Beragam Contoh Pantun Nasihat
Pantun nasihat dapat jadi media efektif dalam proses pembelajaran. Mampu berperan sebagai penutur kearifan nan ada di suatu masyarakat. Menularkan nilai-nilai bagi pembentukan karakter antar generasi, dan mengawal agar generasi muda selalu berhati-hati dalam bersikap dan berbuat. Tak terjerumus dalam konduite tercela. Konduite tercela nan dapat diredam dengan bisikan pantun nasihat.
Pantun Nasihat - Pantun Nasihat dalam Ranah Orang Melayu
Itulah sekelumit mengenai fungsi dan peran dari pantun nasihat. Suatu bentuk karya sastra nan hayati dan berkembang dalam budaya nusantara, khususnya bagi masyarakat Melayu. Pantun nasihat merupakan media kreatif dari suku bangsa nan memang terkenal akan kefasihannya dalam berbahasa. Baik ketika bertutur (berbicara) maupun dalam beraksara (menulis).
Bahkan bagi masyarakat Melayu, pola pembelajaran nan lazim digunakan dalam mendidik anak-anak mereka ialah dengan pantun nasihat. Pantun nasihat digunakan sebagai media menasihati, mengajari serta mentransfer nilai-nilai positif, dan bukan dengan kekerasan fisik. Tujuannya agar sang anak mengetahui apa nan sahih dan salah dalam hayati tanpa mencederai sisi psikologisnya. Suatu cara nan sangat cerdas dan patut dicontoh oleh masyarakat modern nan banyak melalaikan aspek psikologis anak ketika mengajari mereka.
Dalam pergaulan di masyarakat pun, pantun nasihat jadi cara nan halus dalam mengingatkan seseorang. Jika ada salah satu anggota masyarakat nan bersalah, ia bisa diingatkan melalui pantun nasihat tanpa orang tersebut merasa dipojokkan. Memang, pantun nasihat dengan kandungan sastra nan dimilikinya, mampu membuat seseorang dapat mengikuti pesan dari pantun tanpa keterpaksaan.
Jadi, pantun nasihat tidak sekadar hiburan atau ungkapan jiwa pembuatnya. Tapi, lebih dari itu. Pantun nasihat sarat dengan pesan moral dan pendidikan karakter. Pantun nasihat tidak hanya memuat unsur estetika (estetika), namun juga mengandung unsur etika (baik-buruk). Bahkan bila ditelaah lebih jauh, ada unsur wisdom (kebijaksanaan) nan berpilin erat dalam bait-bait pantun nasihat.
Hanya sayangnya, kini di masyarakat Melayu, penggunaan pantun nasihat sudah semakin jarang, generasi muda Melayu makin tidak terbiasa berpantun dalam percakapan sehari-hari. Tidak seperti ketika masa generasi orang tua mereka. Penggunaan pantun nasihat hanya dapat didengar ketika upacara perkawinan adat, musyawarah dan upacara adat. Padahal, dahulu pantun nasihat lebih luas digunakan, seperti buat acara berbalas pantun nasihat dan pengantar tidur dari seorang ibu kepada anaknya.
Apa Itu Pantun Nasihat?
Menyoal mengenai pantun nasihat, maka akan lebih lengkap jika dipahami terlebih dahulu apa itu pantun. Dalam berbagai surat keterangan menyebutkan bahwa pantun termasuk salah satu jenis puisi lama. Ia amat lazim dikenal dan digunakan dalam bahasa-bahasa suku bangsa di nusantara. Contoh, dalam bahasa Sunda, pantun dikenal dengan nama ' paparikan '. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal sebagai ' parikan '. Sedangkan dalam bahasa Batak, pantun disebut ' umpasa '. Dalam bahasa Minangkabau, disebut ' patuntun ' nan artinya ialah petuntun. Nah, dari kata inilah kata pantun berasal.
Sebagai jenis dari puisi lama, maka pantun nasihat pun punya anatomi layaknya puisi. Contoh, karmina dan talibun. Karmina merupakan pantun versi pendek, sebab hanya terdiri dari dua baris. Sedangkan talibun merupakan versi panjangnya, sebab terdiri dari enam baris atau lebih. Pantun pun berkembang nan awalnya hanya merupakan tradisi lisan, lalu merambah ke tradisi tulis. Kini, pantun dapat ditemui dalam bentuk tuturan dan tulisan. Jika tuturan disampaikan dalam acara-acara adat atau pernikahan, maka tulisan jadi penghias berbagai karya tulis kesastraan.
Selain itu, pantun juga punya kekhasan dari aspek isinya. Setiap jenis pantun niscaya terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi, termaksud engan pantun nasihat . Sampiran ialah dua baris pertama nan biasanya tak berkaitan dengan dua baris isi. Menurut salah seorang tokoh sastra Indonesia, Sutan Takdir Alisjahbana, fungsi sampiran buat menyiapkan rima dan irama dari pantun. Ini akan mempermudah pendengar memahami isi pantun. Sampiran umumnya mengambil pendeskripsian alam nan diterjemahkan dalam bait kata-kata berpola pantun. Keelokan suatu pantun juga dapat dilihat dari pemilihan kata nan digunakan di sampiran. Adapun isi ialah pesan primer dari pantun tersebut. Jika pantun itu ialah pantun nasihat, maka di isi inilah pesan moral secara gamblang disebutkan.
Beragam Contoh Pantun Nasihat
Jika sebelumnya kita sudah mengetahui latar belakang dari pantun nasihat dan bagaimana bentuk dari suatu pantun nasihat, tak lengkap rasanya bila tidak mengetahui contoh dari pantun nasihat itu sendiri. Berikut ini beberapa pantun nasihat nan sarat makna buat diambil hikmahnya. Selain tentu saja juga estetika pantun nasihat sebagai suatu bentuk karya sastra:
Jalan kelam disangka terang
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci
***
Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan yang mati
***
Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah
***
Di tepi kali aku menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat global akhirat
***
Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru loka belajar
Supaya jangan sesal kemudian
***
Jangan pergi mandi di lombong
Emak dan kakak sedang mencuci
Jangan suka bercakap bohong
Semua mitra akan membenci
***
Selasih tumbuh di tepi telaga
Selasih dimakan si anak kuda
Kasih ibu membawa ke syurga
Kasih saudara masa berada
***
Mengerjakan kerja janganlah malas
Zahir dan batin janganlah culas
Jernihkan hati hendaklah ikhlas
Seperti air di dalam gelas
***
Jika anda menjadi besar
Tutur dan kata janganlah kasar
Janganlah seperti orang nan sasar
Banyaklah orang menaruh gusar
***
Pergi berburu sampai ke sempadan
Dapat kancil badan berjalur
Biar carik pakaian di badan
Asalkan hati higienis dan jujur
***
Pulau Pandan jauh ke tengah
Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan dikandung tanah
Budi nan baik di kenang juga
***
Apa guna berkain batik
Kalau tak dengan sucinya?
Apa guna beristeri cantik
Kalau tak dengan budinya
***
Dalam semak ada duri
Ayam kuning untuk sarang
Orang tamak selalu rugi
Macam anjing dengan baying
***
Mari kita tanam halia
Ambil sedikit untuk juadah
Usia muda jangan disia
Nanti tua sesal tidak sudah
***
Dayung bahtera tuju haluan
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tak diamalkan
Ibarat pokok tak berbuah
***
Orang tua patut disegani
Boleh mendapat ajarnasihat
Ular nan dapat tak begini
Bisa lagi lidah nan jahat
***
Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tidak akan rugi
Buat bekalan global akhirat
***
Banyak bukan contoh dari pantun nasihat? Ini belum seberapa, masih banyak lagi varian dan ragam dari pantun nasihat ini. Jika seluruh pantun nasihat nan ada di masyarakat, khususnya masyarakat Melayu dikumpulkan jadi satu, dipastikan akan ada puluhan bahkan ratusan buku nan isinya hanya memuat berbagai pantun nasihat. Ini mengisyaratkan bahwa bangsa kita ialah bangsa berbudaya. Bangsa nan melek sastra pantun nasihat dalam kehidupan sehari-harinya.
Teramat disayangkan jika khazanah budaya pantun nasihat nan sedemikian kaya ini, hilang tidak berbekas. Pantun nasihat harus mendapat perhatian dari semua pihak. Bukan hanya dari para pemerhati sastra, pemerintah pun harus memiliki kepedulian buat melestarikan warisan budaya pantun nasihat nan bernilai tinggi ini.