Ikan Besar - Ikan Misterius dari Sungai Sibulanglang
Apa nan terpikirkan ketika mendengar kata ikan besar? Apakah ikan raksasa? Lumba-lumba, paus, atau hiu? Masih adakah ikan nan besar di peraian-perairan Indonesia? Bagi penulis, kata ini lebih identik dengan ikan-ikan nan berukuran besar nan disesuaikan dengan habitatnya. Artinya ukuran ikan nan ada di sungai tak akan sama dengan ukuran ikan nan ada di danau atau di laut.
Negara Indonesia ialah negara nan identik dengan perairan. Seperti kita ketahui, bahwa luas wilayah perairan Indonesia ialah mencapai 2/3 dari luas wilayah secara keseluruhan. Luasnya wilayah perairan ini memberi pengaruh nan positif bagi Indonesia. Salah satunya ialah berupa kayanya kekayaan hidup perairan Indonesia
Di wilayah perairan Indonesia bisa ditemukan berbagai jenis ikan. Baik ikan besar maupun ikan kecil dengan majemuk corak dan rona nan menarik. Ikan besar banyak ditemukan di wilayah Indonesia dengan majemuk bentuk dan ukuran.
Kekayaan hidup bahari nan berupa ikan telah memberikan sumbangan nan besar bagi pendapatan devisa negara kita. Namun, inovasi berbagai jenis ikan besar di wilayah perairan Indonesia ternyata lebih menghebohkan global pemberitaan di Indonesia. Berikut ini akan diuraikan tentang inovasi beberapa jenisnya nan sempat menghebohkan pemberitaan di Indonesia.
Ikan Besar - Ikan Mas Raksasa Danau Toba
Pada bulan Maret tahun 2011 nan lalu, masyarakat di sekitar Danau Toba digegerkan oleh adanya inovasi seekor ikan mas raksasa. Ikan mas raksasa tersebut mempunyai berat kurang lebih 30 kg. Ikan mas tersebut ditemukan oleh seorang petani keramba jala apung. Ikan ini merupakan ikan dengan ukuran besar pertama nan ditemukan di Danau Toba.
Penemuan ikan tersebut pada awalnya sempat menimbulkan kehebohan pada warga sekitar Danau Toba. Ada nan menyebutkan bahwa ikan mas tersebut memiliki interaksi legenda Danau Toba. Ikan mas raksasa tersebut merupakan penjelmaan dari si Samo nan diusir oleh ayahnya sebab melalaikan tugasnya.
Berbeda dengan para peneliti ilmiah dari dinas pertanian setempat. Mereka mengatakan bahwa ikan tersebut merupakan jenis ikan mas biasa nan tumbuh menjadi besar. Hal ini disebabkan oleh tersedianya banyak nutrisi dari petani keramba jala terapung di sekitar Danau Toba. Kalau Anda mempercayai nan mana?
Ikan Besar - Ikan Napoleon
Ikan Napoleon nan sering juga disebut sebagai Ikan Napoleon Wrasse ( Cheilinus undulatus ) ini ialah jenis ikan karang nan berukuran besar. Ikan ini merupakan anggota dari familia Labridae. Ukuran ikan ini dapat mencapai 2 m dan bobot seberat 190 kg.
Berdasarkan ukuran tersebut, ikan Napoleon dapat dikelompokkan ke dalam golongan ikan besar. Di Indonesia, ikan besar ini banyak ditemukan di peraiaran Nusa Tenggara Timur, Bunaken, Raja Ampat, dan Bahari Banda.
Ikan Napoleon sering dijuluki Maori wrasse sebab di belakang mata ikan ini terdapat dua goresan pendek nan menyerupai ornamen paras Suku Maori di Selandia Baru. Lebih parahnya, bentuk bibir ikan ini disamakan dengan bibir Mick Jagger sebab mempunyai kecenderungan bibir nan tebal. Sungguh beruntung ikan Napoleon sebab bisa disandingkan dengan Suku Maori bahkan Mick Jagger.
Ikan Besar - Ikan Misterius dari Sungai Sibulanglang
Penduduk di sekitar Sungai Sibulanglang, Pematangsiantar Sumatera Utara pada akhir tahun 2011 dikejutkan dengan ditemukannya seekor besar nan sangat fenomenal. Bagaimana tidak? Ikan misterius tersebut mempunyai panjang sekitar 1,5 meter dan berat tak kurang dari 50 kilogram.
Ikan besar tersebut belum diketahui jenisnya, tetapi disebut-sebut mempunyai karakteristik khas ikan purba coelacanth karena memiliki ekor nan pendek dan daging nan padat. Sebagian peneliti ada nan menyebutkan bahwa ikan tersebut mempunyai kemiripan dengan ikan preshistorik araipama nan berasal dari Sungai Amazon di Amerika Serikat.
Penduduk sekitar ada nan menyebutkan bahwa ikan tersebut mirip ikan arwana. Hal nan lebih menghebohkan dari warta ini adalah, adanya keyakinan warga sekitar, bahwa ikan besar tersebut ialah leluhur mereka di Danau Toba. Leluhur nan tersesat sehingga terdampar dan mati. Oleh sebab itu, jenazah (bangkai) ikan ini diperlakukan secara istimewa.
Jasad ikan ini diletakkan di sebuah ranjang nan rapi. Ranjangnya dilengkapi dengan sesajen berupa mangkok nan berisi beras, telur ayam dan jeruk purut. Selanjutnya ikan tersebut akan dilarung (dihanyutkan) ke Danau Toba agar dapat berjumpa kembali dengan sanak saudaranya. Nah, lho!
Kita mungkin merasa aneh, di zaman nan serba modern ini ternyata masih banyak ditemukan perilaku-perilaku mirip nan dilakukan oleh nenek moyang kita. Paham animisme dan dinamisme ternyata belum hilang dari kepercayaan masyarakat Indonesia, sekalipun itu hanya menyangkut masalah seekor ikan besar saja.
Mengapa ikan-ikan tersebut diperlakukan demikian istimewa? Apakah sebab ukuran dan bentuknya nan luar biasa, atau sebab inheren eratnya kepercayaan mistis pada masyarakat kita? Jawabannya dapat saja kedua-duanya "ya".
Masyarakat Indonesia nan majemuk, belum seluruhnya berpikiran maju dan rasional. Masih ada sebagian masyarakat Indonesia nan berpikiran tertutup (tidak mau mengikuti perubahan). Ketertutupan ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu keteguhan mereka terhadap adat dan egoisme.
Dalam kasus ini, penulis berpendapat bahwa adanya keyakinan dan perlakuan istimewa kepada ikan-ikan tersebut ialah sebab adanya keyakinan nan kuat terhadap hal-hal gaib. Keyakinan nan bersifat animisme (kepercayaan terhadap roh) maupun dinamisme (kepercayaan terhadap kekuatan nan dimiliki oleh suatu benda).
Sebagian masyarakat di sekitar Danau Toba loka ditemukannya ikan mas besar, beranggapan bahwa ikan tersebut merupakan penjelmaan dari si Samo (anak kecil) nan diusir ayahnya. Si Samo diusir sebab dianggap melalaikan tugasnya dalam mengantarkan makanan. Mereka begitu konfiden dan percaya bahwa begitulah adanya.
Berbeda dengan kita nan berpikiran rasional, ikan mas tersebut menjadi tumbuh sangat besar sebab mendapat kecukupan makanan. Seperti kita ketahui bahwa lokasi loka ditemukannya ikan tersebut ialah di dekat pertanian keramba jala apung. Jadi, sangat wajar jika ikan mas tersebut tumbuh besar. Mungkin hanya satu pertanyaan nan menggelitik, mengapa hanya satu ekor ikan besar nan ditemukan?
Kalaupun kita ikut bersikukuh bahwa ikan tersebut merupakan penjelmaan si Samo, menurut penulis seharusnya ikan mas tersebut ukuran dan beratnya harus jauh lebih panjang dan berat. Bagaimana tidak? Bukankah legenda terjadinya Danau Toba sekitar 74.000 tahun nan silam? Coba Anda bayangkan, ikan dengan umur puluhan ribu tahun hanya mempunyai ukuran berat sebesar 30 kg. Bukankah masih kurang besar?
Kepercayaan animisme dan dinamisme juga terlihat masih inheren erat pada perlakuan ikan besar nan ditemukan di Pematangsiantar Sumatra Barat. Menurut penulis, ini jauh lebih tak masuk akal lagi. Ikan nan diyakini oleh dinas pertanian setempat merupakan ikan koleksi dari para kolektor ikan hias ini, ternyata diyakini sebagai leluhur salah satu suku di daerah sekitar Danau Toba.
Prosesi sesajen dan upacara adat mengiringi kematiannya. Sungguh perlakuan nan istimewa dan luar biasa, bukan? Fenomena ini semakin membuktikan bahwa paham animisme dan dinamisme masih inheren erat pada masyarakat Indonesia.
Namun, apapun keadaannya, kita sebagai bangsa Indonesia harus bangga dengan beragamnya adat istiadat dan budaya bangsa kita.
Lalu bagaimanakah dengan ikan besar lainnya? Ikan Napoleon, dilihat dari namanya saja, ikan ini sudah memberi kesan nan cukup keren.
Kata Napoleon akan mengingatkan kita kepada Napoleon Bonaparte seorang jenderal dan kaisar Perancis nan paling berpengaruh dalam sejarah Prancis. Berdasarkan penelusuran penulis tentang asal-usul pemberian nama Napoleon kepada ikan tersebut, belum ada satu sumberpun nan menjelaskannya.
Ikan Napoleon merupakan jenis ikan besar nan hayati di bahari pedalaman Indonesia dan Australia ini. Ikan ini disandingkan dengan Mick Jagger hanya sebab mempunyai kemiripan bibir nan tebal. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Mick Jagger jika mengetahui ketebalan bibirnya disamakan dengan ketebalan bibir ikan Napoleon. Lalu bagaimana pula perasaan suku Maori? Tersinggung atau banggakah mereka?