Puisi Sufi dan Contohnya
Puisi Sebagai Karya Sastra
Puisi merupakan salah satu karya sastra nan dinilai memiliki kualitas penyajian bahasa nan cukup tinggi. Tingginya kualitas bahasa nan digunakan dalam puisi terkadang bagi sebagian orang malah menjadi rumit, dan pada akhirnya mereka malas menyimak karya-karya puisi nan menggunakan gaya bahasa sublim dan simbolik.
Namun tak begitu dengan mereka para penggila puisi dan bahasa-bahasa metafor nan penuh estetika. Semakin rumit gaya bahasa nan disajikan sebuah puisi maka akan terlihat semakin menarik, semakin latif dan semakin membuat penasaran orang nan menyukainya. Ada banyak macam macam puisi nan dikenal. Keberagaman ini sinkron dengan para peminat dan daya nalar para penikmat puisi.
Puisi merupakan karya sastra nan bersifat multi tafsir atau multi interpretasi. Jika sebuah puisi dibaca oleh sepuluh pasang mata, maka akan ada sepuluh pemikiran nan menafsirkan makna puisi tersebut. Paling tidak, buat memudahkan penafsiran makna dan pesan sebuah puisi, kita dapat melihat jenis apakah puisi nan sedang kita telaah, jenis tersebut akan dipahami setelah kita mengetahui macam macam puisi.
Bagi para penggila puisi, estetika dan keabstrakan gaya bahasa puisi merupakan daya tarik primer nan menjadi alasan mereka menggilai puisi. Semakin rumit diksi dan metafor nan dibangun pada sebuah karya puisi, maka akan semakin menarik dan indahlah karya tersebut.
Kekokohan sebuah bangunan karya puisi akan terlihat jelas bagaimana saat sang penyair mampu mengisyaratkan pesan nan ingin ia sampaikan melalui kekuatan sebuah bangunan diksi dan metafor. Pilihan diksi kata perkata dalam kalimat-kalimat puisi haruslah saling mendukung. Di sana akan tergambar jelas apakah karya puisi tersebut memiliki kekuatan atau tidak.
Para penyair terdahulu sangat menghormati pesan dalam karya-karya puisi mereka. Inilah salah satu alasan nan menjadikan karya tersebut awet dikenang zaman. Para penyair nan mampu memuat pesan-pesan bijak dalam karya mereka, akan melahirkan karya-karya berkualitas nan tetap dikenang orang.
Macam-macam Puisi
Untuk lebih mempermudah pemahaman kita tentang karya sastra puisi, berikut ini dipaparkan jenis dan macam macam puisi nan biasa ditemui di dalam karya sastra;
- Puisi romantik; puisi romantik merupakan puisi-puisi nan mengusung tema-tema romantisme seperti percintaan dan pernikahan. Puisi-puisi jenis ini biasanya banyak diminati kalangan muda. Puisi romantik terkadang menjadi alternatif para penyair nan ingin meluahkan kondisi batinnya soal romantisme, baik itu terhadap seorang nan ia kagumi maupun kondisi kisah percintaan pribadi si penyair.
- Puisi kritik sosial; kehidupan sosial juga menjadi tema nan cukup menarik buat dikemas dalam sebuah sajian puisi. Lihatlah bagaimana sosok Taufik Ismail sangat konsisten dengan tema kritik sosial dan perjuangan dalam karya-karya puisinya.
Bahasa penyair terkadang menjadi alternatif solusi penyampai aspirasi setelah bahasa-bahasa politik tidak lagi didengar. Para penyair pun memiliki ruang buat menyampaikan pendapat, aspirasi maupun kegundahan hati terhadap kondisi sosial sekitar melalui sebuah karya puisi. - Puisi transparan; secara teknik penyajian jenis puisi transparan biasanya disukai oleh para kalangan pemula penikmat puisi. Kelebihan puisi ini mudah dipahami, menggunakan bahasa nan bisa dimengerti sekali baca saja. Namun bagi para kalangan nan sudah cukup lama menggeluti global puisi, puisi jenis ini dirasa kurang menarik sebab tak memberikan tantangan dan nilai keindahan nan masih nisbi rendah.
- Puisi abstrak; jenis puisi ini menggunakan bahasa-bahasa nan sublim dan cukup rumit buat dimengerti sekali baca. Nilai keindahan gaya bahasa terlihat jelas dan sangat kental. Jenis puisi ini banyak dijumpai pada karya-karya para penyair ternama.
Ada banyak macam-macam puisi nan dapat ditemukan di banyak buku-buku kumpulan puisi maupun media-media nan memuat kolom sastra. Ada puisi sufi, puisi romantis, puisi kritik, puisi sahabat dan lain-lain.
Kehadiran puisi-puisi tersebut menujukkan bahwa penulis puisi mengekspresikan apa nan terlukis di hatinya dengan nilai sastra nan tinggi. Pasalnya, tak semua orang dengan mudah menangkap pesan nan terkandung di dalam puisi.
Maka dari itu, bahasa puisi menilai bahasa nan tinggi. Bahasa nan terkadang tidak semua orang dapat memahaminya dengan baik. Tergantung pada taraf kemampuan seseorang menangkap pesannya. Semakin mahir seseorang menulis puisi maka bakal semakin dalam makna puisi nan ditulisnya.
Puisi Sufi dan Contohnya
Puisi sufi sering juga disebut sebagai puisi religi. Puisi di sini dipakai oleh para aktivis dakwah buat menyampaikan ajakan nilai-nilai kebenaran, di samping sebagai ungkapan rasa cinta dan kesyukuran dari seorang penulis terhadap Tuhan.
Puisi sufi mengandung nilai-nilai ketuhanan nan implisit maupun tersurat melalui estetika keindahan gaya bahasa. Di dalam ideologi sastra inilah nan dikatakan ideologi profetik, yakni sastra nan sarat dengan nilai-nilai religius. Yang paling krusial dari sebuah puisi sufi ialah pesan nan terkandung dalam puisi tersebut.
Bukan berarti lantas mengabaikan nilai keindahan bahasa, puisi sufi dituntut buat bisa cerdas mengakumulasi dua hal tadi, pesan dan nilai estetika. Penyair-penyair nan cukup tersohor dengan karya-karya puisi sufi diantaranya; Abdul Hadi WM, Ahmadun Yosi Herfanda dan sebagainya.
Di antara macam-macam puisi sufi nan dikutip dari situs tamansufi.tripod.com ialah puisi nan berjudul "Ilmu dan Makrifat".
Wahai nan tak saya kenali
ku panjat gunung nan tinggi
sangkaku Engkau berada di puncaknya
namun tak ku temui Engkau di sana.
Lalu saya terjun dari puncak gunung
jika Engkau ada niscaya Engkau tak membiarkan daku.
Tangan Kudrat Iradat-Mu menyambar ku
aku terbang dengan sayap Rahmani-Mu
mengembara ke seluruh alam maya
namun tak ku temui Engkau di dalam alam.
Hatiku mengatakan Engkau ada
lalu saya keluar daripada alam
dan saya terjun ke dalam hatiku.
Di sana saya temui kebodohanku
bodohnya saya menyangka akulah Aku
sedangkan Dia jualah Aku
dan saya tiada beserta Dia.
Bila saya tiada beserta Dia
tinggallah Dia sendirian
rindulah Dia kepada diriku
lalu Dia terjun ke dalam hatinya
di sana Dia bertemu Aku
Aku menyambutnya dengan tersenyum.
Aku dan Dia
Dia dan Aku
bukan dua dan bukan Satu
satu masih berbentuk
masih berjarak titik atas dengan bawah
sedangkan Aku dan Dia
tiada antara
bukan juga titik nan halus
titik nan halus masih menempati ruang
sedangkan Aku dan Dia
tiada rupa tiada bentuk tiada ruang tiada zaman.
Aku ialah Dia
Dia ialah Aku
tiada beza antara Aku dan Dia
bila saya cuba mengenali Dia
aku tak kenal lagi diriku
aku tak kenal lagi diri Dia
bila dia cuba mengenali diriku
dia tak kenal lagi dirinya
dia tak kenal lagi diriku.
Tiada lagi fenomena
tiada juga keghaiban.
Pengenalan sebenar ialah tak kenal
pengetahuan sebenar ialah tak tahu.
Aku ialah rahsia Dia
Dia ialah rahsia Aku
usah diganggu rahsia ini.
Puisi Kritik Sosial dan Contohnya
Puisi dengan tema-tema kritik sosial terhadap permasalahan aktual menjadi cukup fenomenal dan berbekas di hati publik. Terlebih jika si penyair menyoroti masalah-masalah politik negeri. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat berkampanye dahulu sempat dibuat gerah oleh versus politiknya nan memilih puisi sebagai cara buat melawan rival politik.
Sastrawan prominen Taufik Ismail melalui sajaknya nan cukup terkenal 'Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia' memberikan kritik nan cukup pedas pada pemerintahan Indonesia pada tahun 1998 saat reformasi meletus. Taufik terkenal dengan puisi-puisi heroiknya nan banyak menginspirasi generasi muda buat terus cinta dan membangkitkan negerinya dari keterpurukan.
Di antara macam-macam puisi kritik sosial ialah puisi Taufik Ismail buat Presiden SBY.
Kepada Saudaraku Presiden Republik Indonesia,
Selamat hari jadi hari ini,
Semoga dalam mengemban tugas nan sangat berat ini Anda dalam kesehatan dan dianugerahi kekuatan,
Karena sepanjang sejarah negara kita belum pernah ruwetnya masalah nan membelit bangsa seruwet sekarang ini
Ini contoh lagi Saudaraku Presiden Republik Indonesia,
Kita hayati di jaman ketika konduite bangsa mulai berubah,
Sedikit-sedikit tersinggung, acung kepalan dan marah-marah, lalu merusak, membakar dan menumpahkan darah, menggoyang-goyang pagar besi hingga rebah,
Berteriak dengan kata-kata sumpah serapah,
Sungguh sirna gambaran bangsa nan ramah tamah
Saudaraku Presiden Republik Indonesia,
Bukan kepalang beban tanggungjawab nan anda pikul lebih berat dari jaman-jaman sebelumnya, jauh-jauh lebih berat, Bersihkanlah nan kotor-kotor dari pemerintahan Anda
Puisi Romantis dan Contohnya
Di antara aneka macam-macam puisi, puisi jenis romantis sepertinya nan hampir banyak diminati oleh kalangan umum. Tema cinta menjadi tema primer pengolahan puisi-puisi romantik. Hanya nan perlu diperhatikan di sini ialah batasan antara nilai keindahan dan kreativitas dengan hal-hal nan bersifat vulgar, mengarah kepada pencitraan pornografi di dalam karya sastra.
Meskipun demikian, puisi romantik memiliki ruang peminat nan cukup luas. Di samping mudah dibuat, tema cinta memang menjadi tema awet nan selalu banyak dirasakan orang. Hanya saja agar tak terkesan basi, seorang penyair harus mampu menghadirkan tema-tema segar dalam syair romantik nan ditulisnya.
Di antara macam-macam puisi romantis ialah puisi romantis WS Rendra nan berjudul "Sajak Seorang Tua buat Isterinya".
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita nan gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.
Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya ialah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
kerna setiap orang mengalaminya.
Hidup tidaklah buat mengeluh dan mengaduh
Hidup ialah buat mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki misteri langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas ialah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
Kerna sesungguhnyalah kita bukan debu
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu.
Kita ialah kepribadian
dan harga kita ialah kehormatan kita.
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam nan tidak seorangpun kuasa menghapusnya.
Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.
Sembilan puluh tahun nan dibelai napas kita.
Sembilan puluh tahun nan selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama nan porak poranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.
Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara.
Bukan kerna senyuman ialah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman ialah suatu sikap.
Sikap kita buat Tuhan, manusia sesama,
nasib, dan kehidupan.
Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa.
Dari macam-macam puisi nan ada, bisa diketahui bahwa puisi dapat menjadi salah satu wahana buat menyempaikan pesan. Meski, tidak semua orang terkadang mampu menangkap makna nan terkandung dari macam-macam puisi. Ketiga jenis puisi di atas ialah bagian dari macam-macam puisi nan bentuk sering ditemukan masyarakat.
Oleh sebab itu, mari kita sering membaca puisi-puisi nan terdapat di koran ataupun di buku kumpulan puisi. Makanya, kita akan menemukan macam-macam puisi nan asyik buat dinikmati dan direnungkan maknanya.