Perang Eropa (1939-1945 M)
Masyarakat Eropa dengan peradabannya nan sudah berlangsung sangat lama meninggalkan banyak sekali cerita. Termasuk cerita mengenai perang Eropa . Perang Eropa atau biasa disebut sebagai Perang Global merupakan salah satu perang terbesar nan terjadi di Eropa.
Perang Eropa menyuguhkan sebuah dramatisasi pengorbanan rakyat Eropa dalam mempertahankan hidupnya. Perang Eropa juga merupakan salah satu perang terbesar di dunia. Korban jiwa dari peristiwa ini tak dapat dikategorikan sedikit.
Perang nan terjadi di dataran Eropa buat selanjutnya disebut perang Eropa menorehkan cerita sejarah perjalanan panjang kehidupan manusia dimuka bumi.
Banyak perang pernah terjadi di muka bumi ini. Sejak jaman klasik, pertengahan, hingga modern. Banyak pula nyawa terbuang sia-sia. Termakan oleh ambisi perang itu sendiri. Sebut saja Perang Troya (jaman klasik), Perang Salib (jaman pertengahan), dan Perang Eropa atau Perang Global II (zaman modern).
Apapun namanya, hakikat sebuah perang niscaya meninggalkan bekas nan pedih. Baik di pihak pemenang maupun nan kalah. Pernah mendengar pepatah seperti ini "kalah jadi abu, menang jadi arang". Bahwa pihak-pihak nan berperang akan sama-sama merugi. Kayu nan sudah terkena barah tak akan tetap utuh menjadi kayu, niscaya akan berubah menjadi abu atau arang. Begitulah kira-kira citra dari dampak perang, termasuk perang Eropa.
Pihak nan paling dirugikan dalam hal ini pastilah mereka para rakyat biasa. Diombang-ambing oleh pihak nan tengah berperang. Kesulitan buat mendapatkan kehidupan nan layak dan nyaman semakin nyata. Perang Eropa juga meninggalkan cerita nan sama bagi para penduduknya.
Kehebatan beberapa perang Eropa nan pernah terjadi di dataran Eropa itu nyatanya tetap meninggalkan sebuah cerita sejarah nan tak dapat dilupakan saja, terutama bagi mereka warga Eropa. Berbagai monumen buat memperingati peristiwa peperangan tersebut banyak terdapat di Eropa.
Walaupun begitu, berbagai perang Eropa bertabur ambisi ini juga menyisakan peninggalan atau warisan bagi dunia. Baik berupa insprasi bagi para seniman, berkembangnya suatu pemahaman atau ideologi, hingga berupa teknologi nan berkembang pesat ketika perang terjadi. Berikut ini ialah beberapa perang Eropa nan terkenal.
Perang Eropa – Perang Troya (1200 SM)
Sebagian pakar sejarah menganggap perang Eropa ini hanya mitologi. Tidak benar-benar terjadi. Tetapi beberapa inovasi arkeologi di sekitar kawasan nan diperkirakan sebagai bekas Kota Troya pernah ada dan tak dapat dibantah.
Memang, Perang Troya dikenal melalui dua karya sastra (Iliad dan Odyssey) dari Homerus, seorang sastrawan terkenal Yunani Klasik. Tapi perang Eropa ini juga banyak dikisahkan dalam berbagai mitologi Yunani nan lainnya. Adapun buku Iliad berhubungan dengan suatu bagian dari tahun terakhir pengepungan Kota Troya oleh bangsa Yunani. Odyssey berkisah tentang perjalanan pulang Odysseus, salah seorang pahlawan perang Yunani setelah menaklukkan Kota Troya.
Perang Eropa ini menurut legenda merupakan perang antara bangsa Yunani nan ada di Eropa dengan penduduk di Kota Troya nan terletak di Asia Kecil. Diperkirakan berlangsung sekitar abad 12 SM. Yunani di bawah kepemimpinan Menelaus, Raja Spartan, menyerang Kota Troya sebab disebabkan permasurinya, Helena, diculik oleh salah seorang anak Raja Troya, yaitu Paris.
Dalam perang Eropa ini dikisahkan dengan kemenangan pasukan Yunani sebab siasat jitunya, kuda Troya. Kuda ini berbebentuk patung kuda raksasa nan berisi pasukan Yunani. Pihak Troya tak menyadari hal itu. Mereka menganggapnya sebagai hadiah dari Yunani nan menyerah sebab tak sukses menembus kuatnya benteng pertahanan setelah 10 tahun mengadakan pengepungan. Akibatnya, teramat fatal. Dalam sehari Kota Troya pun bisa direbut oleh pasukan Yunani nan sukses masuk dengan bersembunyi di dalam patung tersebut.
Terlepas apakah perang Eropa nan satu ini pernah terjadi atau hanya sekadar fiktif, cerita Perang Troya terbukti mampu menginspirasi para artis Yunani buat melahirkan karya-karya besar. Tiap episode dari perang ini menjadi bahan terciptanya kisah-kisah tragedi Yunani dan karya-karya sastra klasik Yunani lainnya. Termasuk bagi penyair Romawi seperti Virgil dan Ovid.
Perang Eropa – Perang Salib
Perang Salib disebut-sebut sebagai satu-satunya perang Eropa nan memiliki akibat hingga ratusan tahun setelah perang terjadi. Motif awal nan hanya berupa motif sekuler (perebutan wilayah kekuasaan), pada perkembangannya semakin kompleks ketika ia diwarnai dengan motif religius. Akibatnya, Perang Salib pun dinamakan sebagai Perang Kudus (Holy War).
Tercatat ada lima kali perang besar selain perang-perang kecil lainnya selama rentang abad 11 hingga 13 Masehi. Perang Salib pertama dimulai pada 1095 oleh seruan Paus Urban II buat merebut serta membebaskan kota kudus Yerusalem di Palestina dari tangan kaum muslim. Seruan itu terbukti efektif meredam perang nan sering terjadi antar raja-raja di Eropa. Perang Eropa nan satu ini mengusung isu kepercayaan.
Kaum Kristiani baik ksatria maupun orang awam dari kaum Frank di Eropa Barat sukses menguasai kota tersebut pada Juli 1099. Kemudian mendirikan Kerajaan Yerusalem atau kerajaan Latin di Yerusalem. Perang tidak hanya selesai sampai di situ. Konflik terus berlanjut dengan fokusnya ialah perebutan Kota Yerusalem nan diklaim sebagai kota kudus bagi kaum Kristiani maupun muslim.
Walaupun kerajaan ini hanya bertahan sekitar dua ratus tahun, tetapi konflik nan tercipta antara bangsa Barat (Kaum Kristiani) dengan bangsa Timur Tengah (Kaum Muslim) tetap bertahan hingga sekarang. Phobia dan kecurigaan antara kedua agama ini jadi warisan kelam Perang Eropa nan satu ini.
Perang Eropa (1939-1945 M)
Jika kedua perang tersebut mendapat julukan perang Eropa sebab perang tersebut terjadi dan dilakukan oleh bangsa Eropa, maka perang Eropa nan satu ini merupakan istilah lain dari Perang Dunia. Jika dilihat dari pelakunya, perang Eropa kali ini juga tak berbeda dengan perang Eropa sebelumnya. Namun, perang Eropa kali ini melibatkan lebih banyak negara-negara di Eropa, sehingga mendapat julukan Perang Dunia.
Perang Eropa ini hanya berlangsung kurang lebih enam tahun (1939-1945), tapi dampaknya begitu signifikan. Tak hanya menelan korban nyawa hingga jutaan orang, medan perangnya pun begitu luas. Mulai dari Eropa, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Mediterania dan Afrika, sehingga dinamakan Perang Global II. Namun, ladang perang nan paling berdarah ialah perang Eropa, yaitu di kawasan Eropa Barat.
Selain itu, perang Eropa ini memacu berkembangnya teknologi seperti radar, karet sintetis peredam ledakan, kapal selam canggih, dan berbagai teknologi inovatif lainnya. Taktik perang pun mengalami pembaruan. Meninggalkan taktik klasik nan sebelumnya masih digunakan.
Contoh, taktik Briezkrieg (serangan kilat) dari Jerman nan menggunakan panser secara mendadak, divisi pasukan katak dari Italia, divisi pasukan payung Inggris, atau taktik penyerbuan lewat bahari (Invasi Normandia/ D-Day) nan melibatkan pasukan darat, laut, udara, dan artileri secara besar-besaran.
Perang Eropa atau Perang Global nan diawali oleh pencaplokan Jerman di bawah pimpinan Hittler ke negara Polandia tanggal 1 September 1939 ini, memicu Inggris, Perancis, Uni Soviet, dan Amerika buat turut serta. Perang pun semakin meluas ketika negara-negara seperti Italia, Turki, Jepang dan negara-negara Eropa lainnya ikut serta meramaikan kancah peperangan.
Tak bisa dipungkiri, perang Eropa ini mengakibatkan terbentuknya format global nan berbeda. Mengubah paras global termasuk masalah perimbangan kekuasaan. Amerika dan Soviet akhirnya tumbuh sebagai dua negara super power nan mengatur dunia.