Presiden RI Pertama - Soekarno Sebagai Arsitek
Presiden RI pertama , Ir. Soekarno ialah seorang tokoh nasional dan internasional. Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamirkan oleh beliau. Tak hanya itu, konfrensi Asia-Afrika nan menggagas kemerdekaan bangsa-bangsa di benua Asia dan Afrika, sehingga kemudian lahir gerakan Non Blok, tidak lepas dari kiprah beliau.
Maka tidak heran jika beberapa negara Afrika dan Asia mengenalnya dengan baik. Bahkan negara Kuba menerbitkan prangko Soekarno dan Fidel Kastro di tahun 1980, sebagai peringatan atas kunjungan beliau ke negara itu.
Presiden RI Pertama:Sepak Terjang Perjuangan Soekarno
Soekarno bersama Iskaq dan Anwari ialah pendiri Algemene Studie Club di Bandung pada 1926. Organisasi ini menjadi embrio kelahiran Liga Nasional Indonesia atau PNI di tahun 1927. Organisasi ini kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia.
Karena aktivitasnya di PNI ini, Soekarno ditangkap Kolonial Belanda pada 1929 dan dihukum 4 tahun. Penjara tidak menyurutkan langkahnya buat mengobarkan semangat kemerdekaan. Karena menyebarkan selebaran Mencapai Indonesia Merdeka, dia ditangkap kembali dan diasingkan ke Flores selama 4 tahun, lalu dipindahkan ke Bengkulu hingga tahun 1942.
Pada jaman penjajahan Jepang, Soekarno, Muh. Hatta, Kihajar Dewantara dan tokoh-tokoh kemerdekaan lainnya direkrut oleh pihak Jepang buat menarik hati rakyat Indonesia. Jepang seolah-olah membantu mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) di tahun 1945, PPKI, Jawa Hokokai, serta Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
Walaupun Soekarno dan Hatta sadar bahwa Jepang hanyalah penjajah nan berusaha memperdaya rakyat, tetapi mereka tak mau melepaskan kesempatan ini buat benar-benar mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Kemudian lahirlah Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945, sebagai falsafah dan dasar negara. Selain itu, terbenruk pula Piagam Jakarta, Undang-Undang Dasar 1945, dasar-dasar pemerintahan, termasuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan.
Akhirnya cita-cita Indonesia merdeka benar-benar terwujud dengan diproklamasikannya kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, Hari Jum’at, bertepatan dengan 17 Ramadhan. Peristiwa ini terjadi setelah para pemuda mendesak Soekarno dan Hatta sebab menyadari kekosongan kekuasaan di Indonesia. Hal ini dipicu juga oleh kekalahan Jepang melawan sekutu.
Presiden RI Pertama:Mempertahankan Kemerdekaan
Kemerdekaan nan baru saja dideklarasikan langsung menghadapi ujian. Terjadi peristiwa lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945. Ratusan ribu rakyat waktu itu menghadapi tentara Jepang nan masih bersenjata lengkap. Untunglah Soekarno, sebagai presiden RI pertama nan baru saja dilantik, bisa menyelesaikannya tanpa terjadi pertumpahan darah.
Rongrongan pada kemerdekaan RI kemudian muncul dari Belanda, ketika tentara NICA Belanda nan memanfaatkan pasukan Sekutu bentrok dengan para pejuang Indonesia di Surabaya. Padahal sebelumnya Sekutu telah menyatakan pengakuan kemerdekaan RI secara de facto . Peristiwa nan terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945 ini,dikenal dengan Hari Pahlawan.
Soekarno pernah memindahkan ibukota RI ke Yogyakarta sebab banyaknya provokasi di Jakarta. Pada 1948, terjadi peristiwa Madiun dan serangan militer Belanda II. Presiden Soekarno, Moh. Hatta, dan sejumlah pejabat tinggi ditahan oleh Belanda.
Setelah terjadi perundingan nan alot, pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RIS (Republik Indonesia Serikat) dengan Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Perdana Menteri RIS. Indonesia terbagi menjadi negara-negara kecil.
Pada saat itu, Republik Indonesia atau RI hanyalah bagian dari RIS nan berkedudukan di Yogyakarta. Tetapi sebab desakan seluruh rakyat Indonesia, akhirnya RIS kembali menjadi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1950.
Sebagai seorang penentang penjajahan, presiden RI pertama, nan lulus dari ITB Bandung (dulu Technische Hoge School ) pada 1925, giat menjalankan politik luar negeri nan bebas-aktif di global internasional. Beliau banyak mengunjungi para pemimpin negara lain. Gagasan konferensi Asia-Afrika nan mencitakan negara-negara terjajah di kedua benua itu mendapatkan kemerdekaannya, telah menjadi cikal bakal gerakan Non Blok.
Presiden RI Pertama - Akhir Kehidupan Soekarno
Kontroversi kebijakan presiden RI pertama ini pada masa pemerintahan berikutnya membuat Moh.Hatta mengundurkan diri dari global politik tahun 1956. Setelah itu, banyak terjadi pemberontakan di berbagai daerah. Puncaknya terjadi pemberontakan Partai Komunis Indonesia nan kita kenal dengan G 30 S PKI. Dalam peristiwa ini, Soeharto diberi mandat oleh presiden RI pertama, Soekarno buat menyelesaikan pemberontakan ini. Akhirnya Soeharto menjadi presiden RI nan ke-2 menggantikan Soekarno.
Soekarno mati dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, pada tanggal 21 Juni 1970. Hingga kini makam beliau banyak dikunjungi para peziarah baik dari dalam maupun luar negeri.
Presiden RI Pertama - Soekarno dan Penghargaan
Semasa hidupnya, presiden RI pertama, Soekarno, telah mendapatkan penghargaan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Universitas dalam negeri nan memberikan gelar kepada presiden RI pertama, Soekarno antara lain Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Institut Agama Islam Negeri Jakarta.
Sementara itu, universitas dari luar negeri nan memberikan gelar kehormatan kepada presiden RI pertama, Soekarno antara lain Colombia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia), dan Al-Azhar University (Mesir).
Pada 2005, presiden RI pertama, Soekarno, memperoleh penghargaan dari Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki. Penghargaan tersebut ialah penghargaan kelas satu nan diberikan dalam bentuk mendali, pin, tongkat, dan lencana nan dilapisi dari emas.
Penghargaan tersebut diraih presiden RI pertama, Soekarno, sebab Soekarno dinilai telah megembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan nan dilakukan negara maju. Selain itu, presiden RI pertama , Soekarno, pun terlah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Seltan buat melakukan perlawanan terhadap penjajahan dan mebebaskan diri dari apartheid.
Presiden RI Pertama - Soekarno Sebagai Orator
Sebagai seorang orator nan piawai, banyak kata-kata mutiara beliau nan tidak mudah buat dilupakan. Di antaranya ialah sebagai berikut.
"Berikan saya 1000 orang tua, pasti akan kucabut semeru dari akarnya, berikan saya 1 pemuda, pasti akan kuguncangkan dunia!"(Presiden RI Pertama, Soekarno)
“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” ( Pidato Presiden RI Pertama, Soekarno pada HUT Proklamasi 1950 )
“Tidak seorang pun nan menghitung-hitung berapa untung nan kudapat nanti dari Republik ini, jikalau saya berjuang dan berkorban buat mempertahankannya.” (Pidato Presiden RI Pertama, Soekarno pada HUT Proklamasi 1956)
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan nan langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya ialah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Presiden RI Pertama, Soekarno)
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut buat berbuat suatu kebaikan, maka agunan bagi orang tersebut ialah tak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.” (Presiden RI Pertama, Soekarno)
“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa nan lampau ialah berguna sekali buat menjadi kaca bengala dari pada masa nan akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)
Presiden RI Pertama - Soekarno Sebagai Arsitek
Latar belakang pendidikan presiden RI pertama, Soekarno, ialah seorang arsitek. Beliau lulusan Institut Teknologi Bandung. Saat menuntu ilmu di ITB, presiden RI pertama, Soekarno mengambil Jurusan Teknik Sipil dan tamat pada 1925.
Pada 1926, Ir. Soekarno mendirikan insinyur bersama Ir. Anwari. Biro insinyur tersebut mengerjakan rancang bangun sebuah bangunan, baik rumah ataupun bangunan lainnya. Saat dibuang ke Bengkulu, presiden RI pertama itu menyempatkan merancang beberapa rumah dan merenovasi total masjid jami di tengah kota.