Cara Menciptakan Komunikasi dengan Anak
Anak ialah harta nan sangat berharga bagi orangtua. Tumbuh bunga anak agar menjadi anak nan berbudi baik, lemah lembut, dan sopan menjadi tanggung jawab para orangtua.
Salah satu cara nan paling efektif dalam menjalin kedekatan dengan anak ialah menciptakan komunikasi nan baik. Kata-kata sebelum tidur dan saat bangun tidur bisa dijadikan Norma buat pertama kali saat anak mulai dapat berbicara.
Membacakan kata-kata pada anak sebelum tidur saat ini sudah sudah sporadis dilakukan oleh para orangtua. Kata-kata sebelum tidur untuk anak-anak sangat banyak khasiatnya selain membantu mengembangkan berbicara pada bahasa anak namun, juga membuat anak intelektual. Dengan orangtua banyak cerita kepada anaknya, maka kata-kata orangtua akan diserap oleh anaknya tersebut.
Apabial kata-kata sebelum tidur itu digunakan setiap hari kepada seorang anak.
Maka akan mengembangkan gaya bicaranya kepada anak tersebut. Dengan cara memberikan cerita kata-kata sebelum tidur kepada anak maka seorang anak pun akan merasa bahagia dengan cerita-cerita nan diceritakan oleh orangtuanya.
Membantu Menenangkan Anak nan Menangis
Membacakan kata-kata sebelum tidur ialah cara nan paling efisien buat membuat anak tak menangis atau rewel. Seorang anak akan merasakan kehangatan ketika orangtuanya selalu ada didekatnya. Orangtua memberikan dongeng atau cerita kata-kata sebelum tidur sehingga anak tersebut nyenyak dengan tidurnya dan anak itu menjadi bahagia dan tak stres.
Bagi anak nan baru belajar membaca. Menceritakan dongeng dengan kata-kata sebelum tidur secara berulang-ulang maka seorang anak akan terbiasa dengan dongeng-dongeng tersebut dan membantu mengajarkan bahasa, kepekaan memori dan imajenasinya berkembang.
Seorang anak tak akan menangkap semua cerita nan diceritakan oleh orangtuanya tetapi apabila diulang-ulang secara rutin maka lama kelamaan anak itu akan mengetahui dengan cerita kata-kata sebelum tidur i tu.
Kata-Kata Sebelum Tidur
Misalnya saja menciptakan Norma sejak kecil, di mana anak mengucapkan kata-kata sebelum tidur seperti: "Selamat tidur, Mama" atau "Selamat tidur, Papa" atau kata-kata sebelum tidur lainnya nan Anda ciptakan sendiri buat membangun Norma anak-anak Anda.
Dengan kebiasaan-kebiasaan sederhana seperti mengucapkan salam, kata-kata sebelum tidur, dan membiasakan anak menceritakan apa saja nan mereka alami dalam satu hari, akan tercipta komunikasi nan baik antara anak dan orang tua.
Komunikasi nan baik ini pun akan sangat berguna saat anak menginjak remaja. Tanpa sine qua non paksaan, anak akan terbiasa menceritakan apa saja nan dialaminya baik di lingkungan sekolah, lingkungan bermain atau perasaan apa pun nan mereka alami.
Kebiasaan anak menceritakan perasaan dan kejadian nan dialaminya ini akan sangat membantu orangtua mengawasi dan ikut terlibat dalam setiap hal nan terjadi dalam kehidupan si anak sehingga pengaruh negatif nan bisa merusak anak bisa dicegah sedini mungkin.
Cara Menciptakan Komunikasi dengan Anak
1. Menempatkan Diri Sebagai Sahabat
Lepaskanlah atribut Anda sebagai orangtua ketika berbicara dengan anak, terutama pada saat anak mencurahkan perasaannya. Anda niscaya tahu saat Anda ingin berkeluh kesah, Anda akan merasa lebih nyaman jika berkeluh kesah (curhat) kepada sahabat Anda.
Oleh sebab itu, tempatkanlah diri Anda sebagai sahabat bagi anak dan pahamilah betapa sulitnya buat mengungkapkan permasalahan nan sedang dihadapi anak Anda. Menjadi sahabat anak itu sangat krusial nan harus diterapkan oleh orangtua dalam pendidikan keluarga.
Cara mendidik orangtua kepada anak itu sangat berpengaruh besar dalam perkembangan dan kepribadian seorang anak. Karena orangtua ialah sosok tauladan buat anak kelak anak itu dewasa. Biasakanlah orangtua mendidik anaknya dengan sapaan kata-kata sebelum tidur agar suasana Norma itu terjadi di dalam sebuah keluarga dan menjadi keluarga nan serasi antara anak dan orangtuanya.
Selain itu sosok seorang anak membutuhkan sahabat ketika berada di rumah. Oleh sebab itu orangtualah nan hartus berperan krusial dalam persahabatan dengan anaknya di dalam keluarga. Sehingga anak merasakan kebahagiaan dan selalu bahagia dengan kedekatannya dengan orangtuanya serta lingkungannya.
2. Menjadi Pendengar nan Baik
Saat anak menceritakan perasaan atau permasalahannya kepada Anda, hentikan apa nan sedang dikerjakan. Dengarkan dengan baik apa nan sedang diungkapkan anak. Dengan fokus mendengarkan cerita anak, Anda telah menunjukkan bahwa Anda peduli dan memperhatikan apa nan menjadi pokok cerita anak, baik itu cerita sedih, gembira, marah.
Jangan memotong pembicaraan sebelum anak Anda selesai bercerita. Anak akan menjadi sangat nyaman bercerita kepada Anda sebab Anda telah menjadi pendengar nan baik bagi mereka. Ketika seorang anak sedang bercerita pertama-tama nan harus dilakukan oleh orangtua ialah menantap mata anaknya dengan afeksi sehingga anak tersebut merasakan kalo orangtuanya sangat sayang pada anaktersebut dan peduli.
Mendengarkan cerita anak sepenuhnya ialah pengalaman anak nan selalu sharing dengan orangtuanya, baiuk itu cerita menyenangkan ataupun sedih. Sehingga orangtua dan anak dapat berbagi kasih dan saling menghargai akan keterbukaan anaknya terhadap cerita-cerita nan di katakannya.
Penting bagi orangtua buat memberikan masukan nan baik terhadap anak. Kata-kata nan menyemangati nan membuat seorang anak merasa bahagia bahwa orangtuanya sangat bijak terhadapnya.
3. Menciptakan Dialog, Bukan Mendikte Pembicaraan
Jangan memonopoli pembicaraan. Ciptakan pilihan-pilihan nan menyertakan anak buat akhirnya mendiskusikan pilihan-pilihannya tersebut. Komunikasi dua arah seperti ini akan lebih menyenangkan daripada Anda mendikte anak hanya dengan komunikasi satu arah saja.
Dialog anak dengan orangtua sangatlah krusial maka suasana rumah tangga pun akan terjalin dengan baik. Sehingga bisa mengembangkan pemikiran dan ide-ide nan dapat dipahami. Dengan obrolan nan baik maka antara orangtua dan anak akan terjalin interaksi nan baik. Selain itu mempunyai rasa tanggung jawab kepada masing-masing anggota keluarga tersebut.
4. Tenang dan Jujur
Biasakan buat mengungkapkan perasaan Anda dengan jujur, benar, dan tenang. Anak akan memercayai dan menghormati Anda sebab kejujuran dan ketulusan Anda sebagai orangtua. Hindari menggunakan kata-kata nan kasar dan menyakiti perasaannya.
Jangan pernah membuat anak Anda merasa bersalah dan kecewa sebab itu akan berpengaruh kepada kepercayaan dirinya dan juga kepercayaannya terhadap Anda. Jangan pernah berbohong kepada anak, meskipun dengan alasan demi kebaikan.
5. Memberi Dukungan
Jika anak datang kepada Anda buat menceritakan masalah nan sedang dihadapinya, berarti mereka memercayai Anda mampu membantu mereka buat menyelesaikan masalah tersebut. Untuk itu, berilah dukungan dan perhatian penuh pada masalah nan sedang mereka hadapi.
Gunakanlah motivasi-motivasi dan bantulah anak Anda buat menyelesaikan permasalahannya. Orangtua memiliki peran krusial dalam mendukung keberhasilan seorang anak dan tak menuntuk anak buat harus menjadi apa-apanya.
Yang harus diperhatikan oleh orangtua terhadap anaknya dalam memberi dukungan antara lain:
- Selalu peduli dengan perkembangan sekolah anaknyaselalu terbuka dalam apapun nan diceritakan, jangan ada jeda dan buatlah anak merasa senyaman mungkin dengan kita.
- Membantu anak dalam kegiatan mengatur jadwal belajar.
- memberikan waktu bermain kepada anak tetapi tak berlebihan, hal ini buat mengembangkan kepribadian anak dengan lingkungannya.
- memperhatikan makannya pada saat belajarnya agar berkonsentrasi terutama makanan nan bergizi dan bervitamin agar anak sehat.
6. Hindari Pertanyaan nan Bertubi-tubi
Usahakan buat tak melontarkan pertanyaan nan bertubi-tubi dan mendikte pembicaraan. Jika Anda seolah-olah bersikap menginterogasi anak, kelak di lain hari, anak mungkin tak akan lagi membagi ceritanya sebab takut Anda interogasi secara mendetail dan membuatnya tak nyaman.
7. Tunjukkan kasih sayang
Jangan pernah lelah dan bosan buat menunjukkan afeksi kepada anak Anda. Biarkan anak tahu bahwa Anda menyayangi mereka dengan tulus. Kelak anak akan bersikap sama, yaitu menyayangi Anda dengan tulus.
8. Minta Maaf Jika Salah
Jangan pernah malu buat mengakui kesalahan kepada anak. Banyak para orangtua nan tak mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf sehingga akan tercipta jurang pemisah tidak kasat mata nan menjauhkan Anda dengan anak.