Hama Penyerang Bawang Putih
Bawang putih ternyata memiliki nama lain nan lebih cantik. Nama cantik tersebut dikenal dengan istilah nama ilmiah. Nama ilmiah dari bawang putih ialah Allium sativum . Bawang putih termasuk tanaman umbi-umbian dari kelas dicotyledonae . Tumbuhan nan termasuk dalam kelas dicotyledonae ini memiliki kembang dengan dua kotiledon (biji berkeping dua). Daunnya berbentuk seperti jari atau menyirip. Batang dari tumbuhan ini memiliki kambium.
Berbicara mengenai bawang putih, nan terlintas pastilah berbagai kegunaan nan terkandung di dalamnya. Bawang putih memang memiliki kegunaan nan cukup banyak buat kesehatan, bahkan ia dapat menjadi salah satu zat anti kanker dalam tubuh manusia.
Pertumbuhan bawang putih di Indonesia memang tak banyak menyumbang kebutuhan bawang putih di dunia. Produksi bawang putih di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada 1998 hingga 2002, Indonesia hanya mampu berkontribusi dalam pemenuhan bawang putih guna kebutuhan masyarakat global sebanyak 0,4 hingga 0,9 persen.
Penurunan hasil produksi bawang putih dari para petani Indonesia, kurang lebih merupakan pengaruh dari sistem perekonomian di Indonesia. Hal-hal nan bersinggungan dengan sistem perekonomian pada negara berkembang, seperti Indonesia akan membawa akibat bagi seluruh bidang. Salah satunya ialah bidang pertanian.
Jika para petani bawang dibatasi oleh kendala-kendala ekonomi seperti itu, ditambah lagi dengan kondisi tanah nan kurang cocok bagi pertumbuhan bawang putih, penggunaan teknologi pertanian nan tak tepat guna, harga input atau penunjang kegiatan tani, seperti pupuk dan pestisida nan mahal, serta peluang jual ke pasar nan juga tak terlalu besar, maka bisa dipastikan produksi bawang putih di kalangan petani Indonesia bisa terhambat.
Produksi Bawang Putih di Indonesia
Bawang putih akan bisa berkembang dengan baik bila berada di dataran rendah. Daerah di Indonesia nan memiliki kriteria tanah cocok buat pertumbuhan bawang putih ialah Yogyakarta, Brebes, Nganjuk, Mojokerto khususnya kecamatan Pacet, dan pulau dewata Bali.
Budidaya Bawang Putih
Bawang putih akan bisa tumbuh paripurna bila mendapatkan asupan cahaya sejuk nan kering. Para petani bawang putih, mengakalinya dengan cara mengatur jadwal atau bulan penanaman bawang putih.
Biasanya, para petani bawang putih akan sibuk bergelut dengan tanah dan berbagai perlengkapan tani pada bulan Mei, Juni, dan Juli. Jangan mencoba menanam bawang putih saat musim hujan. Karena keadaan tanah nan basah sangat tak disukai oleh bawang putih.
Bawang putih nan baik tentu saja berasal dari bibit bawang putih nan juga baik. Bibit bawang putih nan baik memiliki beberapa kriteria sebagai berikut.
- Pada bagian pangkal batang, teksturnya padat, penuh dan keras.
- Permukaan bibit nan berupa siung terlihat segar dan tak layu.
- Akar tunas pada bibit masih terlihat segar.
- Berat bibit juga harus diperhatikan, berkisar antara 1,5 hingga 3 gram.
- Sebaiknya pilih bibit dalam bentuk umbi. Karena bibit dalam bentuk umbi memiliki ketahanan nan lebih lama dibandingkan dengan bibit nan berbentuk siung.
Selesai memilih bibit nan baik, kemudian persiapkan huma buat media penanaman bibit tersebut. Huma nan baik buat pertumbuhan bawang putih ialah tanah nan memiliki pH 5,6 hingga 6,8, tentu saja ditambah dengan sisitem pengairan nan baik.
Layaknya tumbuhan nan lain, bawang putih juga memerlukan "suntikan" vitamin berupa pupuk. Pupuk nan dapat digunakan antara lain pupuk Urea, dengan dosis takaran nan harus sinkron aturan, yaitu 200 kg buat satu hektar lahan.
Hama Penyerang Bawang Putih
Hal menyebalkan bagi sebagain besar petani ialah ketika hasil tanamnya dirusak oleh hama penyakit. Hama nan paling dibenci oleh para petani bawang putih ialah Thrips tabaci atau hama bodas . Ketika penyakit itu menyerang, maka pada daun bawang putih akan terdapat bercak mengkilap, sedangkan pada batangnya akan bintik-bintik berwarna putih.
Cara ampuh nan dapat dilakukan oleh petani dalam membasmi hama ialah dengan menggunakan insektisida fosforganik. Insektisida jenis ini mengandung zat nan bisa mematikan hama tersebut. Semprotkan campuran cairan insektisida dengan air pada seluruh tanaman bawang putih. Lakukan seminggu sekali hingga tanaman berumur sepuluh minggu.
Masa Panen Bawang Putih
Bawang putih akan siap dipanen pada saat usianya mencapai 90 hingga 120 hari. Bila daun sudah berubah rona menjadi kuning, berarti itu menandakan bahwa bawang putih siap dipanen. Cara memanen bawang putih cukup mudah. Kita hanya perlu mencabut semua bagian bawang putih.
Panen bawang putih dilakukan oleh sekelompok petani, agar hasil per hektare-nya bisa segera diketahui. Para tenaga pemanen tersebut kemudian membuang daun dan menyisakan pangkal serta bawang putihnya sendiri.
Harga Bawang Putih Stabil
Harga bawang putih cenderung stabil pada 2011 dibandingkan harga komoditi pertanian lainnya. Harga bawang putih sempat mengalami sedikit fluktuasi. Bahkan, perubahan harganya tak brefluktuasi terlalu tinggi walaupun distribusinya agak meningkat.
Data nan bersumber dari Kementerian Perdagangan pada Januari 2011, menyebutkan bahwa harga bawang putih berkisar Rp 18.258 per kg dan pada Februari sempat turun menjadi Rp 15.500 per kg. Bulan berikutnya, harga bawang putih kembali naik menjadi Rp 17.571 per kg dan naik lagi menjadi Rp 18.857 per kg pada bulan April.
Stabilnya harga bawang putih akhir-akhir ini dipengaruhi oleh banyaknya pasokan bawang putih dan permintaannya pun tak melonjak. Sebagian besar kebutuhan bawang putih nasional selama ini dipenuhi dari luar negeri atau impor. Pada 2010, impor bawang putih nasional mencapai 361.174 ton nan bernilai 245,960 juta dolar. Di awal 2011, impor bawang putih tercatat sebanyak 43.387 ton nan bernilai impor 32,318 juta dolar.
Meskipun kebutuhan bawang putih nasional tak sebesar bawang merah, pemerintah belum bisa memenuhi kebutuhan bawang putih dari negeri sendiri. Alasannya ialah belum tertariknya para petani menanam bawang putih sebab dulu harganya murah sekali. Saat ini, harga bawang putih dapat dikatakan tinggi sehingga menarik minat para petani buat menanamnya. Rencananya, Kementerian Pertanian akan mengkampanyekan petani buat menanam bawang putih dan meningkatkan produksinya.
Di Indonesia, terdapat empat sentra produksi bawang putih. Tempat-tempat tersebut ialah Tegal, Pemalang, Karanganyar,dan Palu. Pada 2011ini, diharapkan produksi bawang putih nasional bisa meningkat kontribusinya dari empat persen menjadi delapan persen dari kebutuhan nasional.
Bawang Putih Lokal dan Impor
Pada pertengahan 2011 ini, para pedagang bawang putih lebih memilih menjual bawang putih impor daripada menjual bawang putih lokal. Para pedagang ini mengatakan bahwa bawang putih impor lebih disukai pembeli dan harganya pun lebih murah dibanding dengan produk petani bawang putih dalam negeri.
Seorang pedagang grosir mangatakan bahwa ai sudah menjual bawang putih dari Cina selama berbulan-bulan. Hal ini sebab para konsumen lebih banyak nan memilih bawang putih impor sebab lebih besar dab bersih. Namun, masalah rasa, bawang putih lokal lebih enak.
Saat ini, huma pertanian bawang putih di Pulau Jawa hanya tersisa sekitar 70 hektare dari 1.000 hektare. Sisanya saat ini berpusat di Tegal, Jawa Tengah. Inilah nan membuat bawang putih lokal kalah bersaing dengan Cina sehingga kehilangan pasar.