Setan di Loka Tidur

Setan di Loka Tidur



Mengenal Siapa Setan

Sudahkah Anda kenal siapa itu setan ? Jika Anda sudah mengetahui siapa makhluk berbahaya ini, segeralah menjauh! Jangan coba-coba bergaul dengannya. Sebab, pertemanan Anda dengannya hanya akan mengantarkan Anda ke neraka.

Setan atau syetan ialah perwujudan dari antagonisme nan bersumber dari agama-agama Samawi, nan biasanya merujuk pada Lucifer di dalam kepercayaan Yahudi dan Kristen, kemudian Iblis pada kepercayaan Islam.

Setan atau Syaithan dalam bahasa Arab diambil dari kata nan berarti jauh. Ada pula nan mengatakan bahwa itu dari kata nan berarti terbakar atau batal. Pendapat nan pertama lebih kuat menurut Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir, sehingga kata Syaithan artinya nan jauh dari kebenaran atau dari rahmat Allah (Al-Misbahul Munir, hal. 313).

Pada awalnya, istilah ini digunakan sebagai nama julukan buat berbagai entitas nan menantang kepercayaan iman manusia di dalam Alkitab Ibrani. Sejak saat itu agama-agama Samawi menggunakan istilah "Satan" sebagai nama buat Iblis. Di dalam bahasa Indonesia, istilah Satan berbeda maknanya dengan setan.

"Satan" (huruf besar) lebih condong pada sang Iblis (diabolos), sedangkan "setan" (huruf kecil) lebih condong kepada roh-roh dursila (daemon). Perubahan makna itu terjadi sebab setan tak diterjemahkan langsung dari bahasa Ibrani, melainkan melalui bahasa Arab, sehingga terjadi pergeseran makna.

Menurut ajaran Islam, kata setan pada dasarnya memiliki arti sebagai kata sifat, nan dapat digunakan kepada makhluk dari golongan jin, manusia, dan hewan. Setan ialah sebutan bagi pembangkang dari golongan jin dan manusia, sebagai musuh dari setiap orang beriman. Kemudian Ibnu Katsir menyatakan pula, bahwa setan ialah semua nan keluar dari watak jenisnya dengan kejelekan.

...dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian nan lain perkataan-perkataan nan indah-indah buat menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, pasti mereka tak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa nan mereka ada-adakan. (Al-An’am: 112)

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin, dan hanyalah setiap nan durhaka disebut setan, sebab akhlak dan perbuatannya menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk nan sejenisnya, dan sebab jauhnya dari kebaikan.

Makhluk ini memiliki tugas primer menggoda manusia. Tujuannya menggoda manusia ialah buat menjadikan manusia tersebut temannya nan akan menghuni neraka. Sekaligus, makhluk ini ingin membuktikan kecongkakan sesosok Iblis. Iblis enggan bersujud kepada Adam. Sebab ia merasa dirinya lebih mulia dari Adam, ia terbuat dari barah sedangkan Adam hanya diciptakan Allah dari tanah.

“Sesungguhnya setan itu ialah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, sebab sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka nan menyala-nyala.” (Fathir: 6)

Oleh karena itu ia terus berupaya membuktikan kesombongannya dengan menunjukkan kepada Allah bahwasanya manusia itu lemah dan mudah digoda. Setan terus berupaya mencari teman sebanyak-banyaknya buat menghuni neraka.

Jika Anda belum kenal siapa itu setan, dan Anda takut buat menjadi temannya, berikut biodata dari makhluk ini:

Nama : Iblis

Gelar : Setan

Alamat : Hati orang nan lalai

Agama : Kekufuran

Cara kerja : Menipu

Media : Sex, harta

Kekayaan : Semua nan haram

Tempat : Night club, pasar

Hobi : Menyesatkan manusia

Cita-cita : Manusia masuk neraka

Istri : Semua nan terbuka auratnya

Anak : Yang durhaka pada orang tuanya

Musuh : Orang nan beriman

Teman : Orang nan rakus, sombong

Kepribadian : Angkuh

Yang ditakuti : Zikir dan membaca AlQuran

Itulah sekelumit biodata setan. Ingat, bahwa hobi utamanya ialah menyesatkan manusia. Oleh karena itu waspadalah selalu, jadilah musuh setan! jangan menjadi temannya sebab itu akan mendukung setan buat mewujudkan cita-citanya.



Setan di Depan Cermin

Seorang muslimah nan tengah mengenakan jilbab di depan cermin akan dibisik-bisikkan hatinya oleh setan. Bisikan nan menyuruh muslimah tadi buat menanggalkan jilbabnya, atau minimal mengubah mode jilbabnya dari nan sinkron syariah menjadi sebatas jilbab gaul. Setan akan mengatakan, “Kamu terlihat jelek dengan kerudung itu, bukalah sedikit hingga kecantikanmu terlihat.”



Setan di Loka Tidur

Pernah kah Anda mengalami rasa malas nan teramat saat akan bangun tidur buat melaksanakan shalat? Jawabannya mungkin sering bukan? Itulah salah satu kinerja setan nan cukup hebat. Ia akan membisikkan ke telinga Anda bahwa tidur itu lebih baik dari pada shalat, “Tunggu sebentar! Baru juga adzan, masih dapat tidur beberapa menit lagi.”

Lantas Anda pun tidak mampu menolak bisikan ini. Anda ikut memejamkan mata bersamanya. Dan saat membuka mata, tidak sporadis waktu shalat sudah hampir akhir. Inilah salah satu kecerdikan makhluk nan terbuat dari barah ini dalam menggoda manusia.



Setan di Meja Makan

Makhluk Allah nan satu ini memang selalu ada dimana-mana. Bahkan di meja makan saat Anda sedang bersantap bersama keluarga. Setan akan nyaman ikut makan bersama Anda apabila makan dengan hal-hal berikut; tak membaca bismillah, makan dengan tangan kiri, makan hiperbola dan mubazir, makan dibarengi pertengkaran.

Dalam kondisi makan nan seperti ini, makhluk tersebut akan merasa nyaman duduk di samping Anda dan ikut makan bersama. Akibatnya, tubuhnya akan sehat dan melahirkan keturunan nan baru. Setan tak pernah mati, maka populasinya akan semakin memadati dunia. Sebaliknya, suasana makan nan nyaman, sederhana dan penuh zikir pada Allah, maka makhluk tersebut akan lari dan kelaparan.



Pintu Masuk Setan

Pintu terbesar nan akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut ialah sesuatu nan mungkar.

Marah bisa merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan agresi dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا غضب الرجل فقال : أعوذ بالله سكن غضبه

“Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku berlindung pada Allah), maka akan redamlah marahnya.” (As Silsilah Ash Shohihah no. 1376. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).

Bagi orang nan sangat suka menghias-hiasi loka tinggal, baju dan segala perabot nan ada, Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi sebab umurnya hanya dihabiskan buat tujuan ini.

Kekenyangan sebab telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan buat melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat sebagaimana dalam hadits:

فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِى الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya orang nan lebih sering kenyang di dunia, dialah nan akan sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Orang nan tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tak memiliki sifat seperti nan ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tak mau memerintahkan orang nan disanjung tadi pada kebajikan dan tak mau melarangnya dari kemungkaran.

Sifat selalu tergesa-gesa dan tak mau bersabar buat perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tak mau melakukan kewajiban nan berkaitan dengan harta.

Mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tak mau beramal selain dari nan diajarkan dalam madzhab atau golongannya.

Mengajak orang awam buat memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah nan sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling krusial dalam agama yaitu masalah aqidah.

Selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, niscaya dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik nan selalu mencari-cari ‘aib orang lain.