Saling Membutuhkan

Saling Membutuhkan



Dunia Satu

Keseimbangan dan saling memberikan kegunaan membuat banyak sekali peraturan dalam global perdagangan dunia. Masing-masing negara menyadari bahwa kalau mereka tak mendapatkan kegunaan apapun dari perjanjian internasional nan dibuatnya, untuk apa mereka mengadakan interaksi kerja sama. Negara-negara maju dengan teknologi dan tenaga pakar nan banyak, tentunya sangat paham kalau mereka membutuhkan bahan standar nan cukup banyak demi menunjang kehidupannya nan lebih mapan.

Negara maju ini akan mencari negara-negara dengan sumber daya nan belum dikembangkan. Karena mereka telah lebih dahulu tahu tentang banyak hal, lalu dengan mudahnya mereka merayu pemerintah negara nan kaya bahan standar itu buat tunduk kepadanya. Negara maju dengan mudahnya memberikan berbagai suap atau sogokan kepada pemerintah nan korup sehingga akhirnya negara dengan bahan bauk nan berlimpah itu hanya menjadi pekerja di negerinya sendiri. Inilah nan dialami oleh Indonesia.

Ketika negara ini masih dikuasai oleh begitu banyak aparat nan lalim, maka negara ini masuk ke dalam global perbudakan modern. Untunglah, kini walaupun masih ada praktik nan tak menyenangkan itu, negara ini mulai bangkit dan mulai paham tentang bagaimana melakukan negosiasi dengan negara lain buat mendapatkan bagian nan lebih banyak demi pembangunan tanah air. Namun, sayangnya, pencerahan ini terjadi ketika negara ini telah kehilangan begitu banyak bahan baku.


Gunung nan mengandung emas telah menjadi danau yang dalam dan mungkin sudah tak ada lagi kandungan emasnya. Lautan telah banyak tercemar oleh pabrik-pabrik nan tak tahu diri. Air sungai banyak nan menghitam dan dipenuhi oleh sampah-sampah nan menggunung sehingga banjir terjadi di mana-mana. Pohon di huta telah menghilang. Hutan belantara berubah menjadi hutan tanaman industri. Anak negeri ini terlalu terlena oleh kekayaan nan dimiliki.

Udara panas telah membuat banyak orang sadar bahwa negeri ini membutuhkan pembangunan nan sehat dan bukannya pembangunan asal banyak uang tetapi merampas hak generasi selanjutnya buat menikmati indahnya gunung dengan pepohonan nan tinggi yang hijau. Perdagangan internasional nan diharapkan bisa memberikan masukan nan baik kepada Indonesia, malah merusak banyak hal. Bangsa ini harus bangkit dan mampu memberikan ‘perlawanan’ dan tak hanya dimanfaatkan.

Berbagai perjanjian baru dalam global perdagangan dibuat demi melindungi anak negeri dari menjadi kuli di negeri sendiri. Kalau orang kaya bukanlah orang Indonesia tetapi ternyata ia mempunyai usaha di Indonesia, tentu saja hal ini akan sangat menyakitkan hati. Negeri Cina nan cukup besar pun berusaha buat melindungi kekayaan negerinya. Mereka membeli bahan standar dari Indonesia. Lalu mengekspor kembali barang nan sama dalam bentuk nan telah jadi.

Bangsa ini banyak nan tak tahu kalau bahan standar dari beberapa produk itu berasal dari Indonesia. Setelah mereka tahu pun, mereka tak mampu berbuat banyak sebab produk nan impor dari Cina itu mempunyai harga nan lebih rendah daripada produk protesis dalam negeri. Hal ini memicu protes dari banyak pengusaha. Kalau pemerintah tak mau bekerja sama dan berusaha menyelamatkan anak negeri, maka anak negeri akan menderita. Bagaimana pun pihak pemerintah harus berupaya agar semua anak negeri tak menjadi korban.



Persaingan Ketat

Adanya perdagangan internasional ini ternyata juga memberikan akibat lain seperti perdagangan manusia. Anak-anak negeri nan masih muda dan cantik, dibujuk agar mau menjadi pekerja di luar negeri. Padahal mereka akan dijadikan pelacur. Bahkan mereka juga ada nan disiksa dan akhirnya dipulangkan telah menjadi jenazah. Inilah di antara hal-hal nan kurang menyenangkan dari adanya perdagangan nan terbuka antarnegara.

Segi positifnya tentu saja banyak. Taraf persaingan antarnegara sangat ketat. Ketatnya persaingan ini membuat banyak para pengusaha berupaya memberikan pelayanan nan baik. Tanpa pelayanan nan prima, pengusaha tak akan mampu memberikan nan terbaik. Tanpa pelayanan terbaik, mereka akan kalah. Tidak heran kalau setiap perusahaan berupaya mendapatkan sertifikat ISO buat segala bidang. Mereka ingin memberikan hal nan tak mengecewakan pihak pembeli.

Pengusaha nan asal-asalan akan mendapatkan dampak nan cukup fatal. Banyak perusahaan menjadi bangkrut dan tak mampu berjalan dengan baik sebab tak ada konsumen nan mau membeli atau berurusan dengan mereka. Barang nan diperdagangkan juga diharapkan dapat memberikan kegunaan lain. Para pembeli menginginkan barang nan tak hanya buat satu fungsi. Mereka menginginkan barang nan multi fungsi agar barang tersebut dapat digunakan dalam berbagai kesempatan.

Barang-barang seperti inilah nan kini banyak diproduksi oleh para pengusaha terutama nan berkaitan dengan barang-barang nan digunakan sehari-hari. Pengusaha Cina saat ini memegang peranan nan sangat krusial dalam hal kreativitas. Mereka mampu mengekspor banyak produk hingga ke seluruh dunia. Tidak mudah buat bersaing dengan pengusaha Cina nan cukup luar biasa ini. Pengusaha Indonesia malah banyak nan menjadi distributor dari pengusaha Cina ini. Akhirnya orang Indonesia menjadi penyalur dan bukannya nan membuat atau memproduksi sendiri.



Saling Membutuhkan

Di era globalisasi seperti ini, kita tak mungkin dapat terhindar dari perdagangan internasional. Perdagangan internasional merupakan transaksi perdagangan antara dua negara atau lebih buat memenuhi kebutuhan. Perdagangan internasional terjadi sebab disparitas sumber daya alam antara negara satu dengan negara nan lain. Disparitas itulah nan menyebabkan kolaborasi dua negara terjadi. Bagaimana dengan negara nan tak mempunyai apa-apa? Negara seperti ini akan menjadi bulan-bulanan atau hanya akan menjadi konsumen.

Perdagangan internasional tentunya memiliki kegunaan nan besar bagi tiap-tiap negara. Manfaatnya cukup besar. Beberapa kegunaan perdagangan nan dilakukan secara internasional, di antaranya ialah bahwa perdagangan internasional memungkinkan setiap negara memiliki barang nan tak dapat diproduksi di dalam negeri. Bayangkan bila tidak ada perdagangan internasional, Indonesia tidak akan mungkin dapat memiliki mobil, komputer, dan peralatan elektronik.

Bila tidak ada perdagangan internasional, negara-negara di Eropa juga tak mungkin dapat mengonsumsi buah nan hanya dihasilkan di negara-negara tropis. Perdagangan internasional tentunya dapat menambah devisa negara melalui kegiatan ekspor. Perdagangan internasional dapat memperluas pasar. Misalnya, seorang pedagang merasa belum puas dengan pangsa pasar nan hanya berkutat di dalam negeri. Maka dari itu, ia melakukan perdagangan internasional dengan tujuan memperkenalkan produknya sekaligus menambah pangsa pasar.

Tujuan ini merupakan tujuan ekspansi. Perdagangan internasional membuat adanya spesialisasi produk. Setiap negara memiliki kemampuan buat menghasilkan barang atau jasa nan berbeda. Bagi negara tropis, menghasilkan buah durian merupakan hal nan mudah. Namun, tidak begitu dengan negara subtropis. Begitupun, negara-negara nan sudah memanfaatkan teknologi tinggi. Membuat komputer mungkin ialah hal sangat mudah, namun tidak begitu dengan negara global ketiga.

Itu sebabnya tiap-tiap negara nan memiliki kelebihan di bidang masing-masing memfokuskan diri buat menghasilkan produk sebagus mungkin. Produk tersebut akan “ditukar” dengan produk nan tak dapat diproduksi di negara tersebut dengan melakukan perdagangan internasional. Perdagangan internasional juga dapat meningkatkan kolaborasi antara dua negara atau lebih nan mungkin akan bekerja sama di bidang-bidang lainnya.

Perdagangan internasional, secara tak langsung, akan meningkatkan mutu produk atau jasa nan dihasilkan oleh suatu negara. Tentu saja hal itu akan terjadi sebab persaingan dalam perdagangan internasional begitu ketat. Bukan hanya pengusaha dari dalam negeri, melainkan pengusaha dari luar negeri. Barang atau jasa nan tak memenuhi kualitas akan tereliminasi dengan sendirinya. Manfaat perdagangan secara internasional begitu penting buat setiap negara. Tak ada satu pun negara di global nan dapat hayati sendiri.

Mereka semua membutuhkan negara lain buat memenuhi kebutuhan hayati sehari-hari. Bila tidak ada perdagangan internasional sehari saja, keadaan global mungkin akan kacau-balau. Untuk mendapatkan kegunaan sebesar-besarnya dari perdagangan internasional ini, setiap bangsa harus meningkatkan daya saing dan mutu sumber daya manusianya.