.
Sid dan Tarian pogo
Anda tahu nan dinamakan tarian pogo, bukan? Namun, apakah Anda tahu siapa nan pertama kali menemukan tarian tersebut? Dalam sebuah film besutan sang manager pribadi, Malcolm Mclaren, nan bertitle The Filth and the Fury Sex Pistol, Sid, sang basis kontroversial tersebut mengaku bahwa dia menemukan pola tarian terkesan urakan tanpa rima tersebut dengan sebutan pogo sekitar 976.
Awalnya, Sid berniat mengikuti irama lagu The Sex Pistols nan bagi dia ternyata sulit buat diikuti dengan sebuah tarian teratur. Lalu, Sid memutuskan buat melompat ke sana-kemari di sekitar pangung. Terlepas dia menemukan bentuk tarian itu atau tidak, akhirnya tarian pogo cepat dikenal dan selalu dihubungkan dengan komunitas punk rock.
Tarian pogo ini kemudian menjadi prototipe dan melahirkan bentuk aktualisasi diri tari lainnya nan tumbuh-kembang dari komunitas subkultur, di antaranya stage diving (meluncur dari atas anjung seperti hendak berenang), crowd surfing (meluncur dan bertahan lama di atas kerumunan), moshing (menjejal arena panggung), dan hardcore dancing (tarian nan mirip pogo tetapi mengikuti alunan nada).
Kepopuleran Sid dan Pogo
Kita dapat melihat tarian pogo nan mulanya diciptakan Sid puluhan tahun ini dari karya video klip band kenamaan, seperti pada band heavy metal Pantera, Hatebreed, festival musik, even musik underground, dan lainnya. Adapun, dokumentasi terkini tentang bentuk aktualisasi diri militan ini terekam dalam buah karya berjudul Global Metal karya Sam Dunn, seorang antropologis dan pembuat film nan memfokuskan diri pada kultur heavy metal.
Gaya tarian pogo temuan Sid bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, bekukan torso atau tangan atau buang mereka sama sekali ke berbagai arah. Kedua, jaga kaki secara bersamaan atau tendanglah ke penjuru angin. Ketiga, kepalkan tangan di samping. Keempat, melompatlah ke sana-kemari tanpa anggaran atau berputar di udara.
Tarian Pogo temuan Sid ini memang sangat terkesan rusuh dan militan sebab melibatkan kontak fisik. Sepintas, tarian pogo ini seperti sebuah arena perkelahian nan dilakukan oleh sesama penari. Walaupun, ada anggaran tidak tertulis di antara sesama buat tak saling menyakiti. Meskipun terkadang banyak nan terluka, tapi mereka menganggap tarian ini menyenangkan dan bukan perkelahian.
Inilah satu bentuk kekayaan aktualisasi diri budaya nan lahir dari pembangkangan pakem nan sudah mapan. Sid menciptakan tarian nan melepaskan diri dari kekakuan anggaran dalam menikmati eskpresi seni. Sid menciptakan tariannya sendiri, manifestasi budayanya sendiri pada zamannya hingga sekarang.
Skill Sid Buruk
Sid sebelumnya tergabung dalam kelompok musik punk lingkaran dalam Siouxsie and the Banshees dan The Flowers of Romance sebagai penggebuk drum. Pengalaman ini tak otomatis menjadikan Sid mengantikan Matlock nan meninggalkan posisi bas pada 1977 dengan mudah.
Berdasar penuturan Mclaren, "Ketika Sid bergabung, dia tak bisa bermain gitar, tetapi kegilaan dia cocok dengan struktur band. Dia seperti ksatria dengan tameng nan bersinar dan kepalan tangan raksasa." Lyndon kemudian menyatakan secara musikalitas ialah bahasan lain. "Setiap orang setuju bahwa dia hanya mempunyai tampang saja"
"Latihan pertama pada Maret 1977 dengan Sid seperti di neraka. Sid benar-benar berusaha keras dan banyak dilatih." Marco Pirroni nan telah tampil dengan Sid di Siouxsie and The Banshees, menyatakan, "Setelah itu, tak ada hubungannya dengan musiksama sekali. Semua hanya demi sensasionalisme dan konspirasi saja. Lalu, semua menjadi cerita Malcolm McLaren saja."
Sid Tidak Berumur Senja
Sid lahir di London, Inggris pada 10 Mei 1957 dan meninggal di New York, Amerika Perkumpulan pada 2 Februari 1979. Sid nan fenomenal dan penuh kontroversi itu hanya mampu menikmati global tidak lebih dari 21 tahun saja. Ya, Sid "terpaksa" wafat muda sebab kecanduan narkoba nan dideritanya.
Di sebuah petang, 1 Februari 1979, ada rendezvous kecil buat sebuah seremoni nan dirayakan di rumahnya dengan kekasih baru, Michele Robinson. Mereka bermaksud memulai kehidupan baru setelah keluar dari rumah sakit Bellevue, sebuah loka rehabilitasi.
Dia telah higienis dari ketergantungan, telah melakukan detoksifikasi dari heroin selama berada di Rikers Island. Bagaimanapun, dalam perjamuan makan malam tersebut, sang bunda mengetahui sejumlah heroin dikirimkan, antagonis dengan keinginan kekasih Sid.
Sid kemudian diketahui kelebihan takaran malam selanjutnya. Semua orang nan berada di sana berusaha membangunkannya. Pagi hari, Sid Vicious kemudian ditemukan tewas pada 2 Februari1979.
Pihak rumah sakit kemudian menyatakan hasil otopsinya bahwa Sid meninggal sebab kelebihan cairan dalam jantung nan penuh dengan heroin. Barang bukti berupa sendok, alat suntik, dan bubuk heroin semakin menguatkan ketika ditemukan tidak jauh dari tubuhnya.
Secara teori, disimpulkan Sid terlalu banyak mengkonsumsi heroin. Hampir 100% heroin murni nan disuntikkan sebanyak tiga kali ke dalam tubuhnya sehingga membuat dia tak sadarkan diri bermalam-malam. Setelah beberapa hari pascakematian tragis tersebut ibunya menemukan sebuah surat di dalam jaket milik Sid.
"We had a death pact, and I have to keep my end of the bargain. Please bury me next to my baby in my leather jacket, jeans and motorcycle boots. Goodbye."
Meskipun usianya terbilang singkat, namun Sid telah memberikan kontribusi nan sangat besar bagi global heavy metal. Raganya boleh saja tiada, namun jiwa dan karyanya akan selalu dikenang oleh para penikmat musik punk rock. Bahkan, para pecinta punk telah menjadikan Sid sebagai salah satu ikon nan tidak tergantikan di global heavy metal.
Nah, itulah sekilas cerita di balik nama Sid Vicius. Selamat jalan, Sid. Terima kasih atas apa nan telah kau berikan pada para pecinta musik punk rock di dunia.