Cara Pengolahan Tanah Alfisol

Cara Pengolahan Tanah Alfisol

Tanah alfisol merupakan salah satu jenis tanah mineral nan banyak terdapat di Indonesia. Hampir di seluruh wilayah Indonesia terdapat tanah jenis alfisol. Tanah ini biasa dikenal dengan tanah sawah. Hal itu sebab jenis tanah ini ialah tanah persawahan nan mendominasi struktur tanah Indonesia sebagai negara agraris.

Penggunaan Tanah Alfisol

Hendaknya, penggunaan tanah alfisol tak monoton hanya buat satu jenis, tetapi dilakukan perputaran jenis tanaman pada huma nan sama. Penanaman hanya satu jenis tanaman bisa mengakibatkan penurunan kualitas, baik pada tanah maupun tanaman. Hal ini merupakan tindakan pemeliharaan tanah afisol agar tetap dapat digunakan.

Jika tak dilakukan pemeliharaan, dampak nan akan muncul di antaranya sebagai berikut.

  1. Timbulnya hama wereng nan bereproduksi secara besar-besaran sebab makanannya tersedia terus-menerus.
  2. Petani tak bisa lolos dari hama dan penyakit pada tanaman tersebut.
  3. Hasil produksi huma dari tanah alfisol akan menurun.

Awalnya, para pakar beranggapan bahwa perputaran tanaman pada tanah alfisol ini diperlukan agar zat-zat nan menjadi nutrisi buat tanaman eksklusif tak habis. Habis sebab terus dikonsumsi oleh tanaman nan sama, sementara zat lain nan tak dikonsumsi tetap tak berguna.

Ternyata, hal itu tak sahih sebab justru residu tanaman tersebut bisa menjadi racun bagi tanaman itu sendiri. Oleh sebab itu, diperlukan perputaran jenis tanaman pada tanah alfisol mengingat pentingnya tanah alfisol buat memenuhi kebutuhan pangan kita.



Cara Pengolahan Tanah Alfisol

Di negara ASEAN, hampir sebagian besar huma pertaniannya berupa sawah. Agar kelestarian tanah alfisol terjaga sehingga bisa ditanami padi, kita harus melakukan pemeliharaan tanah alfisol dengan pengolahan huma nan baik. Adapun cara pengolahan nan harus dilakukan ialah sebagai berikut.

  1. Permukaan tanah harus diratakan terlebih dahulu serta harus dikelilingi pematang buat penahan air. Jika di dataran nan sudah datar, kita cukup membuat pematangnya saja.
  2. Harus disediakan pengairan melalui saluran irigasi. Jika letaknya di lereng gunung, harus didatarkan terlebih dahulu agar bisa dialiri air. Itulah sebabnya bentuk sawah terlihat seperti berundak-undak.
  3. Pendataran huma ini disebut pembuatan teras. Pesawahan nan berbentuk teras-teras ini bisa kira lihat di lereng gunung di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Bali bagian selatan.
  4. Hanya bisa ditanami padi ketika musim hujan saja jika sistem irigasinya kurang baik.
  5. Jika sistem pengairan kurang baik, manfaatkan tanah alfisol ini dengan menanam palawija selama lapisan tanahnya masih cukup lembab.
  6. Untuk sawah tadah hujan hanya dapat menanam padi ketika musim hujan saja.
  7. Sawah irigasi bisa menanam padi sepanjang tahun. Namun, buat pemeliharaan tanah ini, hendaklah diselingi dengan tanaman lain. Misalnya, tebu. Dapat juga dilakukan sistem tumpang sari, yaitu menanam lebih dari satu tanaman dalam satu lahan.