Pulau Galapagos - Pulau-pulau di Kepulauan Galapagos

Pulau Galapagos - Pulau-pulau di Kepulauan Galapagos

Pulau Galapagos dikenal sebagai daerah nan pernah dikunjungi oleh seorang ilmuwan bernama Charles Darwin. Pada 1835, Darwin memang pernah berkunjung ke Pulau Galapagos.

Hasil penelitian Darwin di Pulau Galapagos tersebut telah mengukuhkan teori seleksi alam nan dirumuskannya. Darwin selanjutnya membeberkan teori tersebut dalam bukunya nan berjudul "The Origin of Species".

Kenyataannya, Pulau Galapagos merupakan kepulauan nan terletak sekitar garis khatulistiwa di wilayah Lautan Pasifik, 972 kilometer sebelah barat negara Ekuador. Seluruh Pulau Galapagos sendiri, beserta lingkungan berair di sekitarnya ialah bagian dari wilayah negara Ekuador. Pulau Galapagos dinyatakan sebagai salah satu provinsinya.

Selain itu, sebab kondisi alamnya, pada 1978 Pulau Galapagos telah dicanangkan oleh UNESCO sebagai salah satu daerah peninggalan nan berharga di global (World Heritage).

Meskipun tidak banyak, ada beberapa wilayah di muka Bumi ini nan tak memiliki penduduk asli. Pulau Galapagos ialah salah satu di antaranya. Etnik terbesar nan mendiami pulau ini berasal dari bangsa Amerika Latin nan juga merupakan etnik terbesar nan mendiami Ekuador.

Bangsa ini ialah keturunan dari bangsa orisinil Spanyol dan bangsa orisinil Amerika. Mereka mendiami lima dari sembilan belas pulau besar nan ada di Pulau Galapagos, yaitu Baltra, Floreana, Isabela, Santa Cruz, dan San Cristobal.



Lingkungan Alam Pulau Galapagos

Selain merupakan wilayah kepulauan, Galapagos juga dikenal sebagai wilayah gunung berapi. Pulau Galapagos merupakan salah satu daerah 'hotspot', yaitu loka di mana kerak Bumi meleleh sebab desakan tonjolan lapisan Bumi. Tonjolan-tonjolan tersebut kemudian membentuk gunung-gunung berapi nan banyak tersebar di wilayah Pulau Galapagos.

Sekitar April 2009, salah satu gunung berapi nan ada di Pulau Fernandina meletus. Lava nan berasal dari letusan tersebut mengalir menuju pesisir pulau di sekitarnya.

Di Pulau Galapagos kerap terjadi curahan hujan hampir sepanjang tahun dengan suhu berkisar antara 22-25 derajat Celsius. Curah hujan tersebut bergantung pada ketinggian tempat, musim, dan letak pulau.

Di pulau-pulau besar, iklim berubah seiring dengan ketinggian daerahnya nan berubah. Sedangkan suhu menurun secara perlahan sinkron dengan meningkatnya ketinggian daerah tersebut. Akibatnya curah hujan juga meningkat, oleh adanya pengembunan di lereng-lereng pegunungan.

Sejak tahun 1959, pemerintah Ekuador sudah menetapkan sebagian besar wilayah Pulau Galapagos nan tak dihuni sebagai taman nasional. Bersamaan dengan itu, didirikan pula forum non-profit atas nama Charles Darwin, Charles Darwin Foundation.

Meskipun markas forum ini berada di Belgia, Charles Darwin Foundation mendukung usaha pemerintah Ekuador buat melestarikan kekayaan alam Pulau Galapagos sebagai loka penelitian.

Selanjutnya tahun 1986, lingkungan seluas 70.000 kilometer persegi nan berada di sekitar Pulau Galapagos, juga ditetapkan sebagai wilayah cagar alam lingkungan laut. Salah satunya menjadi loka konservasi spesies ikan paus.



Pulau Galapagos Dulu dan Kini

Pulau Galapagos ditemukan oleh salah satu pelayaran bangsa Eropa kala itu, yaitu Fray Tomas de Berlangga, seorang uskup berkebangsaan Spanyol nan bertugas di Panama. Pada 1535 Ia terdampar di Pulau Galapagos dalam perjalanan menuju Peru.

Pulau Galapagos sendiri kemudian ditempatkan dalam peta global tahun 1570 oleh Abraham Ortelius dan Mercator. Mereka menamakan pulau tersebut sebagai Islands of Tortoises atau "Pulau Penyu" (Insulae de los Galopegos).

Sampai awal abad ke-19, Pulau Galapagos merupakan loka persembunyian para perompak bahari (bajak laut) Inggris, nan kala itu sering merampok Bangsa Spanyol pada pelayaran mereka dari Amerika Selatan dengan membawa banyak uang emas dan perak.

Pulau Galapagos berada dalam pemerintahan Ekuador sejak 12 Februari 1832. Secara resmi wilayah Pulau Ekuador diberi nama Archipelago of Ecuador (Kepulauan Ekuador).

Selama Perang Global II berlangsung, pemerintah Ekuador memberikan izin penuh kepada pemerintah Amerika Perkumpulan buat mendirikan pangkalan militer angkatan bahari dan angkatan udara di Pulau Baltra.

Selain itu juga, di beberapa loka lainnya sebagai pusat pemantauan wilayah udara nan diperlukan selama PD II. Saat ini, bekas-bekas instalasi pangkalan militer Amerika Perkumpulan masih bisa ditemukan di Pulau Baltra, meski pulau tersebut digunakan sebagai pangkalan militer Ekuador.

Pulau Galapagos pernah ditetapkan sebagai wilayah nan mengalami ancaman lingkungan hidup. Salah satu penyebabnya ialah banyaknya kegiatan penangkapan ikan nan dilakukan secara ilegal. Selain itu juga disebabkan pula oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk dan industri (termasuk industri pariwisata).

Bahkan tahun 2007 UNESCO pernah menetapkan Pulau Galapagos ini sebagai wilayah resmi nan mengalami ancaman lingkungan hidup.

Baru pada 29 Juli 2010 lalu, UNESCO melepaskan status wilayah terancam tersebut, setelah pemerintah Ekuador bersungguh-sungguh dengan komitmennya menanggulangi masalah lingkungan nan terjadi.



Pulau Galapagos - Pulau-pulau di Kepulauan Galapagos

Nama pulau-pulau besar dalam Kepulauan Galapagos ialah sebagai berikut.

  1. San Cristóbal
  2. Española
  3. Santa Fé
  4. Genovesa
  5. Floreana
  6. South Plaza
  7. Santa Cruz
  8. Baltra
  9. North Seymour
  10. Marchena
  11. Pinzón
  12. Rábida
  13. Bartolomé
  14. Santiago
  15. Pinta
  16. Isabela
  17. Fernandina
  18. Wolf
  19. Darwin


Spesies di Pulau Galapagos

Spesies-spesies nan dianggap krusial di Pulau Galapagos ialah sebagai berikut.

  1. Iguana darat, Conolophus subcristatus .
  2. Iguana laut, Amblyrhynchus cristatus (satu-satunya jenis iguana nan makan makanan dari laut).
  3. Kura-kura Raksasa Galapgos, Geochelone elephantopus , dikenal sebagai Galápago dalam bahasa Spanyol (binatang nan menjadi asal nama kepulauan ini).
  4. 13 spesies endemis burung kutilang.
  5. Pinguin Galapagos, Spheniscus mendiculus .
  6. Burung bahari nan tidak terbang, Nannopterum harrisi.


Keunikan Pulau Galapagos

Kepulauan Galapagos atau Pulau Galapagos merupakan habitat bagi majemuk spesies hewan langka nan endemik di gugus pulau vulkanis serta terisolasi di Samudra Pasifik. Hewan di Pulau Galapagos dengan ciri berbeda dengan hewan serupa nan dijumpai Charles Darwin di Inggris ialah bukti studinya mengenai evolusi spesies.

Hewan liar nan hayati di Pulau Galapagos hampir tak pernah bersingungan dengan manusia sehingga hewan-hewan ini tak takut kepada manusia. Kondisi unik dari Pulau Galapagos nan berada 805km dari pantai barat Amerika Serikat, telah menciptakan jenis hewan nan berbeda dengan kerabatnya di belahan global nan lain. Contohnya kura-kura raksasa nan tumbuh sangat besar sebab nenek moyangnya. Kura-kura kecil nan berenang dari daratan ke pulau tersebut, tak perlu bersembunyi lagi sebab di sana tak ada predator.

Di Pulau Galapagos, terdapat 13 spesies burung finch nan endemik dan bentuknya mirip dengan burung finch di Eropa, nan membedakan yaitu ukuran serta brntuk paruhnya saja. Pparuhnya dipakai buat mengekplorasi sumber makanan nan ada di Pulau Galapagos. Sebagian burung ini makan seperti burung pelatuk, ada juga nan mamakai ranting buat menggali serangga keluar dari lubang, ada juga nan mematuki kutu dari punggung kura-kura.

Darwin mengobservasi burung-burung aneh di setiap pulau di Kepulauan Galapaghos atau Pulau Galapagos. Pada 1839, Charles Darwin sukses membuat teori mengenai seleksi alam sesudah membuat perbandingan dari hasil pengamatannya dengan hasil pengamatan temannya sesama ilmuwan.

Darwin memperkirakan setiap hewan nan dukumpulkan di Pulau Galapagos sudah beradaptasi dalam lingkungan nan khusus selama beberapa generasi dan disebabkan sebab nenek moyangnya mempunyai ciri nan cocok bagi kelangsungan hayati beserta keturuannya. Seleksi alam nan terlihat di Pulau Galapagos membuktikan teori tersebut.