Mengenal Hama Bawang Merah
Hama bawang merah merupakan salah satu musuh nan banyak dibenci oleh para petani bawang merah. Sebab, agresi dari hama ini tidak sporadis menyebabkan kerugian nan sangat besar di kalangan petani. Sehingga hal ini sering menjadikan permasalahan tersendiri dalam usaha budidaya tanaman bawang merah.
Tanaman bawang merah sendiri merupakan salah satu jenis tanaman budidaya nan cukup rentan terhadap agresi penyakit. Itulah sebabnya, penanganan tanaman ini harus dilakukan dengan hati-hati sejak mulai pertama menanam. Tujuannya ialah buat meminimalisir risiko terjadinya agresi penyakit nan dapat menyebabkan tanaman tersebut rusak atau bahkan mati. Dampaknya, selain dapat menurunkan produktivitas tanaman, juga petani akan mendapatkan resiko kegagalan panen.
Untuk itu, para petani bawang merah harus memiliki pengetahuan nan cukup tentang berbagai hama bawang merah tersebut. Sosialisasi ini dimulai dari ciri-cirinya hingga langkah apa nan harus dilakukan jika tanaman bawang merah tersebut mendapatkan agresi hama penyakit. Sehingga pada nantinya, ancaman hama tersebut dapat dilokalisir dan tak menjalar lebih luas ke seluruh tanaman nan ada di lahan.
Mengenal Hama Bawang Merah
Secara umum, ada empat jenis hama penyakit nan sering menyerang tanaman bawang merah pada petani. Masing-masing jenis hama memiliki karakteristik nan berbeda dan juga cara penanganan nan tak sama pula. Untuk itu, petani bawang merah harus memiliki pengamatan nan cermat buat menentukan jenis hama apa nan menyerang tanaman mereka. Dengan demikian, pada nantinya dapat menentukan langkah pencegahan nan paling tepat dan tak menimbulkan resiko nan besar.
Layu Fusarium
Jenis hama atau penyakit pada bawang merah nan sering menyerang antara lain layu fusarium. Bawang merah nan mengalami agresi layu fusarium ini akan memiliki beberapa karakteristik seperti tanaman akan menjadi kurus dengan rona nan sedikit kekuningan. Biasanya, bagian pangkal dan akar nan terkena agresi layu fusarium akan membusuk. Sehingga batang tanaman ini akan dengan mudah dicabut.
Apabila gejala ini muncul pada tanaman bawang merah, segera lakukan tindakan sebagai upaya pengendalian agar hama tersebut tak menjalar pada tanaman nan lain. Langkah nan harus dilakukan ialah dengan mencabut tanaman nan mengalami karakteristik seperti diatas dan kemudian memusnakannya. Sebaiknya, tanaman nan sudah dicabut ini dimusnahkan dengan cara dibakar. Sehingga penyakit nan masih ada di tanaman tersebut, dapat turut wafat dan tak berpindah pada tanaman lainnya.
Layu fusarium ini sebenarnya juga bida dicegah. Caranya dengan melakukan pemberian obat atau fungisida pada huma sebelum kita melakukan penanaman bibit. Sehingga ketika bibit sudah siap buat ditanam, huma tersebut sudah tak lagi mengandung bibit penyakit nan menyebabkan layu fusarium tersebut.
Hama Bercak Ungu
Selain layu fusarium, tanaman bawang merah juga rentan terkena hama bercak ungu. Sebagaimana namanya,hama ini akan ditandai munculnya bercak putih dengan bagian tengah nan berwarna keungunan. Bercak tersebut biasanya akan dapat dilihat pada bagian daun tanaman bawang merah.
Untuk mencegah menjalarnya agresi hama tersebut, cara nan dapat dilakukan cukup sederhana. Lakukan penyiraman tanaman apabila selesai hujan. Atau, hal ini bisa dilakukan setelah tanaman terkena embun. Tujuan penyiraman ini ialah buat menghilangkan spora penyakit nan inheren di bagian daun tanaman bawang merah tersebut.
Cara lain nan dapat ditempuh ialah dengan menyemprotkan fungisida secara selektif dan efektif. Maksudnya, penyemprotan hanya dilakukan pada tanaman nan daunnya terdapat bercak tersebut. Namun tentu saja, cara ini membutuhkan kesabaran dan juga waktu nan lebih lama. Karena dengan demikian kita harus memilih satu persatu daun bawang nan terdapat bercak ungu tersebut.
Antraksone
Hama ketiga nan sering menyerang tanaman bawang merah disebut dengan Antraknose . Tanaman bawang merah nan terkena hama antraknose ini akan langsung wafat dengan cepat serta mendadak. Matinya tanaman ini ditandai dengan adanya bercak rona putih nan terdapat pada bagian daun . Selain itu, pada bagian daun akan membentuk lekukan ke dalam, berlubang atau juga patah.
Para petani bawang merah harus waspada terhadap agresi hama seperti ini. Sebab, hama ini memiliki ciri nan cepat menular pada tanaman lainnya. Sehingga, langkah pengendalian harus dilakukan dengan cepat agar tak menjalar. Tindakan nan harus dilakukan ialah dengan melakukan penyemprotan fungisida. Hal ini dapat mencegah menjalarnya hama tersebut pada tanaman lain dan juga akan mematikan hama nan masih tersisa.
Hama Ulat Bawang
Hama terakhir nan sering dijumpai menyerang tanaman bawang merah ialah hama ulat bawang. Agresi hama ini dapat dilihat dari adanya bercak putih nan transparan di bagian daun. Kondisi ini terjadi sebab daging dauh tersebut sebenarnya sudah hilang dampak dimakan oleh ulat tersebut.
Untuk hama ini, proses pengendaliannya bisa dilakukan dengan menggunakan konsep PHT. Konsep PHT ini antara lain dilakukan dengan mengumpulkan serta membasmi telur serta larva nan dikenal dengan sebutan jempoli. Untuk proses penyemprotannya, bisa dilakukan menggunakan insektisida efektif serta selektif. Proses penyemprotan ini dapat dilakukan apabila taraf kerusakan tanaman bawang merah sudah mencapai 5 persen.
Untuk melakukan penyemprotan, sebaiknya dilakukan dalam waktu 2 atau 3 hari sekali. Dapat juga ditentukan dari kondisi agresi hama ulat tersebut. Bila intensitas serangannya cukup parah, sebaiknya proses penyemprotan juga lebih sering dilakukan.
Dalam pemakaian pestisida, hendaknya dilakukan secara bergantian. Selain itu, perlu juga dihindarkan pencampuran berbagai insektisida dalam satu racikan dengan tujuan agar mampu menghasilkan daya bunuh nan lebih kuat terhadap hama ulat. Karena, dengan mencampur berbagai insektisida tersebut, nan akan didapat justru sebaliknya. Karena pencampuran tersebut justru akan kontraproduktif dan tak menyebabkan insektisida menjadi lebih kuat membunuh ulat.
Ada baiknya, penggunaan insektisida ini dilakukan dengan mengacu pada anggaran pemakaian nan sudah dianjurkan. Dengan demikian, dapat diperoleh hasil nan optimal dan juga tak menyebabkan kesia-siaan pada nantinya. Pemakaian insektisida sinkron dengan takaran, sangatlah dianjurkan.
Selain menggunakan insektisida, cara lain nan dapat ditempuh buat mengendalikan agresi hama ulat bawang ini ialah dengan memasang perangkap. Perangkap nan dimaksudkan ini, dilengkapi dengan zat nan disebut dengan sex feromon. Perangkap ini digunakan buat mengangkap serangga jantan. Dalam satu hektar lahan, sebaiknya dipasang sekitar 40 perangkap.
Perangkap nan akan dipasang, dapat dibuat secara sederhana. Caranya dengan menggunakan botol plastik bekas nan diberik lubang kecil. Di dalam botol tersebut, dipasangkan satu tangkai sex feromon nan diikat di dalam botol tersebut. Setiap sebulan sekali, sex feromon ini sebaiknya digantikan dengan nan baru agar tetap efektif.
Apabila ada serangga jantan nan terperangkap ke dalam botol berisi sex feromon tersebut, dapat menyebabkan populasi serangga jantan akan bekurang. Lebih jauh, jika proses ini berlangsung terus menerus populasi ulat bawang dapat dikurangi secara signifikan.
Yang perlu diperhatikan oleh para petani bawang merah dalam proses penyemprotan hama bawang merah ini ialah masalah waktu. Sebelum matahari terbit atau sore hari merupakan waktu nan paling tepat buat melakukan penyemprotan. Penyemprotan dilakukan searah dengan hembusan angin agar penyemprotan dapat mengenai tanaman nan hendak dituju. Sehingga pestisida tersebut tak terbuang sia-sia.