Wilayah Pemasaran Distributor

Wilayah Pemasaran Distributor

Distributor tentu saja berkaitan dengan distribusi. Secara umum, distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke tangan konsumen. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa distributor ialah orang atau forum nan menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke tangan konsumen.



Pengertian Distributor

Sebelumnya sudah disebutkan tentang pengertian distributor. Namun, kita akan membahasnya lebih jauh pada bagian ini. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), distributor ialah orang atau badan nan bertugas mendistribusikan barang (dagangan), penyalur. Selain itu, distributor bisa pula dikatakan sebagai mediator nan menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer) ke pengecer (retailer).

Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut lalu dikirimkan (dapat pula dikatakan produk itu dijual) pada distributor. Distributor lalu menjual produk tersebut pada pengejer atau langsung pada konsumen.



Tugas Distributor

Distribusi merupakan kegiatan ekonomi nan menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi, barang dan jasa bisa sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian manfaat dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah bisa dikonsumsi.

Distributor diperkenankan buat menaikan harga jual dan mengambil keuntungan. Kegiatan distribusi memang memerlukan jasa seorang distributor. Itu sebab tak semua produsen bisa memasarkan hasil produksinya langsung kepada konsumen. Perhatikan beberapa contoh berikut ini.

  1. Seorang petani nan memiliki sawah dengan luas 100 hektar mendapatkan hasil panen nan melimpah. Beras hasil panen dengan jumlah nan melimpah tersebut tentu tak ia jual langsung pada konsumen. Menjual hasil panen dengan jumlah nan banyak langsung pada konsumen tentu akan merepotkan petani tersebut. Oleh sebab itu, petani tersebut memerlukan jasa distributor agar beras hasil panennya bisa dijual pada pengecer atau langsung ke tangan konsumen.
  1. Seorang peternak sapi memiliki 25 ekor sapi perah. Sapi-sapi tersebut menghasilkan susu sekitar 250-300 liter susu per hari. Jika susu hasil produksinya tersebut harus ia jual sendiri kepada konsumen tentu akan memerlukan waktu nan lama. Susunya pun akan menjadi tak segar lagi atau basi. Untuk memudahkan pekerjaan menjual susu ke tangan konsumen, peternak tersebut bisa menjual susunya pada distributor terlebih dahulu. Tugas distributor ialah buat menyalurkan susu tersebut ke beberapa pengecer atau dijual langsung pada konsumen.
  1. Sebuah pabrik sepatu memproduksi sepatu 1000 pasang sepatu dalam waktu satu minggu. Jika karyawan pabrik harus menjual sepatu hasil produksi langsung pada konsumen tentu akan mengganggu proses produksi selanjutnya. Biasanya pabrik akan menjual sepatu hasil produksinya pada distributor. Tugas distributor ialah buat menjual sepatu-sepatu tersebut pada konsumen.
  1. Sebuah pabrik peralatan elektronik memproduksi majemuk peralatan elektronik per hari. Hasil produksinya tentu tak sedikit. Sama seperti pabrik sepatu, jika karyawan pabrik nan harus memasarkan langsung hasil produksi pabrik tentu akan mengganggu proses produksi. Dengan demikian, buat memasarkan hasil produksi pabrik diperlukan distributor agar barang-barang hasil produksi bisa dijual pada konsumen.

Dari contoh-contoh tersebut bisa diambil kesimpulan, bahwa dalam memasarkan barang dalam jumlah nan besar diperlukan jasa distributor, baik secara perseorangan atau sebuah badan/lembaga. Distributor bertugas buat menyalurkan atau memasarkan hasil produksi dari produsen langsung ke tangan konsumen atau lewat pengecer.

Secara umum, tugas distributor ialah sebagai berikut.

  1. Membeli barang dan jasa dari produsen atau pedagang nan lebih besar.
  2. Mengklasifikasi barang atau memilahnya sinkron dengan jenis, ukuran, dan kualitasnya.
  3. Memperkenalkan barang atau jasa nan diperdagangkan kepada konsumen, misalnya dengan reklame atau iklan.


Wilayah Pemasaran Distributor

Pada umumnya dalam melakukan proses penyaluran atau pemasaran barang, biasanya distributor memiliki wilayah pemasarannya sendiri. wilayah pemasaran itu akan memberikan batasan bagi distributor buat menyalurkan barang nan akan didistribusikan. Ada beberapa hal nan menjadi pertimbangan buat menentukan wilayah pemasaran suatu hasil produksi demi kelancaran proses penyaluran barang, yaitu sebagai berikut.



1. Menentukan Wilayah bagi Distributor - Perhatikan Sifat Pasar

Sifat pasar dan lokasi konsumen nan akan menjadi sasaran penjualan. Dengan mengetahui sifat pasar dan lokasi konsumen, distributor akan mengetahui jenis barang nan akan disalurkan pada pengecer atau dijual langsung pada konsumen.

Untuk barang-barang seperti sembako, tentu suatu daerah memiliki kebutuhan nan sedikit berbeda dengan daerah lainnya. Misalnya, di Pulau Jawa tentu lebih banyak distributor beras sebab sebagian besar masyarakat mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Sementara itu, di Pulau Papua tentu akan lebih banyak distributor sagu sebab sebagian besar masyarakatnya mengonsumsi sagu sebagai makanan pokok.



2. Menentukan Wilayah bagi DIstributor - Perhatikan Forum Pemasaran

Lembaga-lembaga pemasaran, yaitu pedagang-pedagang mediator buat menjual hasil produksi juga menjadi pertimbangan. Distributor harus mempertimbangkan lembaga-lembaga pemasaran nan lain saat menyalurkan hasil produksi. Itu sebab tak semua distributor bisa langsung memasarkan hasil produksi ke tangan konsumen.

Terkadang diperlukan mediator lainnya, seperti pengecer, buat menjual hasil produksi pada konsumen. Misalnya, distributor miyak goreng menjual minyak goreng pada pengecer, lalu pengecer akan menjual minyak goreng pada konsumen.



3. Menentukan Wilayah bagi Distributor - Pengendalian Persediaan Pada Satu Wilayah

Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan taraf persediaan barang nan ekonomis. Distributor harus memerhatikan adanya persediaan hasil produksi. Sebagai mana kita ketahui, semakin sedikit hasil produksi maka harganya akan semakin mahal. Masyarakat pun akan merasa tak aman, apalagi jika barang nan sedikit persediaannya tersebut termasuk dalam barang sembako. Oleh sebab itu, distributor perlu juga menjamin ketersediaan barang produksi di wilayah pemasarannya.



4. Menentukan Wilayah bagi Distributor - Perhatikan Jaringan Transportasi

Jaringan transportasi buat memudahkan pengangkutan barang. Transportasi sangat diperlukan buat mengangkut barang hasil produksi, baik dari produsen pada distributor maupun dari dsitributor pada konsumen. Semakin baik jaringan transportasi suatu wilayah, distributor akan semakin mudah menyalurkan barang hasil produksi ke tangan konsumen.



Contoh Distributor

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, distributor itu bertugas menyalurkan barang dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Distributor memunyai kemampuan buat membeli barang dalam jumlah nan besar dari tangan produsen, lalu meyalurkannya kepada sub distributor atau pengecer langsung. Berikut ini beberapa contoh distributor berdasarkan produk nan disalurkannya.

  1. Distributor Sembako. Sebagai barang nan paling diperlukan dalam kehidupan manusia, sembako merupakan produk nan paling dicari oleh masyarakat. Oleh sebab itu, distributor sembako jumlahnya sangat banyak. Biasanya distributor sembako memiliki taktik buat menyalurkan produk nan dipasarkannya pada banyak pengecer sehingga barang lebih mudah terjual kepada konsumen.
  1. Distributor Barang Keperluan Rumah Tangga. Seperti sembako, barang-barang keperluan rumah tangga seperti deterjen dan sabun juga banyak diperlukan oleh masyarakat meskipun tak sebanyak sembako. Para distributor buat barang-abarang keperluan rumah tangga juga memiliki taktik buat menyalurkan produk nan dipasarkannya pada banyak pengecer sehingga barang lebih mudah terjual kepada konsumen.
  1. Distributor Sandang dan Sepatu. Sandang dan sepatu memang menjadi keperluan manusia juga. Namun, barang-barang ini tak harus dibeli sesering barang-barang sembako atau barang-barang keperluan rumah tangga nan lain. Oleh sebab itu, distributor baju dan sepatu tak menyalurkan barang-barangnya kepada banyak pengecer. Mereka akan lebih melihat wilayah pemasaran dan taktik memasarkan barang nan tepat agar konsumen mau membeli barang tersebut.
  1. Distributor Peralatan Elektronik. Seperti produk baju dan sepatu, peralatan elektronik juga diperlukan oleh masyarakat. Barang-barang ini bisa berfungsi sebagai hiburan atau membantu kegiatan sehari-hari masyarakat. pemasaran produk ini juga dengan melihat wilayah pemasaran dan taktik memasarkan barang nan tepat agar konsumen mau membeli barang tersebut.
  1. Distributor Kendararaan Bermotor. Kendaraan bermotor merupakan barang mewah nan hanya bisa dibeli oleh sebagian kecil masyarakat. Distributor harus menyalurkan taktik nan efektif buat menyalurkan barang-barang ini agar ada konsumen nan mau membelinya.
  1. Distributor Jasa. Distributor tak hanya diperlukan buat menyalurkan barang. Distributor juga diperlukan buat menyalurkan jasa, misalnya tenaga kerja. Distributor ini akan menyalurkan tenaga kerja nan ia tampung kepada konsumen nan memerlukan mereka, baik di dalam negeri ataupun luar negeri.

***

Apakah menjadi distributor oli merupakan pilihan nan tepat sebagai ladang bisnis? Tanpa pengetahuan tentang oli, jangan coba-coba menjadi distributor oli. Pengetahuan tentang produk itu sangat penting. Kalau masalah cinta pada produk nan akan menjadi wadah berbisnis, itu perkara lain. Cinta itu bagaimanapun dapat ditumbuhkan seiring dengan bergulirnya waktu. Intinya kalaupun jiwa dan cinta belum ke arah menjadi distributor oli tapi peluang ternyata ada pada jalur distributor oli, ambil dulu.

Jadikan peluang itu sebagai wahana belajar. Nantinya kalau cinta pada oli ternyata terpupuk dengan baik, teruskan. Tapi kalau cinta pada oli itu tak tumbuh juga, tinggalkan dan cari peluang bisnis lain. Teori mungkin terlihat mudah tapi kenyataannya memang semudah itu. Banyak pengusaha nan putar haluan setelah menjadi distributor oli buat beberapa saat. Ternyata bisnis oli itu tak selicin olinya. Tetap saja apapun nan ada di depan mata, ketika peluang itu menjadi distributor oli, hantam dulu.



Apa nan Harus Diketahui Sebelum Menjadi Distributor Oli?

Berbisnis itu tak gampang. Banyak rintangan. Banyak cobaan. Tapi apakah semua rintangan dan semua cobaan itu harus menenggelamkan keinginan buat menjadi seorang pebisnis? Bagi seorang pebisnis sejati, hidupnya ialah bisnisnya. Rintangan dan cobaan itu hanyalah bagian dari seni menata hidup. Pun ketika Anda memutuskan buat menjadi seorang distributor oli.

Beragam bisnis dicoba sebelum menemukan oase bisnis nan sebenarnya. Begitupun dengan langkah awal sebagai distributor oli. Ada beberapa hal nan harus disiapkan.



1. Hal nan Harus Dipersiapkan Sebelum Menjadi Distributor Oli - Analisis Pasar

Pertama ialah analisis pasar. Apakah ada pasar nan akan mendukung bisnis sebagai distributor oli? Bila jawabannya ada. Berapa banyak kira-kira penyerapan pasar terhadap produk oli nan akan dijual? Kalau cukup banyak dan cukup menguntungkan, barulah memikirkan loka nan akan digunakan sebagai gudang dan kantor. Setelah itu persiapkan armada angkutan semisal truk Colt diesel, pick up, truk Fuso, dan lain-lain.



2. Hal nan Harus Dipersiapkan Sebelum Menjadi Distributor Oli - Siapkan Tenaga Kerja

Kedua, buat menunjang bisnis sebagai distributor oli tersebut, dibutuhkan donasi dan pihak lain, seperti, karyawan. Untuk perusahaan nan baru dibuka, mungkin pengrekrutan karyawan dibatasi. Yang dibutuhkan oleh perusahaan distributor oli nan baru ialah tim pemasaran nan selain tahu tentang produk nan akan dipasarkan, juga paham pasar dan bagaimana mendapatkan penawaran di beberapa calon konsumen.

Perang harga mungkin terjadi. Oleh sebab itu pelayanan prima menjadi salah satu kunci berhasil tidaknya sebuah perusahaan distributor oli. Selain tim pemasaran nan solid, seorang pekerja nan bertanggung jawab pada bidang administrasi juga tak kalah besar perannya.

Tanpa pembukuan dan pengarsipan nan baik, sebagai distributor oli Anda niscaya akan kewalahan, para petugas nan ada di lapangan niscaya akan mendapatkan kesulitan nan luar biasa terutama ketika penawaran banyak masuk. Terkadang banyaknya penawaran nan masuk akan menjadi masalah tersendiri. Apalagi konsumen biasanya akan membayar pesanan paling cepat satu bulan berikutnya.

Bagi perusahaan distributor oli nan baru berdiri, keadaan ini dapat membuat pusing. Untuk mengatasinya, salah satu solusinya ialah dengan melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga ini dapat disebut sebagai pemegang kapital buat jenis penawaran khusus.

Tentu saja ada pembagian laba nan telah disepakati sebelumnya. Prinsip