Kegunaan Batu Obsidian
Apakah batu obsidan ? Seperti kita ketahui, semua batu nan ada di bumi ini berasal dari magma. Magma ialah batu-batuan cair nan terdapat di dalam perut bumi. Magma bisa keluar dari perut bumi bila terjadi meletusnya gunung berapi. Magma nan keluar mencapai permukaan bumi di sebut lava. Kemudian lava tersebut akan membeku dan membentuk menjadi batu. Batu-batu tersebut akan tertimbun lama bahkan sampai ribuan tahun di muka bumi. Batu-batuan nan masih membeku di sebut batuan beku.
Suatu saat batu-batuan ini bisa hancur terurai dampak berbagai faktor, misalnya: cuaca panas dan hujan , perkembangan dan aktivitas makhluk hayati termasuk tumbuh dan hewan. Lalu batu-batuan nan telah hancur ini terbawa oleh air, angin, tumbuhan atau hewan buat kemudian diendapkan.
Endapan batuan ini menjadi batu sedimen. Batu-batuan endapan juga bisa berubah kembali menjadi batu lain dampak faktor suhu dan tekanan udara nan tinggi, nan di sebut batu metamorf. Dan, Batu Obsidian termasuk salah satu jenis dari batuan beku.
Terbentuknya Batu Obsidian
Jenis batuan beku ini tebentuk dari mineral nan terperangkap di dalam lava, lalu mengalir ke permukaan bumi sehingga menjadi mendingin atau membeku terlalu cepat melalui kaca suhu transisi tanpa mempunyai waktu nan cukup buat membentuk kristal. Karena tak terjadi pengkristalan, maka batu ini seperti kaca alami sehingga dinamakan juga kaca vulkanik. Batu beku ini mengandung 70% atau lebih silikon dioksida (SiO2), kurang dari 1% kandungan air rendah segar, kuarsa sekitar 10 persen, dan orthoclase (photasium feldspar) 1/8 dari jumlah holistik feldspar.
Jenis batuan beku ini termasuk dalam kelompok batuan rhyolite (batuan beku nan bersifat asam) dan granit nan bertekstur aphanitic yaitu memiliki butiran halus dan penampakan mineralnya sejajar satu dengan nan lainnya. Syahdan batu beku pertama kali ditemukan oleh obsidius dari Romawi antik di gunung Vesuvius. Maka dari itu nama batu ini dinamakan sinkron dengan penemunya.
Ciri-ciri Batu Obsidian
Bagaimana bisa mengenali ciri-ciri batu ini ? Pada umumnya, batu ini mempunyai tanda berupa retakan gelombang nan cenderung di bagian permukaan batu, berwarna cerah dan mengkilap seperti vitreous luster (kaca). Juga bertekstur padat seperti gelas dengan kekerasan sekitar 5-5.5 skala Mohs. Mohs ialah seorang geolog Jerman nan meneliti berbagai jenis batu dengan cara membagi kerasnya sebuah batuan atas dasar kemampuan menggores dan di gores batu lainnya. Karena mengandung silikon dioksida nan cukup besar, menyebabkan batu beku ini bersifat keras membentuk penyerpihan. Serpihannya ini bisa membentuk sudut nan tajam .
Dalam penggunaannya pun harus hati-hati sebab bila berbenturan dengan benda keras lainnya akan mudah tergores dan pecah. Rona batu pada umumnya cerah dan bening seperti kaca. Variasi warnanya pun ada nan berwarna hitam pekat, merah tua, hijau, abu-abu, kuning, biru (kebanyakan satu warna), ada juga lebih dari satu rona seperti hitam kecokelatan atau kemerahan, ada juga nan bercampur dengan ornamen lainnya (seperti berbuih atau bintik putih). Batu obsidian termasuk batu mulia tanggung, sebab berkilau seperti batu mulia lainnya.
Kegunaan Batu Obsidian
Batu obsidian memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai berikut.
- Dipakai sebagai alat-alat bedah seperti pisau .
- Dalam global medis bisa dipercaya juga buat menyembuhkan penyakit nan terdapat di area sirkulasi darah.
- Dapat menghilangkan penyumbatan pada saat proses penyembuhan penyakit.
- Dipercaya juga bagi kaum tertentu, buat meningkatkan aura kebijaksanaan dan sumber kekuatan.
- Di negara-negara Eropa, seperti Itali, Perancis dan Belanda nan masih percaya klenik. Bahwa batu ini ampuh digunakan sebagai jimat pengusir roh dursila dan harus dimiliki oleh setiap rumah.
- Masih dalam kepercayaan berbentuk klenik, sebagian orang juga percaya memakai batu ini akan memiliki kekuatan mistik dan akan terlindungi dari penyakit kulit.
- Dipakai dalam global astrologi buat mengetahui zodiak sagitarius .
- Dapat dipakai sebagai batu permata buat ornamen pada perhiasan .
Sejarah Penggunaan si Kaca Vulkanik atau Batu Kecubung
Batu obsidian di zaman batu budaya dipakai buat menghasilkan pisau tajam. Pada masa pra Mesoamericans penggunaan batu ini lebih luas dan canggih. Batu ini bisa diukir dan bekerja sebagai alat-alat dan benda-benda nan dekoratif. Manusia Mesoamericans juga bisa membuat pedang dengan baling-baling obsidian nan dipasang dalam tubuh kayu berbentuk gerigi, disebut “macuahuitl”. Pedang ini mampu menimbulkan luka-luka nan mengerikan sebab berbentuk sayatan compang-camping.
Begitu pula dalam budaya dan sejarah di Indonesia , penggunaan obsidian dan jejak keberadaannya pun bisa ditelusuri. Khususnya buat masyarakat nan berada di wilayah Danau Bandung Purba (Bandung), Jawa Barat. Kala itu terdapat sebuah kerajaan, yaitu Kerajaan Kendan. Di mana masyarakatnya pada saat itu menemukan banyak peralatan batu di kawasan tersebut dari bahan batu oksidan.
Namun, batu oksidan tersebut lebih dikenal dengan sebutan batu kendan. Berapa masyarakat Indonesia di daerah lainnya ada nan menyebut peralatan batu beku ini dengan istilah batu kecubung dan batu kacag. Peralatan batu purba atau artefak nan terbuat dari obsidian tersebut, banyak ditemukan di sekitar danau dan gua di daerah lain.
Artefak ditemukan pada loka nan berbeda, yaitu dan Tiangkopanjang (Jambi), Gua Ulutiangko, Danau Cangkuang ( Garut ), Gua Sodong (Besuki), Danau Gadang (dekat Danau Kerinci); Danau Tondano (minahasa), sekitar Leuwiliang (Bogor), dan Gua Rundung (Flores Barat). Data terakhir masyarakat menemukan artefak di Gua Pawon. Letak Gua Pawon ialah di bagian barat Danau Bandung Purba.
Penggunaan obsidian pada zaman pra sejarah ternyata sangat tinggi. Hal itu bisa dikaitkan kegiatan kehidupan manusia pra sejarah dari masa ke masa, yaitu :
- Masa berburu buat mengumpulkan makanan
- Masa bercocok-tanam
- Masa perundagian
Peluang Bisnis
Peluang bisnis obsidian sangat besar dan menguntungkan. Sayangnya pengrajin batu mulia lokal di Indonesia kurang berminat terhadap batu beku ini. Mereka masih menyamakan batu obsidian setara dengan kaca biasa. Kegunaan batu ini pun masih sebatas kerajinan sebagai ornamen pada perhiasan. Mari kita simak pengalaman Agung, seorang pengrajin nan terjun di global batu obsidian tahun 2003.
Beliau pada awalnya menggunakan obsidian buat kerajinan berupa patung mini, asbak dan perhiasan. Dia menjual produknya di mulai dengan harga Rp50.000,- hingga Rp300.000,- setelah di bentuk. Harga batu ini mentahnya hanya Rp5.000,-/kg. Beliau sering memborong batu ini sampai satu ton buat stok persediaan bahan baku, selain itu dikarenakan rona obsidian ini tak pernah senada.
Hingga pada suatu waktu, beliau memanfaatkan jasa internet buat menjual produknya. Tak disangka, ternyata sambutan pasar luar biasa. Terutama di negara Eropa. Tidaklah heran, pangsa pasar di Eropa ini begitu tinggi. Mengingat masyarakatnya masih percaya hal nan berbau klenik , yaitu menggunakan batu ini sebagai jimat pengusir roh dursila di rumah mereka. Menurut pengakuan Agung, sekali ekspor batu ini mencapai nilai 10 juta rupiah hingga 16 juta rupiah. Bisnis nan cukup menggiurkan. Akhirnya langkah Agung ini diikuti oleh perusahaan lain. Bahkan sekarang ini ekspor batu obsidian tak hanya negara Eropa. Tetapi sudah merambah ke Amerika dan Jepang.
Sekian artikel seputar batu obsidian. Semoga bermanfaat.