Tata Cara Thawaf
Seperti nan sudah banyak diketahui, ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah nan diwajibkan bagi umat muslim nan mampu. Ibadah ini merupakan penyempurna ibadah umat muslim nan lain setelah syahadat, shalat, puasa, dan zakat.
Banyak dikatakan dalam hadist bahwa ibadah haji atau umrah merupakan ibadah nan meliputi seluruh jiwa dan raga manusia. Dalam ibadah haji atau umrah, manusia melakukan ibadah nan meliputi ibadah hati, ibadah lisan, ibadah raga, ibadah materi, dan ibadah nan lainnya.
Dalam ibadah haji atau umrah, terdapat beberapa rangkaian kegiatan nan harus dilakukan oleh para jamaah haji atau umrah. Baik dalam ibadah haji maupun dalam ibadah umrah, terdapat beberapa rangkaian nan akan menjadikan ibadah haji atau umrah itu mambrur atau tidak. Salah satu dari banyaknya rangkaian kegiatan dalam ibadah haji atau umrah ini ialah thawaf.
Thawaf dalam umrah maupun dalam berhaji dapat dikatakan hampir sama pelaksanaannya. Yang berbeda antara thawaf dalam haji atau umrah adalah dalam thawaf umrah, jamaah tak perlu buat mengakhiri seluruh thawafnya. Sedangkan dalam thawaf haji, thawaf dilaksanakan hingga selesai.
Pada dasarnya, Thawafmerupakan kegiatan ibadah nan dilakukan dengan mengelilingi sekitar Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Tiga putaran pertama dilakukan dengan berlari-lari kecil, dan empat putaran berikutnya dengan berjalan. Thawaf bermula dan berakhir pada garis nan sejajar dengan batas Hajar Aswad.
Permulaan thawaf dilakukan dengan niat, yaitu mengungkapkan keinginan hati buat melakukan thawaf sebagai bentuk ibadah hanya kepada Allah Swt. Berikut ialah lafazh niat thawaf;
“Nawaitu an athuufa bihadzal baiti lillahi ta’ala, bismilahi Allah akbar"
Artinya: "Saya niat thawaf semata-mata sebab Allah, dengan menyebut nama Allah. Maha besar Allah"
Dengan melafazhkan niat dalam hati dan meyakini dengan hati maka rukun umrah yaitu thawaf ini ditujukan hanya buat Allah Swt semata.
Syarat-Syarat Thawaf
Dalam pelaksanaannya, thawaf umrah ini dilaksanakan dengan beberapa syarat. Syarat-syarat ini haruslah dipenuhi oleh jamaah haji maupun umrah agar ibadahnya berjalan dengan lancar dan menjadi suatu ibadah nan khusyu. Berikut ialah beberapa syarat-syarat dalam thawaf;
- Pertama , harus kudus dari hadast dan kotoran. Melaksanakan thawaf di sekitar Ka’bah ialah seperti melaksanakan shalat. Sehingga dibutuhkan raga nan higienis dan kudus sama halnya dengan melakukan shalat.
- Kedua , menutup aurat, karena thawaf itu seperti shalat, Rasulullah saw. bersabda,
“Thawaf di sekitar Baitullah ialah seperti shalat, hanya saja kalian boleh bicara di dalamnya. Maka barangsiapa berbicara, hendaklah ia tak bicara kecuali dengan baik.“ (HR Tirmidzi)
- ketiga , thawaf harus di dalam Masjidil Haram. Thawaf merupakan ibadah dengan mengelilingi Ka’bah dan Ka’bah berada di tengah Masjidil Haram, sehingga aplikasi rukun umrah dan haji ini dilaksanakan di dalam Masjidil Haram.
- Keempat , Baitullah harus berada di samping kiri orang nan thawaf. Thawaf dimulai pertama kali dari Hajar Aswad dan Baitullah atau Ka’bah harus berada di sebelah kiri para jamaah. Jika Ka’bah berada di sebelah kanan maka Thawaf tersebut tak absah dan harus diulangi.
- Kelima , Thawaf dilakukan sebanyak tujuh putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad.
- Keenam , putaran thawaf dilakukan tanpa jarak di antara putaran thawaf, kecuali sebab keadaan darurat. Jika di antara putaran thawaf terdapat jarak tanpa ada uzur, thawaf tak absah dan harus diulang.
Syarat-syarat thawaf ini merupakan syarat nan harus dipenuhi dalam melaksanakan rukun haji atau umrah. Jika persyaratan-persyaratan tersebut tak terpenuhi maka ibadah umrah atau haji nan dilakukan tak absah dan harus di ulang hingga mencapai suatu ibadah nan sahih sinkron dengan syariat.
Sunah–Sunah Thawaf
Dalam aplikasi thawaf umrah, terdapat beberapa sunnah nan dapat dilakukan oleh para jamaah ibadah umrah. Sunnah-sunnah dalam ibadah umrah khususnya dalam Thawaf ini merupakan sunnah nan bisa menambah pahala bagi nan melaksanakannya, akan tetapi tak akan berdosa jika tak melaksanakan sunnah tersebut. Berikut ialah beberapa sunnah dalam Thawaf umrah nan bisa dilaksanakan;
- Al-Idhthiba, yaitu membuka ketiak kanan. Al-Idhthiba hanya disunahkan pada thawaf umrah. Al-Idhthiba hanya disunahkan bagi laki-laki dan tak bagi perempuan.
- Mencium Hajar Aswad ketika memulai thawaf jika memungkinkan. Jika tak memungkinkan, cukup dengan menyentuh dengan tangan atau memberi isyarat.
- Ketika memulai putaran pertama thawaf membaca,
“Bismillaahi Wallaahu Akbar”
Dengan nama Allah, Allah Maha b esar
- Mengisi thawaf dengan doa apa saja nan kita inginkan.
- Mengusap rukhul yamani pada setiap putaran bila memungkinkan, tetapi bila tak memungkinkan lewatkan saja, lalu bacalah doa
“Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqinaa ‘adzaabannar”
“Ya Tuhan kami, beri kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari siksa neraka.”
- Berdoa di Multazam usai thawaf. Multazam adalah loka di antara pintu Baitullah dengan Hajar Aswad.
- Selesai thawaf, shalat dua rakaat di belakang Makam Ibrahim. Pada rakaat pertama, membaca surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua membaca Al-Ikhlas.
- Meminum air zam-zam setelah shalat dua rakaat di makam Ibrahim.
- Mencium Hajar Aswad atau istilam (memberi isyarat) lagi sebelum pergi ke loka Sa’i.
Lakukanlah thawafdengan menghadirkan hati, khusyuk, dan perasaan keagungan Allah Swt., takut kepada-Nya, dan ingin mendapatkan apa nan ada di sisi-Nya.
Saat sedang melakukan thawaf, kita dilarang berbicara kecuali hal nan memang benar-benar penting. Selain itu, pembicaraan nan dilakukan haruslah pembicaraan nan baik. Rasulullah Saw bersabda,
“… Maka barangsiapa berbicara, hendaklah ia tak bicara kecuali dengan baik.“ (HR Tirmidzi)
Jangan lakukan thawaf dengan melamun dan memenuhi angan-angan dengan pikiran nan mubazir. Alangkah baiknya jika saat melakukan thawaf kita memperbanyak zikir dan shalawat kepada Rasulullah saw.
Tata Cara Thawaf
Seperti nan sudah banyak diketahui, thawaf merupakan ritual ibadah nan dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Sebelum Thawaf dimulai, jika keadaan memungkinkan, ada baiknya jika jamaah berdiri lurus menghadap ke arah Hajar Aswad. Hal ini buat menjadikan posisi Hajar Aswad berada di sebelah kanan.
Selanjutnya setelah memastikan posisi Ka’bah berada di sebelah kiri dan Hajar Aswad di sebelah kanan, langkah selanjutnya dalam Thawaf ialah berniat. Niat ini harus diteguhkan dalam hati dan diucapkan dengan lisan.
Kemudian, jika keadaan memungkinkan disunnahkan bagi para jamaah umrah buat mencium Hajar Aswad. Akan tetapi, jika keadaan tak memungkinkan maka boleh diisyaratkan dengan menyentuh dengan tangan dan mencium tangan nan telah menyentuh Hajar Aswad tersebut.
Setelah mencium Hajar Aswad baik secara langsung maupun secara simbolis, langkah selanjutnya ialah mengelilingi Ka’bah dan tetap menempatkan Ka’bah disebelah kiri.
Yang perlu diperhatikan bagi seluruh jamaah haji maupun umrah ialah ketika melakukan Thawaf, tak diperbolehkan anggota tubuh berada di lingkaran Ka’bah. Anggota tubuh nan berada pada lingkaran Ka’bah, seperti bersandar, menempelkan tangan di Ka’bah atau Hijir Ismail bisa menggugurkan syarat absah dalam thawaf.
Setelah menjaga jeda dengan area nan memungkinkan buat bersentuhan dengan Ka’bah atau Hijir Ismal, selanjutnya jamaah nan sedang berthawaf berada di rukun Yamani. Spesifik bagi para jamaah laki-laki disunnahkan buat memberi isyarat dengan tangan dan mencium tangannya tersebut dengan membaca doa dalam thawaf.
Demikian seterusnya, sampai tujuh kali putaran dalam thawaf. Akhir dari ritual thawaf ini diakhiri ditempat Hajar Aswad. Awal dan akhir dalam thawaf ini dilakukan ditempat nan sama.
Selama menjalankan thawaf dianjurkan buat membaca doa-doa dalam thawaf dan membaca shalawat Nabi. Setelah selesai melaksanakan thawaf, disunnahkan buat mengerjakan shalat sunnah thawaf dua rakaat di belakang Makam Ibrahim dan dilanjutkan dengan meminum air zam-zam.
Demikian bahasan mengenai thawaf dalam umrah, semoga bermanfaat bagi kita semua.