Perpustakaan Nasional
Ada berbagai jenis perpustakaan di tengah masyarakat. Setiap jenis perpustakaan memiliki target pengguna masing-masing. Salah satu jenis perpustakaan tersebut ialah perpustakaan umum.
Pengertian perpustakaan generik ini ialah perpustakaan nan dibiayai dari dana generik –baik sebagian maupun seluruhnya-, terbuka buat masyarakat umum, serta memberikan layanan secara perdeo kepada masyarakat umum.
Semua anggota masyarakat bisa memanfaatkan perpustakaan umum, tanpa mempedulikan latar belakang pendidikan, usia, agama, kepercayaan, suku bangsa, ras, pekerjaan, status ekonomi, atau golongan. Perpustakaan generik bisa didirikan dengan berdasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:
- Jumlah penduduk
- Administrasi pemerintahan
- Inisiatif pemerintah pusat
- Inisiatif pemerintah daerah
Tujuan Perpustakaan Umum
Berangkat dari pengertian perpustakaan umum nan terbuka bagi semua anggota masyarakat, maka tujuan perpustakaan generik ialah menyediakan segala bahan pustaka buat dipergunakan oleh masyarakat luas.
Bahan pustaka ini bisa berupa bahan pustaka cetak (buku, surat kabar, majalah, jurnal, kamus, dan sebagainya), bahan pustaka audio, visual, atau audio visual (film, kaset, slide , CD, mikrofis, dan sebagainya), maupun e-book .
Selain menyediakan beraneka bahan pustaka buat berbagai kebutuhan anggota masyarakat, perpustakaan generik juga memberikan pelayanan kepada penggunanya.
Pelayanan ini nan sebenarnya merupakan inti dari kegiatan perpustakaan. Termasuk di sini ialah pelayanan sirkulasi (peminjaman buku), pelayanan referensi, pelayanan bimbingan pembaca, promosi perpustakaan, dan sebagainya.
Mengingat beragamnya latar belakang pengguna nan dilayani oleh perpustakaan umum, tidak aneh jika subjek koleksi nan ada di perpustakaan generik pun sangat beragam. Berbagai bahan pustaka dari agama hingga keterampilan, dari filsafat hingga komik bisa ditemukan di perpustakaan umum.
Namanya saja perpustakaan umum, jadi koleksinya pun bersifat generik dan meluas. Di perpustakaan generik ini, fungsi perpustakaan nan paling menonjol ialah fungsi informatif, kemudian fungsi edukatif dan fungsi rekreatif.
Fungsi riset tidak terlalu tampak dalam pengertian perpustakaan generik sebab sifatnya nan meluas ini. Pengguna perpustakaan nan kemudian ingin melakukan riset mengenai sesuatu hal atau ingin mengetahui lebih dalam mengenai sebuah subjek bahasan bisa memanfaatkan perpustakaan khusus.
Namun berbeda dengan pengertian perpustakaan umum, perpustakaan spesifik menerapkan syarat-syarat nan lebih ketat bagi orang nan hendak memanfaatkan fasilitas nan disediakan.
Jenis Perpustakaan Umum
Berdasarkan wilayah nan dilayaninya, ada beberapa jenis perpustakaan nan termasuk dalam kategori perpustakaan umum, yaitu:
1. Perpustakaan Daerah (dahulu bernama Perpustakaan Wilayah)
Perpustakaan ini ada di setiap ibukota provinsi di Indonesia, kecuali di DKI Jakarta. Perpustakaan Daerah merupakan unit pelaksana dari Perpustakaan Nasional.
2. Perpustakaan Provinsi
Perpustakaan ini dikelola oleh Pemda Taraf I. Di Indonesia hanya ada satu Perpustakaan Provinsi, yaitu Perpustakaan Provinsi Sulawesi Utara.
3. Perpustakaan Generik Kabupaten / Kotamadya
Perpustakaan ini berada di Pemda Taraf II.
- Perpustakaan Generik Kecamatan
- Perpustakaan Generik Desa
- Perpustakaan Generik Kelurahan
Perpustakaan Generik Kecamatan, Desa, dan Kelurahan sering didirikan atas instruksi atasan atau bahkan atas inisiatif masyarakat setempat.
- Perpustakaan Keliling
- Perpustakaan Kedutaan Asing
Perpustakaan Nasional
Perpustakaan Nasional ialah forum pemerintah setingkat departemen, atau Forum Pemerintah Nondepartemen (LPND). Sehingga Perpustakaan Nasional (Perpusnas) berkedudukan di bawah dan langsung bertanggung jawab kepada Presiden RI.
Perpustakaan Nasional didirikan dari proses bergabungnya keempat badan atau forum negara lain nan tadinya ialah badan bawahan Ditjen Kebudayaan. Keempatnya, antara lain:
- Perpustakaan Museum Nasional
- Perpustakaan Sejarah, Politik dan Sosial
- Perpustakaan Wilayah DKI Jakarta
- Bidang Bibliografi dan Deposit, Pusat Pembinaan Perpustakaan
Perpustakaan Nasional sempat berpindah lokasi. Bahkan, tak dapat berada di satu lokasi nan sama melainkan terpisah-pisah ke dalam tiga tempat. Di jalan Merdeka Barat 12 ikut menempati lokasi Museum Nasional. Lalu, di jalan Merdeka Selatan 11 menumpang di Perpustakaan SPS dan juga di jalan Imam Bonjol 1, yaitu Museum Naskah Proklamasi.
Akhirnya pada 1987, lokasi Perpustakaan Nasional disatukan. Ibu negara waktu itu, Ibu Tien Soeharto menyumbangkan tanah wakaf buat pendirian gedung Perpustakaan Nasional melalui Yayasan Asa Kita nan dipimpinnya. Tanah tersebut berukuran 16.000 m2.
Lokasi tersebut terletak di jalan Salemba Raya 28A, Jakarta Pusat. Gedung baru berlantai sembilan pun ikut dibangun buat disumbangkan. Bangunan lama nan telah berada di sana ikut direnovasi agar nyaman ditinggali dan enak dilihat.
Lokasi tersebut tadinya ialah bekas sekolah HBS pertama di Indonesia ketika masa kolonial Belanda. Gedung itu bernama Koning Willem III School (Kawedri). Bangunan tua itu dijadikan kantor pimpinan perpustakaan, sedangkan gedung baru berlantai sembilan ialah lokasi perpustakaannya sendiri.
Secara resmi Perpustakaan Nasional dibuka pada tanggal 11 Maret 1989, bertepatan dengan ulang tahun Perpusnas nan kesembilan. Presiden Soeharto dan ibu negara meresmikannya dengan menandatangani prasasti marmer nan diletakkan di sana. Kepala Perpustakaan Nasional ialah ibu Mastini Hardjoprakoso, MLS nan juga sempat menjabat sebagai kepala Perpustakaan Museum Nasional.
Keputusan Presiden atau Keppres dibuat buat memperkuat kedudukan Perpustakaan Nasional secara hukum administrasi negara. Keppres nomor 50 tahun 1997 tertanggal 29 Desember 1997 ini menyempurnakan susunan organisasi, tugas, dan fungsi Perpustakaan Nasional. Hal ini juga dibuat buat mengantisipasi perkembangan global dalam era globalisasi informasi.
Koleksi di Perpustakaan Nasional
1. Koleksi Lukisan Karya Johannes Rach (1720-1783)
Sejak 1995, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia nan terletak di Jakarta dan Rijksmuseum sudah melakukan interaksi kolaborasi buat melestarikan warisan budaya bangsa.
Tahap awal dari kolaborasi ini ialah spesifik buat gambar-gambar hasil karya Johannes Rach (1720-1783). Koleksi gambar sebanyak 202 nan ada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini ialah jumlah paling besar dari semua lukisan Johannes Rach nan menggambarkan persitiwa krusial di Indonesia serta di berbagai negara di Asia.
Rijkmuseum, sebagai salah satu museum paling besar di negara Belanda, juga mempunyai gambar Johannes Rach nan berjumlah sekitar 40 buah gambar. Untuk dapat didayagunaan oleh masyarakat umum, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Rijkmuseum sudah melakukan pembicaraan buat mengumpulkan koleksi gambar tersebut dan nantinya akan dipublikasikan dalam bentuk terbitan maupun bentuk pameran.
2. Koleksi Foto
Dalam memberikan layanan koleksi, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia selalu sarat dengan informasi ilmiah, nilai sejarah, dan budaya bangsa. Perpustakaan Nasional RI juga selalu berusaha memberikan informasi dengan bentuk dan cara terbaik sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara maksimal.
Bermacam-macam jenis koleksi nan tersimpan di Perpustaaan Nasional tak semuanya dapat disajikan dalam bentuk aslinya. Kondisi seperti ini membuat koleksi tersebut dialihkan dalam bentuk lain, yaitu ke dalam bentuk reproduksi foto.
Koleksi-koleksi foto hasil reproduksi dari bergam literatur ilmiah ini berisi tentang beraneka ragam kekayaan budaya bangsa nan disusun dan disajikan kembali ke dalam bentuk foto. Koleksi foto nan dilengkapi dengan pelukisan berhubungan dengan foto bersangkutan ini tentunya sangat dibutuhkan oleh para pengguna.
3. Koleksi Mansukrip
Koleksi manuskrip di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia awalnya berkembang dari koleksi Perpustakaan Museum Pusat. Awalnya, koleksi manuskrip ini dikelola dan dikembangkan oleh Bataviaasch Genootachap van Kunsten en Wetenachappen , sebuah organisasi kaum elit intelektual nan didirikan pada 1778.
Bagian paling besar dari koleksi museum ini yaitu majemuk jenis bahan pustaka karya bangsa dalam negeri maupun dari luar dan nan diterbitkan di Indonesia maupun di luar negeri sejak abad ke-16. Koleksi museum ini dikumpulkan berlandaskan undang-undang deposit nan diterbitkan oelh pemerintah Hindia Belanda.
Berbagai macam koleksi buku, manuskrip, foto, lukisan dan karya seni lainnya, video, dan lain-lain dapat dilihat dan dipergunakan sebagaimana mestinya di Perpustakaan Nasional.
Perpustakaan ini terbuka buat umum, meskipun koleksinya tak dapat dipinjam buat dibawa ke rumah. Artinya koleksinya bersifat tertutup sebab berharga dan beberapa di antaranya sangat langka dan dilindungi negara.
Selain fasilitas buat membaca buku dan menikmati koleksi secara langsung, Perpustakaan Nasional juga mempunyai fasilitas lainnya. Seperti pembuatan ISBN. Bila Anda tertarik buat mempergunakan majemuk fasilitas nan disediakan di sana, tak ada salahnya datang langsung ke lokasi Perpustakaan Nasional di Jakarta. Tapi sebelum bisa menggunakannya, Anda harus mendaftar buat menjadi anggota.
Caranya mudah. Anda tinggal mengisi formulir permohonan nan disediakan di ruang keanggotaan lantai I C. Kemudian tunjukkan bukti diri diri nan masih berlaku, misalnya kartu pelajar, kartu mahasiswa, SIM atau KTP. Jangan lupa mencantumkan nomor telepon nan dapat dihubungi. Kartu keanggotaan ini berlaku selama 5 tahun.