Cara Dasar Bermain Piano
Piano ialah salah satu alat musik nan mampu menghasilkan nada-nada latif bila dimainkan. Estetika nada-nada tersebut tak sporadis menimbulkan rasa ingin tahu cara main piano, bagi siapa pun nan mendengarnya.
Kursus-kursus nan menawarkan pelatihan mengenai bagaimana cara main piano nan sahih juga sudah mulai banyak. Belajar mengenai piano, bukan hanya belajar bagaimana membuat nada nan bagus dari tekanan-tekanan tuts piano, tapi juga belajar bagaimana duduk nan sahih ketika memainkan piano tersebut.
Piano dan Keyboard
Alat-alat musik bisa dibedakan ke dalam lima jenis berdasarkan sumber bunyinya, yaitu alat musik nan sumber bunyinya berasal dari bahan dasarnya, seperti drum, angklung, bongo, kolintang. Alat musik ini dikelompokkan ke dalam jenis idiofon . Kalau sumber bunyinya berasal dari hembusan udara pada rongga alat musik tersebut, dinamakan aerofon .
Alat musik nan masuk ke dalam kategori alat musik aerofon ini diantaranya terompet, harmonika, seruling, dan trombone. Apabila sumber bunyi berasal dari kawat seperti nan terjadi pada gitar, bass, biola, sitar, kecapi dan piano, maka dikategorikan sebagai jenis alat musik kardofon .
Alat musik piano merupakan salah satu alat musik nan berumur paling tua. Piano sudah ada sejak 1720. Prinsip kerja dari alat musik piano sebenarnya sama seperti gitar. Mereka berdua bernada bila senar nan dimilikinya bergetar. Yang membedakan ialah senar nan bergetar dari piano tak bergesekan secara langsung dengan tangan manusia. Senar tersebut bergetar setelah tuts nan ditekan sukses memukul senar nan berada di dalam piano tersebut.
Pada awal kemunculannya, tuts piano berukuran besar, sehingga tak terlalu banyak nada harmoni nan dapat dihasilkan. Namun, setelah ditemukan nada setengah atau nada semi, maka nada nan dapat dihasilkan piano semakin bervariasi dan nyaris paripurna sebagai alat musik.
Setelah 2 abad kemudian, terjadi perombakan pada lebar tuts ini sehingga nada diatonis dapat dirangkum dalam satu tangan. Pada abad ke-16, ini kunci putih dan hitam pada tuts sudah mulai diperkenalkan sebagai pembeda antara nada penuh dan nada semi.
Tentu saja dengan pelaksanaan nada diatos nan dapat dirangkum dalam satu tangan, semakin memudahkan orang buat memainkan alat musik piano dan semakin populer pula, baik buat kalangan pemusik profesional maupun kalangan pemusik amatiran atau hanya buat kesenangan pribadi saja.
Laurens Hammond di Amerika Perkumpulan buat pertama kalinya pada sekitar 1935 memperkenalkan keyboard elektronik kepada pasar musik. Dengan munculnya teknologi ini, maka suara orkes simponi nan awalnya harus dimainkan oleh puluhan instrument, dapat dihasilkan dari satu buah alat musik nan bernama keyboard.
Namun, sekali pun dapat melakukan efisiensi pada sisi pemain musik, kehadiran keyboard tak sepenuhnya menjadi ancaman bagi para pemusik nan terlibat dalam sebuah orkestra.
Bagaimana pun juga sebab sifatnya elektronis, alat-alat musik nan bisa ditirukan oleh keyboard ini tetap saja tidak seindah orkes simponi nan dihasilkan dari majemuk alat musik secara langsung. Hanya saja kehadiran pelaksanaan teknologi musik berupa keyboard ini merupakan lompatan besar nan akan diikuti dengan lompatan-lompatan teknologi lainnya dalam global musik.
Kehadiran alat musik nan mengaplikasikan teknologi secara baik dalam bentuk keyboard ini, sungguh menjadi sumber inspirasi bagi produsen musik lainnya. Buktinya tak sampai tiga dekade, misalnya munculah teknologi transistor silicon.
Dengan harganya nan murah, tapi kualitasnya baik, sangat memudahkan para insinyur buat mengembangkan instrument musik nan ringkas, tapi bisa menghasilkan kualitas suara seperti alat musik konvensional. Paolo Ketoff ialah seorang insinyur Italia nan menciptakan alat musik nan disebut synket.
Alat musik synket ini mampu mengeluarkan musik eksperimental. Inilah awal era synthesizer. Dua tahun berselang di Amerika Serikat, Donald Buchla dan Robert Moog mengembangkan teknologi synthesizer ini. Bedanya, Buchla tak menggunakan keyboard sebagai pengolah suara melainkan menggunakan permukaan sentuh nan sensitif.
Sementara Moog tetap menggunakan keyboard sebagai perangkat pengolahnya. Dari sinilah bagaimana teknologi telah dimanfaatkan dengan sangat luar biasa dalam bidang musik ini. Produsen musik pun semakin bergairah dalam memproduksi alat musik elektrofon ini nan memang lebih banyak memberi kemudahan dan memungkinkan para musisi buat melakukan eksplorasi.
Alat musik nan diciptakan Moog ini pada sisi kiri dan kanan terdapat alat pengontrol suara. Alat musik nan sukses dikembangkan oleh Moog nan kemudian dinamakan Mini Moog ini memungkinkan seseorang mengalunkan musik tradisional dalam susunan suara baru.
Dengan demikian karya klasik dari Bach dapat dimainkan dengan apik dari alat Mini Moog tersebut. Sekalipun belum menghasilkan nada harmonik, mini moog tetap merupakan lompatan perkembangan teknologi alat musik.
Dalam perkembangan musik pop, mini moog kemudian lebih mengambil perannya sebagai penghasil melodi. Alat ini pula dimanfaatkan oleh grup musik rock semacam Genesis, Yes dan Emerson buat menghasilkan suara khas dalam progresif rock nan mereka ciptakan.
Perkembangan selanjutnya ialah teknologi digital. Pada era ini selain menampilkan suara nan lebih harmonik, instrument musik pun semakin ringkas. Yamas DX-7 keluaran 1983 ialah penanda mulai berkembangnya digitalisasi dalam alat musik.
Itulah penemuan-penemuan alat musik nan memanfaatkan teknologi. Para musisi menjadi lebih leluasa buat menghasilkan harmoni eksklusif tanpa harus terlalu banyak pemusik lain nan terlibat.
Keyboard sebagai salah satu jenis alat musik elektrofon, menjadi tonggak perkembangan global musik sekaligus merupakan salah satu keberhasilan bagaimana teknologi bergandengan mesra dengan alat musik.
Musisi menjadi tak menolak dengan kehadiran pelaksanaan teknologi tersebut sebab memang pada beberapa bagian lebih banyak diuntungkan daripada dirugikan. Teknologi kemudian bersama-sama buat saling bersimbiosis mutualisme. Inilah salah satu tonggakan dan lompatan dalam global dan produksi musik.
Cara Dasar Bermain Piano
Kendati sama-sama alat musik pijit, keyboard berbeda dengan grand piano baik bentuk, ukuran maupun suara nan dihasilkannya. Sehingga bagi siapa saja nan hendak belajar dan mendalami alat musik ini, harus terlebih dahulu mengenal bagian-bagian detail dari alat musik pijit ini.
Dengan demikian, selain insting bermain musik nan diperlukan, buat dapat memainkan keyboard memang terlebih dahulu harus mengenal bagian-bagian krusial dari alat musik ini.
Suara nan dihasilkan oleh keyboard merupakan manipulasi dari kunci-kunci baik nan ditekan menggunakan jari maupun nan dipijak dengan kaki. Untuk semua nada pada tuts-tuts kayboard, berurutan dari kiri nada rendah makin ke kanan bernada tinggi. Ini memang sudah menjadi pakem alat musik pijit seperti halnya nan berlaku pada piano. Piano sebagai alat musik pijit membutuhkan keterampilan antara memijit dengan menakan pada bagian kaki.
Cara main piano nan paling dasar ialah belajar bagaimana cara mengkondisikan agar jari-jari nan akan digunakan buat menekan tuts piano berada dalam posisi sesantai mungkin. Istilah tersebut dikenal dengan sebutan fingering .
Bila posisi jari kita salah, maka jari akan bergerak dengan tak leluasa. Akibatnya, nada nan dihasilkan pun tak bagus. Cara menekan tuts juga dipelajari pada termin awal tersebut. Jari nan sedang tak ‘kebagian’ menekan tuts jangan dibiarkan tegang, usahakan buat tetap santai.
Setelah posisi jari dirasa sudah cukup nyaman, maka latihan selanjutnya nan harus dilakukan ialah reading . Piano terdiri dari 88 tuts. Masing-masing tuts tersebut memiliki nada nan berbeda. Pada proses reading inilah akan dipelajari bagaimana cara mengenal nada-nada tersebut. Nada nan diajarkan berupa not balok dan combo partitur .
Bila nada nan begitu banyak tersebut sedikit banyak sudah terekam dalam ingatan, maka pelatihan selanjutnya ialah mencoba memainkan piano. Proses tersebut bias juga disebut harmony . Untuk taraf pemula, harmony dilakukan guna mengenal berbagai nada terlebih dahulu, berbeda dengan pianis nan sudah ahli. Harmony biasanya digunakan buat memperkaya nada-nada nan dimainkan.
Belajar harmony lambat laun akan membuat kita mengerti nada-nada pada piano. Bila sudah demikian, nan selanjutnya dilakukan ialah melatih tempo atau ritme. Tempo dalam permainan piano sama dengan alat musik lain. Lambat dan cepat.
Setelah menguasai posisi jari dan teknik menekan tuts nan benar, mengenal nada, serta bermain dengan tempo, maka piano rupanya sudah cukup Anda kuasai. Namun, itu semuanya rasanya belum lengkap bila dalam cara main piano kita tak menyertakan ‘jiwa’. Istilahnya ialah touching . Jiwa nan disertakan saat bermain piano akan terasa dalam dinamika dan ekspresi. Selamat mencoba.