Mengatasi Emisi Gas Buang Tinggi

Mengatasi Emisi Gas Buang Tinggi

Untuk menekan taraf polusi semakin meningkat terutama nan disebabkan oleh tak terkontrolnya emisi gas buang kendaraan, perlu kesertaan dan pencerahan semua pihak. Bagaimana pun juga seluruh kendaraan bermotor memberi kontribusi positif terhadap semakin tingginya taraf polusi udara sekarang ini. Pemerintah melalui dinas terkait memang selalu mengadakan inspeksi rutin kondisi emisi gas buang kendaraan bermotor, namun hal itu baru secara serentak dilakukan pada kendaraan angkutan umum.

Dan itupun baru dilakukan justru pada saat kendaraan akan melakuka uji KIR. Selebihnya yaitu sepeda motor, mobil dinas dan mobil pribadi tidak pernah secara rutin diperiksa kondisi emisi gas buang kendaraan bermotor setiap tahunnya. Kalaupun ada hanya bersifat jarang nan tak terjadwal. Padahal semestinya pada saat memperpanjang STNK misalnya, dapat saja diterapkan sebagai salah satu syaratnya yaitu harus lolos uji emisi gas buang kendaraan bermotor. Dengan demikian seluruh kendaraan nan berlalu lalang di jalan raya, pada akhirnya mengeluarkan gas buang dalam ambas batas nan ditetapkan sehingga memperketat meningkatnya polusi udara.



Bahaya Gas Buang Kendaraan Bermotor

Emisi gas buang kendaraan bermotor ialah residu hasil pembakaran nan dihasilkan oleh pembakaran di dalam mesin kendaraan bermotor. Sebenarnya pengertian pembakaran kendaraan bermotor itu tak hanya terbatas pada mobil, sepeda motor atau angkutan, akan tetapi termasuk aktivitas industri, kapal terbang, turbin, kereta barah dan kapal laut.

Intinya, semua armada nan menggunakan bahan bakar sebagai sumber utamanya, mengalami pembakaran di dalam mesin sehingga mengeluarkan emisi gas buang. Gas residu pembakaran mesin ini beracun dan akan merusak lapisan ozon, atau menjadi penyebab adanya pemanasan global. Akibat secara langsung dari tak terkontrolnya emisi gas buang kendaraan bermotor nan melebihi angka batas kondusif ialah mempercepat polusi udara.

Karena itu secara legalitas pemerintah melalui instansi terkait telah mengeluarkan peraturan inspeksi emisi gas buang kendaraan bermotor secara rutin, sehingga selalu terkontrol dan dalam ambang batas aman. Pengaturan emisi gas buang kendaraan bermotor dalam batas kondusif saja tetap membahayakan, apalagi bila emisi gas buang tersebut benar-benar sudah melampaui angka ambang batas.

Namun memang salah satu hambatan nan terjadi di masyarakat Indonesia ialah ketidak patuhan dan ketidak tepatan dalam hal menjalankan seluruh peraturan nan sebenarnya sudah ideal tersebut. Pada kondisi seperti ini nan diperlukan pencerahan buat memperhatikan kesehatan udara bagi bersama, semestinya tak hanya mengandalkan satu pihak melainkan menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat terutama nan memiliki kendaraan bermotor sebagai salah satu pihak nan terlibat langsung dalam masalah meningkatnya polusi melalui emisi gas buang kendaraan bermotor.



Gas Residu Pembakaran Kendaraan

Dalam proses menghasilkan tenaga sehingga mesin dapat berjalan sinkron dengan fungsinya, di dalam mesin tersebut terjadi pembakaran bahan bakar nan dicampur udara dalam komposisi nan seimbang, melalui sebuah sistem nan tak sederhana. Dalam kondisi normal, dari proses pembakaran bahan bakar tersebut, mesin mengeluarkan emisi beberapa gas nan berbahaya buat kesehatan makhluk hayati pada umumnya. Jadi dapat dibayangkan bila residu pembakaran ini keluar dari mesin nan telah mengalami pergeseran fungsi idealnya dampak berbagai sebab, seperti usia mesin kendaraan bermotor itu sendiri nan telah tua sehingga mengalami aus atau terdapat beberapa kebocoran nan menyebabkan pembakaran tak sempurna.

Pada saat mesin kendaraan bermotor melakukan pembakaran, gas buang nan dikeluarkan sebagai residu pembakaran dapat berupa gas berbahaya seperti antara lain :

1. Karbon monoksida (gas CO)

Gas karbon monoksida ini mempunyai sifat nan beracun. Sifat lain gas CO ini ialah tak berwarna, tak berbau dan tak berasa. Dampak bagi kesehatan manusia jika menghirup CO dalam kadar nan melebihi daya tahan tubuhnya, maka akan mengakibatkan kelenger dan bahkan telah banyak memakan nyawa manusia.

Contoh nan sering terjadi ialah banyaknya pasangan muda-mudi nan berpacaran di dalam mobil di Pantai Ancol nan meninggal. Kasus nan serign terjadi pada dasa warsa 1990-an sempat membuat resah pengelola Pantai Ancol. Usut punya usut, pasangan muda-mudi nan berpacaran di dalam mobil tersebut meninggal bukan sebab dibunuh atau terjadi tindak kejahatan lain, melainkan menghirup gas CO dalam ukuran di atas kemampuan tubuhnya.

2. Karbon dioksida CO2 nan mempunyai daya rusak terhadap ozon (O3)

Gas inilah nan saat ini menjadi perhatian global sebab mengakibatkan pemanasan global. Dan imbas pemanasan dunia ini telah melahirkan banyak bala di dunia. Salah satu praduga ialah pada 2010 ada beberapa kejadian nan misterius tentang jatuhnya benda langit di Bone, Duren Sawit Jakarta Timur dan Bima Nusa Tenggara Barat.

Teorinya, setiap benda langit atau meteor nan jatuh tak akan sampai ke bumi jika lapisan ozon masih sempurna. Karena gesekan meteor dengan udara akan membuat meteor terbakar dahulu sebelum sampai ke bumi. Kalaupun sebab ukurannya sangat besar, meteor tersebut dapat sampai ke bumi dalam bentuk serpihan sangat kecil nan tak membahayakan bahkan mungkin akan luput dari perhatian manusia. Sebaliknya dengan semakin menipisnya lapisan ozon, maka gesekan meteor tersebut tak paripurna sehingga serpihannya dapat sampai ke bumi dalam ukuran masih besar nan dapat mengancam keselamatan manusia.

3. H2O atau air

4. Nitogen Oksida (NOx)

5. Senyawa Hidro carbon (HC)

Senyawa ini tercipta sebagai dampak dari tak sempurnanya proses pembakaran. Kekurangan oksigen, busi nan kotor, bensin nan tercampur air, bocornya paking ialah penyebab pembakaran nan tak sempurna.

Dalam kaitannya menghasilkan emisi gas buang sinkron dengan ambang batas itulah, maka setiap kendaraan perlu secara rutin diperiksa emisi gas buangnya. Dengan inspeksi emisi gas buang secara rutin, taraf kebocoran dan hal-hal lain nan menyebabkan pembakaran di dalam mesin nan tak paripurna dapat segera ketahuan dan diperbaiki. Kalau ternyata setelah diperiksa, emisi gas buangnya masih tetap tinggi, tentu saja pihak instansi terkait harus mengeluarkan embargo kepada kendaraan tersebut agar tak beroperasi lagi.



Mengatasi Emisi Gas Buang Tinggi

Beberapa langkah buat mengatasi tingginya emisi gas buang kendaraan bermotor ialah dengan melakukan:

  1. Penggunaan bahan bakar alternatif, yaitu listrik, bahan bakar botani dan hydrogen.
  2. Peningkatan kualitas bahan bakar.
  3. Pengetatan pemberlakuan baku standar uji emisi gas buang.
  4. Pembatasan kendaraan bermotor.
  5. Peningkatan kualitas kelancaran lalu lintas sehingga tak ada lagi kemacetan. Pada saat stagnasi terjadi, mesin kendaraan bermotor tak serta-merta berhenti, sebaliknya tetap terjadi pembakaran dan pengeluaran emisi gas buang
  6. Kebijakan fiscal terkait pajak kendaraan, pajak bahan bakar dan pemberian intensif bagi pemakai bahan bakar listrik, botani dan hydrogen serta pengguna alat nan ramah lingkungan.
  7. Servis rutin bagi kendaraan bermotor sehingga mesin dalam kondisi sehat dan dapat melakukan pembakaran nan sempurna, sehingga emisi gas buang nan dihasilkannya tetap berada pada ambang batas normal.