Akibat Tidak Mengatur Kalori
Mengatur kalori berubah menjadi kewajiban ketika Anda benar-benar memerhatikan kesehatan. Pencerahan tentang pentingnya mengetahui asupan nutrisi dalam tubuh beserta jumlahnya akan membuat kesehatan Anda lebih terkontrol.
Mengatur Kalori, Pentingnya Mengatur Asupan Nutrisi dalam Tubuh
Pengaturan tentang asupan nutrisi nan masuk dalam tubuh memang bergantung pada setiap individu. Pencerahan tentang kesehatan nan berbeda buat setiap orangnya ialah faktor penentu mengapa hal tersebut sampai terjadi.
Padahal, jika saja semua orang sadar dan menghitung atau mengatur jumlah nutrisi nan masuk dalam tubuhnya dengan tepat, termasuk mengatur kalori, berbagai penyakit dampak terganggunya metabolisme tubuh nan disebabkan sebab terlalu banyak atau terlalu sedikitnya jumlah nutrisi nan masuk, tak akan terjadi. Ini sebuah laba nan belum mulai banyak disadari.
Kesehatan merupakan sebuah hal nan sangat mahal. Bahkan kesehatan tak dapat dibeli dengan harta sebesar apa pun. Dengan tubuh nan sehat, manusia mampu melakukan apa pun.
Mencari nafkah semaksimal mungkin atau menggapai kebahagiaan dengan kebersamaan keluarga, hanya mungkin dilakukan dengan fisik nan bugar, bukan dengan kondisi kesehatan nan buruk.
Menjaga kondisi tubuh agar tetap fit bisa dilakukan dengan berolahraga secara rutin serta mengatur kalori makanan dan pola makan. Dua hal tersebut memang sudah disebutkan berkali-kali oleh para pakar gizi manapun, bahwa mengatur asupan nutrisi dengan menjaga pola makan merupakan jalan buat mendapatkan tubuh nan sehat.
Selain menjaga dan mengatur asupan nutrisi, menjaga kesehatan tubuh dapat dilakukan dengan cara berolahraga. Tetapi, cara nan satu ini cenderung lebih sulit buat dilakukan. Waktu senggang nan semakin langka, menjadi alasan mengapa banyak orang tak sempat berolahraga.
Maka dari itu, satu-satunya jalan agar kesehatan tubuh tetap terjaga ialah menjaga, menghitung atau mengatur asupan nutrisi nan masuk dalam tubuh. Cara ini tak akan memaksa Anda meluangkan waktu di tengah-tengah aktivitas. Yang harus Anda lakukan hanyalah, mulai memerhatikan makanan nan dikonsumsi. Perhatikan kandungannya dan jumlah.
Akibat Tidak Mengatur Kalori
Tidak mungkin ada karena jika tak ada penyebab. Begitupun dengan masalah asupan kalori ini. Mengatur kalori akan membuat kesehatan Anda terjaga. Salah satu masalah dari jumlah kalori nan sembarangan masuk ke dalam tubuh ialah kegemukan. Yang menjadi masalah adalah, kegemukan merupakan "jalan masuk" dari berbagai macam penyakit.
Kegemukan atau obesitas merupakan salah satu penyebab turunnya daya tahan tubuh manusia. Hal ini disebabkan sebab dengan obesitas aktivitas mobilitas manusia juga ikut menurun, kemungkinan besar sebab rasa lelah dampak menahan bobot tubuh nan berat. Sehingga seseorang nan mengalami obesitas, akan cenderung malas bergerak dan berolah tubuh.
Selain itu, tubuh nan terlalu gemuk juga mengindikasikan adanya penumpukan lemak nan berlebihan. Akibatnya, penderita obesitas rentan dengan tingginya kadar kolesterol nan mengganggu sistem peredaran darah.
Padahal, kita ketahui bahwa genre darah melewati jantung dan paru-paru. Bila obesitas dipertahankan dalam jangka waktu tertentu, akan berpengaruh besar pada kesehatan jantung manusia.
Makanan berkolesterol tinggi biasanya ialah makanan-makanan bercitarasa enak. Seperti daging-dagingan, makanan laut, dan bahan-bahan makanan nan memang bersahabat dengan lidah. Otomatis, makanan jenis tersebut menjadi kegemaran bagi sebagian besar masyarakat. Dan secara otomatis pula, makana-makanan itu menjadi lebih banyak dikonsumsi.
Hal ini ialah cobaan bagi kesehatan Anda. Di sisi lain, Anda sangat getol dengan makanan-makanan tersebut, tapi di sisi lainnya, makanan itu memiliki kandungan kolesterol nan cukup banyak. Pada akhirnya, pintar-pintar mengatur kalori nan masuk ke dalam tubuh menjadi upaya nan absolut harus dilakukan. Itupun jika Anda peduli dengan kesehatan.
Mengatur Kalori, Mencegah Obesitas
Masalah obesitas ini bahkan menjadi perhatian spesifik bagi pemerintah Amerika. Pemerintah Amerika menganggap kasus obesitas ialah sebuah masalah nan sangat serius. Bahkan menurut penelitian, pemerintah Amerika telah menggelontorkan dana lebih dari 150 miliar dolar buat mengatasi problem massal ini.
Banyaknya warga Amerika dan kota-kota besar di global mengalami obesitas, disebabkan sebab pola makan nan tak sehat. Sebagian besar warga kota lebih bahagia mengonsumsi makanan berkalori tinggi seperti hidangan cepat saji ( fast food ) dan sajian kaya gula (seperti donat, cokelat, roti isi atau sandwich serta burger).
Kesadaran buat mengatur kalori nan masuk dalam tubuhnya benar-benar rendah. Pola hayati mereka nan serba cepat, membuat perhatian mereka terhadap kandungan nutrisi dalam makanan nan dikonsumsi menjadi rendah. Yang terpenting, makanan itu cepat saji, enak dan mengenyangkan. Selesai.
Akibatnya, di Amerika sana, restoran cepat saji sangat banyak. Dengan aneka makanan pemanja lidah tapi tak buat kesehatan, warga Amerika terbiasa mengonsumsi itu. Tanpa disadari, kesehatan menjadi hal nan dipertaruhkan. Mereka kurang memerhatikan akibat panjang dari kebiasaannya tersebut.
Kita sendiri menyadari bahwa umumnya kasus kegemukan diawali dengan pola makan nan salah dan berlebihan. Meskipun ada kemungkinan, faktor genetis memiliki pengaruh, namun faktor ini cukup kecil dibanding akibat makanan atau minuman nan dikonsumsi serta Norma berolahraga secara teratur.
Beberapa penelitian mutakhir menyebutkan bahwa makanan cepat saji dengan kalori nan tinggi bisa memicu rasa ketagihan pada diri seseorang. Sehingga dirinya ingin selalu mengonsumsi makanan tersebut.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian nan dilansir oleh Jurnal Nature Neuroscience nan mencoba beberapa jenis makanan berkalori tinggi pada sejumlah hewan coba (tikus). Hasil penelitian tersebut menyebutkan, bahwa tikus nan diberikan makanan berkalori tinggi akan menghasilkan zat dopamin nan tinggi pula.
Dopamin ialah zat nan berhubungan dengan sistem saraf vertebrata (hewan bertulang belakang). Dopamin memicu individu buat selalu menguyah dan mengunyah makanan dengan kalori nan tinggi pula. Ketika keinginan tersebut tercapai, maka kandungan dopamin dalam individu tersebut turun. Namun, keinginan buat mengunyah kembali muncul tak lama kemudian.
Perlu kita ketahui bahwa dopamin juga dihasilkan di dalam tubuh manusia. Dopamin memberikan imbas ketagihan pada diri manusia seperti halnya pada vertebrata nan lain. Dopamin berperan besar dalam proses keranjingan rokok, kopi ataupun narkoba.
Begitu pula dengan konsumsi makanan cepat saji. Dopamin dengan mudah teraktivasi sehingga seakan memaksa manusia buat terus mengunyah dan mengunyah. Pengaruh dari zat Dopamin ini mungkin tak begitu disadari, nan bisa dirasakan hanyalah rasa nan enak bagi sebagian besar lidah manusia, sehingga keinginan buat terus mengonsumsinya sulit buat dihentikan.
Menghindari Obesitas, dengan Mengatur Kalori
Banyak cara nan disarankan oleh para pakar kesehatan buat melawan obesitas. Salah satunya ialah diet atau membatasi jumlah makanan. Selain buat mengatur pola makan, juga buat merancang berat badan nan ideal. Saran ini ibarat ilmu niscaya nan akan disarankan oleh dokter gizi manapun.
Namun, nan perlu diketahui bahwa tak selamanya diet memiliki akibat menyehatkan. Justru seseorang nan mengalami obesitas, akan merasa sangat tersiksa ketika sebuah program diet dijalankan. Mereka nan terbiasa makan tanpa mengatur kalori, harus mulai mengubah dan memerhatikan asupan kalori nan masuk.
Cara nan paling baik buat mencegah dan mengatasi obesitas ialah dengan menerapkan pola makan nan sehat dan berolahraga dengan teratur. Makanlah secukupnya, jangan terlalu sedikit dan jangan berlebihan. Usahakan mengonsumsi makanan empat sehat lima paripurna buat mengatur kalori nan ada di dalam tubuh kita.
Selain itu kurangilah gaya hayati buat sering berbelanja di restoran fast food . Gantilah makanan cepat saji nan Anda konsumsi dengan bahan-bahan alami. Mulailah mengatur kalori nan masuk dalam tubuh. Lakukan monoton hingga menjadi sebuah kebiasaan. Pasti badan nan bugar dan jauh dari penyakit akan Anda dapatkan.