Era Setelah Zaman Prasejarah
Zaman Prasejarah merupakan titik awal spesies manusia dimulai. Pada zaman prasejarah manusia mulai memakai peralatan buat menunjang kehidupannya. Yang dimaksud zaman prasejarah ialah pada masa itu manusia belum mengenal tulisan sehingga tidak ada satu pun peristiwa nan diabadikan dalam tulisan maupun prasasti. Jadi, zaman prasejarah menurut manusia modern ialah masa gelap, nan dapat dijadikan bukti hanyalah artefak berupa batu, dan goresan gambar pada dinding gua.
Zaman Prasejarah dan Zaman Batu
Zaman prasejarah dapat dikatakan sebagai zaman batu, nan artinya pada zaman itu manusia memakai perkakas nan terbuat dari batu buat menunjang kehidupannya. Manusia zaman prasejarah menggunakan batu nan dimodifikasi sedemikian rupa. Batu dibuat menyerupai tombak buat berburu, selain berburu dipakai buat menebang kayu.
Manusia purba zaman prasejarah selain menggunakan batu, juga memakai kayu, tulang hewan nan diruncingkan sebagai alat pertahanan. Pada masa itu, mereka belum dapat menemukan bagaimana menyalakan api. Walaupun tidak ada dokumentasi berupa tulisan dan prasasti selama zaman prasejarah berlangsung, peninggalan berupa batu dan tulang binatang, menjadi bukti bahwa manusia pada zaman prasejarah memiliki akal dan pikiran nan menjelaskan bagaimana caranya mereka dapat survive bertahan hayati dengan cara mencari hewan buruan di alam.
Kehidupan manusia zaman prasejarah masih primitif, mereka hayati berkoloni. Tinggal di dalam gua, dalam mencari makan mereka mengincar hewan mamalia dan spesies sungai seperti ikan dan kerang. Oleh sebab itu, peninggalan zaman prasejarah banyak terdapat di dekat sungai dan laut. Karena di area itu terdapat banyak sumber makanan bagi manusia zaman prasejarah.
Zaman Prasejarah di Indonesia
Ternyata, Indonesia menyimpan sejarah tentang peradaban manusia pada zaman prasejarah. Bahkan, kerangka manusia purba ditemukan di Sangiran yakni Pithecanthropus erectus . Manusia purba nan ditemukan di tepi Sungai Bengawan Solo ini diperkirakan usianya dua juta tahun silam, di mana saat itu tepian Sungai Bengawan Solo menjadi loka tinggal koloni manusia zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan banyak ditemukan peninggalan peradaban zaman prasejarah.
Manusia Jawa purba atau istilah ilmiahnya ialah Pithecanthropus erectus , ditemukan oleh arkeolog dari Belanda nan bernama Eugene Dubois. Pada 1891 bersama timnya meneliti sisa-sisa peninggalan zaman prasejarah di Desa Trinil nan terletak di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Namun, inovasi manusia di zaman batu rupanya tidak lengkap, nan ditemukan Eugene Dubois dan timnya hanya berupa tempurung kepalanya saja dan berapa geligi.
Pada 1936, pakar Paleontology bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, mencatat sejarah tentang inovasi fosil Pithecanthropus erectus di Sangiran, Surakarta. Inovasi Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald ini lebih lengkap dari Eugene Dubois. Sementara itu, arti dari Pithecanthropus erectus ialah manusia kera nan jalannya berdiri. Sejak itulah, Desa Sangiran dikenal sebagai area situs purbakala zaman prasejarah di Indonesia.
Era Setelah Zaman Prasejarah
Secara generik zaman prasejarah dibagi menjadi fase peradaban di mana setiap peradaban memiliki karaktristik sendiri dalam peradaban kehidupan manusia. Berikut ini merupakan klarifikasi singat setiap fase peradaban pada zaman prasejarah.
1. Zaman Neolitik
Yang dimaksud dengan zaman neolitik ialah manusia purba di era ini, masih mengunakan perkakas nan terbuat dari batu dan kayu dan tulang buat membantu kinerja manusia purba. Pada masa zaman neolitik, manusia purba zaman prasejarah sudah mengalami fase kemajuan dalam membuat perkakas dari batu, maksudnya mereka membuat kampak dan cangkul dengan bentuk mendekati sempurna. Mereka menghaluskan bongkahan batu menjadi alat nan diinginkan.
2. Zaman Megalitik
Pada masa ini, manusia purba sudah mahir membentuk batu besar menjadi menhir, loka ritual menyembah roh, dan arwah nan tidak terlihat. Menhir dipersonifikasikan sebagai bentukan roh, atau dewa sesuatu nan mereka hormati. Menhir banyak dijumpai di Situs Gua Putri, Sumatera Selatan. Desa Wajak di Tulungagung, Liang Bua, Flores, dan lain sebagainya.
Menhir bertanda bahwa manusia zaman prasejarah sudah mengenal kepercayaan animisme. Namun, kejayaan zaman megalitukum malah pada awal manusia purba mengenal logam. Pada masa itu, manusia zaman prasejarah sudah menggunakan logam buat membuat menhir dengan bentuk nan lebih baik dan halus.
3. Zaman Perunggu
Setelah zaman batu, manusia zaman prasejarah mulai mengenal logam sebagai pengganti batu. Logam pertama nan ditemukan oleh manusia ialah perunggu. Teknologi pembuatan perunggu diajari dari pengaruh migrasi manusia dari daratan Cina. Budaya perunggu dipengaruhi oleh budaya Don Song nan bermigrasi ke tanah nusantara lama.
Manusia dari daratan Cina mengajari bagaimana membuat logam dari campuran timah dan perunggu guna menghasilkan logam baru nan kuat. Logam perunggu nan terbukti lebih baik dari pada batu. Revolusi peralatan pada zaman prasejarah pun berganti menjadi logam. Inovasi artefak terbuat dari perunggu ada di berbagai loka di Indonesia.
Situs Zaman Prasejarah di Indonesia
Di Indonesia, banyak sekali tempat-tempat nan menyimpan peninggalan dari zaman prasejarah. Dari zaman batu hingga megalitikum dan zaman logam, tersimpan di museum maupun masih tersembunyi lapisan tanah di berbagai situs purbakala di Indonesia.
1. Sangiran, Surakarta
Sangiran merupakan nama desa nan terletak tidak jauh dari Solo hanya 14 km dari pusat kota. Di Sangiran, pernah ditemukan fosil manusia purba dan berbagai jenis fosil peninggalan peradaban zaman prasejarah di Jawa. Bahkan, Sangiran nan terletak dilembah Sungai Bengawan Solo ini dijadikan sebagai cagar alam atau laboratorium purbakala. Di Sangiran, masih banyak tersimpan artefak dari peradaban kuno. Di Sangiran juga terdapat museum purbakala nan menyimpan berbagai jenis fosil dan benda-benda peninggalan manusia purba.
2. Liang bua, Flores
Liang bua terdapat di Flores. Situs Liang bua merupakan bukti bahwa manusia pada zaman prasejarah habitatnya tidak hanya di satu wilayah saja. Melainkan sudah menyebar di berbagai tempati di Indonesia. Liang Bua ialah situs nan berupa gua karst. Diyakini manusia zaman prasejarah hayati dan bersosialiasi di dalam gua ini. Fakta ini berdasarkan inovasi kerangkan hominim atau manusia purba nan dinamai Homo floresiensis nan artinya manusia purba dari Flores.
3. Situs Gua putri, Batu Raja, Sumatera Selatan
Situs Gua Putri nan berada di Batu Raja, Sumsel dikenal sebagai pusat situs purbakala zaman prasejarah di Pulau Sumatera. Situs ini berupa gua, dahulu ketika zaman batu, gua ini diyakini pernah dipakai sebagai loka tinggal koloni manusia purba. Fakta ini dikuatkan dari inovasi berbagai fosil kerang, potongan tulang hewan. Artinya, manusia zaman prasejarah nan tinggal di Gua Putri mengonsumsi kerang dan berbagai hewan buruan berupa unggas dan mamalia.
4. Situs Cipari, Kuningan
Situs Cipari, berada di Kabupaten Kuningan Jawa barat. Situs cipari merupakan area cagar alam nan terdapat peninggalan dari zaman Megalitikum di Jawa Barat. Di sekitar situs Cipari, terdapat banyak batu menhir dan batu lempengan nan ditata menyerupai loka ritual pemujaan terhadap arwah. Di area situs Cipari, terdapat kotak penyimpan mayat nan terbuat dari lempengan batu nan ditata menyerupai peti jenasah. Selain menhir dan sarkofagus, juga ditemukan berbagai gerabah berupa guci dan kerangka manusia purba. Zaman prasejarah sampai sekarang masih menyimpan banyak rahasia nan belum diungkap oleh manusia modern.
Menjelajahi Peninggalan Prasejarah di Indonesia
Zaman prasejarah atau prehistoric (dalam bahasa Inggris) nan berarti zaman saat manusia belum mengenal tulisan buat cacatan sejarah. Secara generik zaman prasejarah dimulai sejak bumi dan alam semesta diciptakan, akan tetapi pemakaian istilah ini oleh para pakar sejarah menunjuk pada zaman saat manusia mulai hayati di muka bumi.
Pemisahan antara zaman prasejarah dan zaman sejarah manusia adalah pada sosialisasi catatan sejarah nan digunakan pada kedua masa tersebut. Zaman prasejarah ialah zaman ketika manusia belum memakai tulisan, sedangkan arti zaman sejarah kebalikannya yakni saat manusia sudah menggunakan tulisan atau alat lainnya nan bisa dianggap sebagai cacatan/peninggalan sejarah.
Zaman sejarah nan dialami manusia diperkirakan dimulai pada sekitar tahun 4000 SM (sebelum masehi), yaitu ketika bangsa Mesir antik telah mengenal tulisan di waktu itu. Berbeda halnya bangsa Indonesia, zaman sejarah diawali dengan berdirinya Kerajaan Kutai(abad ke-5). Sebagai buktinya ialah inovasi prasasti yupa di pinggir Sungai Mahakam Kalimantan Timur.
Bagaimana cara memeroleh keterangan dari zaman prasejarah sedangkan tak ada informasi tulisan nan didapatkan? Maka para pakar sejarah menggunakan bidang-bidang keilmuan lainnya buat mendapatkan bukti-bukti zaman prasejarah seperti biologi, arkeologi, geologi, antropologi, paleontologi dan ilmu astronomi.
Tulang-tulang dan barang nan ditemukan pada situs sejarah akan diteliti menggunakan ilmu-ilmu alat di atas agar bisa diperoleh informasi-informasi krusial dari peninggalan tersebut. Klarifikasi bagaimana kegunaan berbagai ilmu tersebut dalam ilmu sejarah bisa diuraikan sebagai berikut:
- Biologi ialah ilmu nan secara spesifik memelajari bagaimana aspek fisik kehidupan pada makhluk hidup. Penelitian mengenai zaman prasejarah menggunakan ilmu ini sebagai salah satu pisau bedah. Kata Biologi diambil dari kata biologie . Gabungan kata dari bahasa Yunani, bios nan artinya hidup, sedangkan logos ialah ilmu. Selain memelajari fisik makhluk hidup, biologi juga membahas tentang bagaimana aspek-aspek nan terkait dengan kehidupan makhluk hidup.
- Arkeologi ialah ilmu nan memelajari sejarah material makhluk hidup. Melalui ilmu ini bisa ditemukan informasi-informasi nan berhubungan dengan kehidupan sejarah masa lalu, termasuk saat zaman prasejarah. Informasi tersebut diperoleh dari kajian sistematis terhadap benda-benda antik nan ditemukan, seperti artefak dan ekofak.
- Geologi ialah ilmu pengetahuan alam nan spesifik memelajari tentang bumi. Dari segi komposisinya, sifat-sifat fisik, struktur, dan sejarah serta proses bagaimana pembentukannya. Geologi berasal dari kata Yunani, ge berarti bumi dan logos artinya ilmu. Dan ilmu ini juga terhitung krusial buat meneliti zaman prasejarah.
- Paleontologi ialah ilmu nan memelajari sejarah kehidupan di muka bumi mengenai tumbuhan dan hewan pada zaman dahulu nan sekarang telah berubah menjadi fosil. Secara otomatis, zaman prasejarah juga menjadi kajian dalam ilmu ini. Sebutan bagi orang nan terjun di dalam bidang ini ialah paleontolog. Paleontolog berasal dari serapan bahasa Yunani, paleon berarti tu, bios artinya hidup, dan logos ialah ilmu. Dapat disimpulkan paleontogi ialah ilmu nan membahasa tentang sejarah.
- Astronomi: salah satu cabang dari ilmu alam nan spesifik mengamati benda-benda langit dan kejadian-kejadian di luar planet bumi.
- Antropologi ialah ilmu nan memelajari mengenai budaya suatu masyarakat atau etnis tertentu.
Pembagian Periode Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah dibagi menjadi 2 kelompok periode berdasarkan ilmu arkeolog yaitu zaman batu dan zaman logam. Berikut klarifikasi mengenai 2 zaman tersebut:
1. Periode Zaman Prasejarah - Zaman Batu
Zaman batu pada periode zaman prasejarah ini yaitu zaman saat logam belum diketahui kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga manusia pada zaman tersebut memakai alat-alat bantu buat menunjang kehidupannya memanfaatkan tulang dan batu dan kayu.
Zaman batu sendiri dibagi menjadi empat klasifikasi, antara lain:
- Zaman batu tua dalam periode zaman prasejarah nan disebut dengan Palaeolitikum dalam ilmu sejarah di dunia. Pada zaman ini manusia memakai alat-alat dari batu dengan pengerjaan nan masih kasar ataupun tak diasah. Untuk memenuhi kebutuhan pangannya, manusia masih menggunakan metode food gathering (metode mencari makanan nan hanya mengumpulkan dari alam). Loka tinggal ketika itu masih berpindah-pindah (nomaden) dan masih belum mengetahui bagaimana bertani atau bercocok tanam.Di Indonesia ada dua kebudayaan nan menjadi patokan zaman batu tua yaitu kebudayaan di Pacitan (Pithecanthropus) dan kebudayaan Ngandong Bloro (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis). Pada zaman prasejarah batu tua ini dihasilkan alat-alat nan berupa kapak genggam (golongan pemotong) dan alat-alat nan terbuat dari tulang binatang dan flakes terbuat dari batu Chalcedon digunakan buat mengupas makanan.
- Zaman batu tengah atau sering disebut dengan zaman Mesolithikum, zaman pada periode zaman prasejarah ini memunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Manusia memenuhi kebutuhan pangan mash melakukan food gathering .
- Alat-alat bantu kehidupan nan dihasilkan manusia zaman ini berbentuk alat-alat batu kasar seperti halnya Zaman Palaeolitikum.
- Ditemukan bukit-bukit kerang di pinggiran pantai dinamakan Kjoken Mondinger atau sampah dapur dalam artian Bahasa Indonesia. Manusia pendukung zaman prasejarah Mesolithikum ini ialah manusia papua melanosoid.
- Zaman Batu Muda, dalam bahasa latin disebut dengan Neolithikum. Karakteristik dari zaman prasejarah Neolithikum ini ialah alat-alat nan dihasilkan manusia ketika itu telah diasah dan dipolosi sehingga tampak halus serta indah. Alat-alat peninggalan pada zaman Batu Muda antara lain:
- Kapak persegi, seperti alat pacul, beliung dan torah nan banyak ditemukan di daerah Sumatera, Bali, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi.
- Kapak batu dari Minahasa.
- Perhiasan (kalung ataupun gelang nan terbuat dari batu indah), peninggalan ini ditemukan di daerah Jawa.
- Pakaian pakaian dari kulit kayu.
- Tembikar nan diketemukan di daerah Sumatera, Sunda dan Jawa. Manusia pendukung zaman Neolithikum yakni Austronesia (Austria) dan Austro-Asia (Khamer-Indocina).
- Zaman Prasejarah Batu Besar nan dinamakan juga sebagai zaman Megalithikum. Zaman Megalithikum dikenali dengan peninggalan-peninggalan nan dimanfaatkan dalam ritual kepercayaan waktu zaman tersebut. Peninggalan-peninggalan zaman Batu Besar tersebut antara lain:
- Kubur batu yaitu peti wafat dibuat dari batu besar nan dapat ditutup dan dibuka.
- Patung batu atau arka nan digunakan sebagi simbol mengungkapkan keyakinan/kepercayaan manusia ketika itu.
- Tugu batu nan dinamakan Menhir dipakai dalam pemujaan kepada arwah nenek moyang mereka.
- Meja batu nan dinamakan Dolmen dimanfaatkan buat meletakkan sesaji upacara pemujaan roh/arwah nenek moyang.
- Peti wafat nan dibentuk seperti lesung tertutup.
- Tempat pemujaan bertingkat nan disebut dengan punden berundak.
2. Periode Zaman Prasejarah - Zaman Logam
Berbeda halnya dengan zaman prasejarah periodesiasi zaman batu, pada zaman logam ini manusia telah menggunakan alat-alat nan terbuat dari logam. Metode peleburan logam telah diketahui oleh manusia pada zaman ini. Dengan menggunakan teknik peleburan logam, manusia bisa mencetak alat-alat dari logam sinkron dengan keinginan dan keperluan buat membantu kehidupannya.
Teknik membuat logam nan dikenal ada dua mancam, nan pertama ialah menggunakan cetakan batu. Sedangkan teknik kedua menggunakan cetakan tanah. Para pakar sejarah menyebut zaman ini sebagai masa perundagian dikarena saat itu manusia telah pakar mengerjakan kerajinan tangan. Periode zaman prasejarah logam dibagi menjadi 2 antara lain:
- Zaman Perunggu. Zaman ini disebut sebagai zaman kebudayaan Dongson Tonkin Cina, manusia kontemporer telah menggunakan teknik pencampuran logam antara tembaga dengan timah, memakai perbandingan eksklusif sehingga bisa membuat logam nan lebih keras. Alat-alat peninggalan pada zaman prasejarah Perunggu sebagai berikut:
- Arca perunggu nan diketemukan di daerah Bang Kinang Riau, Bogor dan Lumajang.
- Benjana perunggu nan ditemukan di daerah Sumatera dan Madura
- Nekara Perunggu atau disebut juga Moko, berupa dandang nan dimanfaatkan sebagai maskawin.
- Kapak Corong Perunggu ditemukan di daerah Sumatera Selatan, Sulawesi, Jawa, Bali, Irian dan Kepulauan Selayar.
- Zaman Besi. Zaman prasejarah ini manusia sudah dapat membuat perkakas dan alat-alat dari teknik melebur biji besi. Teknik melebur besi ini membutuhkan suhu nan lebih tinggi dari peleburan tembaga. Alat-alat nan dihasilkan oleh zaman prasejarah ini berupa:
- Cangkul
- Mata sabit
- Mata pisau
- Mata pedang
- Mata kapak
Memelajari zaman prasejarah di Indonesia memberikan banyak kegunaan bagi perkembangan masyarakat secara umum. Salah satu khasiatnya adalah manusia mendapatkan pelajaran berharga dari sejarah ini berupa pengalaman. Dengan pengalaman nan dipahami dari sejarah, manusia modern saat ini bisa menghindari kesalahan-kesalahan nan dilakukan oleh kebudayaan masa lalu. Zaman prasejarah menyimpan banyak rahasia dan pelajaran bermanfaat nan bisa terus digali hingga kini.