a. Kepada Orangtua

a. Kepada Orangtua

Tata krama ialah tata cara atau anggaran turun-temurun nan berkembang dalam suatu budaya masyarakat nan mengatur pergaulan antarindividu maupun kelompok buat saling pengertian, hormat-menghormati menurut adat nan berlaku. Tata krama mengandung nilai-nilai nan berlaku pada daerah setempat. Oleh sebab itu, tata krama suku bangsa nan satu tentu berbeda dengan suku bangsa nan lain.



1.Tata Krama Suku Jawa

Tata krama, etika, atau sopan santun nan dimiliki oleh suku bangsa Jawa tak terlepas dari sifat-sifat halus dan kasar. Etika suku bangsa Jawa terlihat dalam etiketnya meliputi banyak segi seperti unggah-ungguh, suba sita dan lain-lain, kesemuanya mencakup interaksi selengkapnya antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam sekitarnya.

Etika antara manusia dengan sesamanya dibedakan antara nan muda dengan nan tua (anak-orang tua, kakak-adik, murid-guru), atasan dengan bawahan, dengan nan sebaya dan sebagainya. Adanya pengelompokan tatanan dalam berinteraksi tersebut mengharuskan manusia Jawa buat berperilaku atau berbicara dengan melihat posisi, peran serta kedudukan dirinya dan posisi lawan.

Tata krama suku bangsa Jawa tak hanya tampak pada tatanan bahasa nan digunakan, tetapi juga pada gerakan tubuh atau badan. Dari isyarat gerakan tubuh maupun tatanan bahasa nan digunakan bisa diketahui dengan siapa seseorang berhadapan.Tata krama nan sangat menonjol pada keluarga Jawa ialah dalam percakapan sehari-hari dan bahasa nan digunakan.

Berbahasa Jawa krama/halus ialah pernyataan menghargai atau menghormati kepada orang nan diajak bicara, nan juga tampak dalam sikap dan tingkah laku, raut muka dan sebagainya. Berbagai tata krama Jawa diajarkan sejak anak masih kecil, dengan asa dapat menggunakannya di mana pun dan kapan pun.

Tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi nan ada. Aktualisasi tata krama nan ditampilkan generasi muda mencakup tiga arena, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Keluarga merupakan loka nan pertama dan primer dalam pembentukan jati diri maupun kepribadian seseorang. Di dalam keluargalah seorang anak dikenalkan berbagai aturan, norma, dan nilai-nilai nan baik. Seorang anak dari keluarga nan beretika baik akan memiliki budaya kesopanan dengan baik pula, dan begitu pula sebaliknya.

Sekolah ialah salah satu loka pengenalan nan krusial bagi generasi muda. Sekolah sebagai forum formal mempunyai peraturan-peraturan sendiri nan mengharuskan murid buat mematuhinya, seperti seragam, jam-jam pelajaran, etika terhadap guru dan sebagainya. Di sini nan sangat berperan ialah pemberian pelajaran budi pekerti. Di dalam masayarakat berbagai unsur misal kebiasaan, adat istiadat dan norma-norma nan berlaku turut menentukan konduite seseorang.

Di dalam masyarakat kadang seorang anak mendapat pengaruh nan sangat besar karena di dalam masyarakat berjumpa berbagai lapisan masyarakat nan sangat majemuk dengan latar belakang sosial budaya nan majemuk pula. Seseorang nan melanggar etika akan mendapatkan sangsi dari nan ringan sampai nan berat tergantung apa nan dilanggarnya.



2.Macam-Macam Tata Krama

Sebagai seorang anak nan berbakti kepada kedua orangtua sudah seharusnya kita berbuat baik kepada keduanya. Untuk itu kita harus memperhatikan tata krama dalam berbakti kepada keduanya. Adapun tata krama dalam berbakti kepada kedua orang tua, di antaranya adalah:



a. Kepada Orangtua

* Mencintai dengan sepenuh hati. Cintailah kedua orang tuamu dengan sepenuh hati, hormatilah dan muliakanlah mereka.

* Mendengarkan nasehatnya. Hormat dan patuh atas segala perintahnya nan tak bertentangan dengan syariat.

* Mengembirakan hatinya. Hiburlah selalu kedua orangtuamu agar hatinya selalu gembira.

* Menjabat tangannya. Jabat tangannya sebagai wujud penghormatan kepadanya.

* Menghadapi dengan paras berseri. Hadapi kedua orang tuamu dengan paras berseri meskipun hatimu terluka.

* Mendoakannya sepanjang waktu. Doakan keduanya agar diberi kesehatan dan umur penjang, serta semua amal kebaikannya diterima oleh Allah.

* Senantiasa meminta doa restu kepada orang tua setiap akan melakukan aktivitas.

* Bersikap sopan, sebab hal itu akan membahagiakannya.

* Tidak mengeraskan suara di hadapannya, supaya tak ada kesan engkau membentaknya atau memarahinya.

* Tidak membelakanginya. Jangan membelakangi mereka seraya memanggil namanya.

* Tidak menyakiti hatinya baik dengan perkataan maupun perbuatan.

* Tidak mengeluarkan makian dan perkataan kasar.

* Mencari ridhonya setiap hari, sebab ridho orang tua berarti juga ridho Allah.

* Membantu pekerjaannya, sebab dengan membantu pekerjaan kedua orang tua termasuk juga mencari ridhonya.

* Membantunya dalam menyelesaikan masalah nan dihadapi oleh keduanya.

* Menjaga nama baiknya di hadapan orang lain.

* Segera menjawab apabila dipanggil.



b.Kepada Guru

Ibu dan bapak guru bertugas memberikan pendidikan dan pelajaran kepada kita sebagai murid-muridnya. Mereka juga sekaligus berperan menjadi wakil orangtua kita selama kita berada di sekolah. Gurulah nan menjadikan kita sebagai murid-muridnya dapat membaca, menghitung, menyanyi, olahraga, bahkan hal nan sangat krusial dalam kehidupan kita, yaitu berakhlak islami seperti nan dicontohkan Rasulullah saw.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita hormat kepada mereka, mengingat perjuangan kesungguhan mereka dalam mendidik, memperbaiki akhlak dan mengajari kita akan berbagai hal ilmu nan bermanfaat.Mereka menasehati kita dengan nasihat-nasihat nan bermanfaat dan menyejukkan hati. Semua itu mereka lakukan sebab sayang pada kita, seperti sayang orangtua pada kita.

Harapan mereka ialah agar murid-muridnya menjadi orang nan pintar, sukses, berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat, bangsa, negara, bahkan agamanya. Karena begitu banyaknya peran guru dalam kehidupan kita, sudah seharusnya bagi kita menghargai guru-guru kita seperti kita menghargai kedua orangtua kita.

Jika duduk di depannya, duduklah dengan sopan, dan kalau bicara, bicaralah dengan santun. Nah, ada beberapa adab dan tata krama nan harus diperhatikan oleh setiap murid terhadap gurunya, di antaranya:

* Bertanya dengan sopan

* Disiplin dalam mengikuti pelajarannya

* Mengucapkan salam terlebih dahulu jika berjumpa dengan guru

* Mematuhi perintah guru, selama buat kebaikan

* Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik ketika guru sedang memberikan pelajaran

* Tunjukkanlah sikap merendahkan diri dan sopan terhadap guru

* Tidak berjalan di depan guru kecuali jika diizinkan



c.Berkendaraan

Beberapa waktu nan lalu ini kita semua dikagetkan dengan warta tentang tewasnya sembilan pejalan kaki di kawasan Tugu Monas. Di antara sembilan orang nan meninggal itu terdapat anak balita dan seorang ibu nan sedang hamil. Kematian mereka disebabkan sebab kelalaian seorang pengendara mobil nan diketahui kemudian menggunakan narkoba pada waktu malam sebelum peristiwa kecelakaan tersebut. Apalagi pengendara mobil nan menabrak itu seorang wanita.

Fenomena ini memperlihatkan kepada kita bahwa peranan akhlak dan tata krama sangat krusial dalam semua aspek kehidupan, termasuk berkendaraan. Dalam kasus di atas, mungkin tak akan terjadi kecelakaan apabila pengendara mobil tersebut memiliki akhlak nan mulia dengan cara berteman dengan teman-temannya nan baik, dan juga dapat menolak ajakan buat mengkonsumsi narkoba. Setidaknya bisa dicegah dengan tak mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.

Pihak kepolisian saja sudah memperingatkan kepada semua pengemudi nan ngantuk buat istirahat sejenak buat menghindari kecelakaan. Begitu pun embargo menggunakan alat komunikasi (telepon seluler) ketika mengemudi. Beberapa etika dalam berkendaraan, di antaranya:

* Mengingat Allah dan berdoa saat berkendaraan

* Mematuhi peraturan lalu lintas ketika berkendaraan

* Tidak ugal-ugalan di jalan raya

* Merawat kendaraan dan tak melebihi kapasitas penumpangnya

* Memperlambat laju kendaraan ketika berjalan di jalan nan sempit dan mempercepat ketika berjalan di jalan nan lapang

* Memberi hak kepada pengguna jalan nan lain

Demikianlah beberapa ulasan mengenai tata krama nan biasa dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan mengetahui hal ini, tentu saja kita tak akan kesulitan berinteraksi dengan baik terhadap orang lain. Dengan memiliki kemampuan hubungan berdasarkan etika, akan memudahkan kita meraih tujuan.