Sebuah Contoh Resensi Buku Non Fiksi
Resensi merupakan usaha nan dilakukan buat melakukan penilaian, apresiasi, ulasan maupun penggambaran sebuah karya kepada orang lain dengan tujuan memberikan petunjuk terhadap orang lain tersebut sebagai pedoman buat memahami karya nan diresensi. Resensi sebetulnya tidak hanya dapat dilakukan buat naskah buku, jenis seni rupa nan lain seperti lagu, lukisan, tarian, drama dan sebagainya juga dapat diresensi.
Resensi merupakan pandangan objektif si perensi (resensor). Resensi buku terbagi dua yakni resensi buku-buku fiksi dan resensi buku-buku non fiksi. Secara pengerjaan teknis sebetulnya hampir sama antara keduanya, hanya objek nan dinilai atau diapresiasi berbeda, sehingga ulasan istilah-istilah nan digunakan pun berbeda.
Resensi Fiksi dan Resensi Non Fiksi
Jika Anda masih bingung dengan disparitas naskah resensi buku-buku fiksi dan nonfiksi, Anda dapat menyimak media-media harian nan biasanya pada hari ahad akan memuat resensi buku-buku fiksi maupun non fiksi. Di sana Anda dapat melihat contoh resensi non fiksi maupu fiksi.
Manakah nan lebih mudah antara meresensi naskah fiksi maupun non fiksi? Jawabannya tergantung pada kapasitas intelektual si peresensi. Para sastrawan misalnya, mereka akan lebih tertarik buat melakukan resensi terhadap buku-buku fiksi. Sementara mereka para penulis buku ataupun peminat tulisan-tulisan non fiksi tentu akan menganggap resensi non fiksi jauh lebih mudah.
Sebetulnya akan sangat tergantung pada pengetahuan si peresensi terhadap tema sebuah buku nan akan ia resensi, baik fiksi maupun non fiksi. Contoh resensi non fiksi biasanya banyak kita temui di kolom-kolom rubrik buku sebuah media cetak, sementara resensi non fiksi biasanya banyak terdapat di majalah-majalah, baik majalah sastra maupun majalah remaja.
Sebuah Contoh Resensi Buku Non Fiksi
Berikut ini disajikan sebuah contoh resensi non fiksi:
Belajar dari Take Me Out Indonesia
Judul Buku : Take Me Out to Jannah
Penulis : Miftah Wangsadanureja
Penerbit : Pustaka Alkautsar
Jumlah Halaman : 188 halaman
Cetakan : Pertama, 2010
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan sebuah program mata acara di salah sebuah televisi swasta, Take Me Out Indonesia sebagai salah satu program acara hasil copy paste program luar negeri. Indonesia memang paling hobi meng-copy aneka acara luar negeri.
Acara ini sebenarnya berangkat dari permasalahan kejenuhan seseorang dalam status jomblo atau single. Maka melalui acara ini semua peserta baik laki-laki atau pun wanita akan memperoleh pasangan. Dengan cara diperhatikan secara seksama, acara ini ialah ajang taaruf antara seorang pria dengan wanita.
Beberapa orang wanita siap menanti siapakah lelaki nan akan membawanya pergi. Demikian pula sebaliknya. Satu demi satu para pria keluar dengan menunjukkan identitasnya, mereka berusaha tampil sedemikian rupa dengan menunjukkan aneka kebolehan nan dimiliki, dengan asa wanita nan melihatnya akan terpana dan akhirnya akan memilih si lelaki tersebut.
Kebanyakan lelaki nan diperlihatkan ataupun mempunyai keberanian buat hadir di dalam acara tersebut ialah lelaki nan telah memiliki kemapanan di dalam hal ekonomi. Karena dengan secara jelas diperlihatkan di acara tersebut, banyak ketertarikan wanita kepada lelaki ialah mengenai hal ekonomi nan menjamin kehidupan mereka.
Subjek nan akan kita soroti pada acara di atas ialah kaum wanita. Pergilasan zaman seolah membawa kaum wanita pada sistem-sistem kehidupan nan sesungguhnya tidak layak buat dirinya. Perjalanan seorang wanita dalam mengarungi lautan kehidupan ini akan mengalami suasana pasang surut. Kadang naik kadang turun. Segala bentuk cobaan akan senantiasa menyertainya.
Hal juga turut diperlihat dari sisi wanita ialah ialah bahwa wanita diperlihatkan hanya memiliki kesempurnaan dalam hal fisik. Karena hal nan dijadikan faktor penarik kepada para lelaki itu hanyalah aspek fisik mereka. Siapa nan bisa menarik si lelaki ialah siapa nan secara penampilam luar memiliki aspek nan menarik bagi si lelaki.
Acara ini begitu sangat terkenal beberapa waktu nan lalu. Tentu saja hal ini bisa dilihat dari perolehan rating acaranya. Sampai-sampai ada acara tandingan nan memang serupa dan diproduksi oleh Indosiar juga. Sebut saja Take Me Out special Selebrity dan juga Take Him Out.
Take Him Out ini ialah kebalikan dari Take Me Out. Dalam Take Him Out ini, objek nan mencari jodoh dan memperlihatkan dirinya ialah sosok wanita. Jadi dia akan memperlihatkan dirinya agar dipilih oleh para lelaki.
Sejatinya dua acara ini sangatlah ironi. Bahwa kehidupan seseorang dalam mencari jodoh hanya ditentukan oleh sebuah penampilan fisik belaka. Namun memang hal inilah nan banyak terjadi di kalangan masyarakat kita saat ini.
Bagi seorang muslimah, kekuatan iman buat mengarungi samudera kehidupan tersebut sangatlah diperlukan. Agar ia tau kapan harus menginjak rem ketika akan berhenti, dan kapan ia akan tancap gas ketika hendak naik.
Miftah Wangsadanureja merangkum permasalahan kaum wanita di dalam bukunya Take Me Out to Jannah. Buku ini memuat 23 buah cermin diri nan harus senantiasa dipandang kaum wanita. Filosofi cermin sangatlah sinkron bagi kaum wanita nan memang kebanyakan hobi bercermin.
Semakin ia sering bercermin, maka ia akan semakin sering melihat kekurangan nan ada pada wajahnya, lantas tentunya ia akan berusaha memperbaiki penampilan wajahnya agar terlihat lebih cantik. Hingga semakin sering seorang wanita bercermin, maka ia berkemungkinan akan semakin cantik.
Buku ini juga memuat lika-liku kaum wanita dalam mengejar jodoh dalam hidupnya. Kenyataan seorang wanita nan memperlambat diri buat menikah tanpa disertai dengan alasan nan rasional. Berikut peran nan dapat dilakukan oleh seorang wanita ketika ia telah memasuki jenjang pernikahan. Bagaimana ia menempatkan fungsinya terhadap keluarga, masyarakat dan juga terhadap agamanya sendiri.
Buku terbitan Pustaka Al-Kautsar ini ditulis dengan gaya bahasa nan mudah dipahami, sederahana dan tak bertele-tele. Isinya sangat kontekstual dengan permasalahan nan dihadapi kaum wanita saat ini. Membantu kaum wanita mengenali kekurangan diri lantas memperbaikinya melalui aneka tips nan disajikan dalam buku ini.
Buku ini layak dibaca oleh para kaum wanita nan ingin tampil dengan pribadi nan menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Bagi para lelaki nan punya kewajiban mendidik istrinya, buku ini juga bisa menjadi pedoman nan cukup baik. Atau para orang tua nan menginginkan anak perempuan tumbuh menjadi wanita nan dicintai oleh keluarga, masyarakat dan agamanya, buku ini layak menjadi salah satu buku koleksian.
Sejatinya wanita dalam memilih jodoh untuknya bukanlah sebuah persoalan nan bisa dianggap remah dan sepele. Atau hanya bisa dilakukan berdasarkan keadaan dari si lelaki, apakah ia kaya atau miskin, berwajah ganteng atau pas-pasan. Sejatinya, dalam mencari kebahagiaan hdup di global da akhirat bukanlah hal ini nan bisa menghantarkannya.
Saat wanita belum menikah atau masih dalam kedudukannya sebagai seorang anak, maka ia akan memiliki kewajiban buat selalu taat dan patuh kepada ayahnya. Karena posisi imam tertingi ada pada diri ayahnya. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang gadis buat selalu taat dan patuh kepada ayahnya selama itu tak melanggar perintah agama.
Sedangkan ketika si wanita telah menikah maka hal ini akan berubah sama sekali. Jika dulu tanggung wajabnya ialah patuh dan taat kepada orang tua terutama ibu maka sekarang tanggung jawab itu sudah berubah menjadi taat dan patuh kepada suami.
Orang nan harus selalu ditaati dan sipatuhi tidak lagi ibu ataupun ayahnya lagi namun ialah suaminya. Bahkan ketika ada benturan ataupun hal nan bertentangan antara orang tuanya dan suaminya maka ia harus tetap memihak kepada suaminya. Inilah nan harus dijalankan oleh seorang wanita muslimah. Karena memang Allah SWT telah memberikan hal nan begitu besar kepada seorang suami.
Jadi, buat itulah dalam pemilihan suami bukanlah sebuah hal nan patut dianggap enteng atau bahkan dianggap sebagai sebuah permainan. Seorang wanita haruslah serius dalam melakukan hal ini sebab nantinya lelaki nan telah menjadi suaminya inilah nan akan menentukan kehidupannya kelak, yaitu apakah menuju surga ataupun neraka. Untuk itu, sudah selayaknya bahwa setiap wanita berkata “Take Me Out to Jannah”.
Itulah salah satu contoh resensi buku non fiksi mengenai salah satu buku buat muslimah. Selamat menikmati bukunya!..