Kisah Rahasia Penampakan Hantu Kuntilanak
Apa nan terlintas di benak Anda ketika mendengar hantu kuntilanak ? Wanita berbaju putih dengan rambut panjang terurai. Ya. Itulah pencitraan kuntilanak di global nyata, dalam hal ini film. Hantu kuntilanak memang selalu digambarkan sebagai sosok demikian dengan paras pucat, mata hitam, dan kadang punggung bolong.
Hantu Kuntilanak dan Sundel Bolong
Dalam bahasa Melayu, kuntilanak disebut sebagai puntianak atau pontianak . Kuntilanak merupakan hantu nan dipercaya berasal dari perempuan hamil nan meninggal maupun wanita nan meninggal saat melahirkan dan anaknya belum sempat lahir. Nama kuntilanak atau pontianak boleh jadi berasal dari gabungan dua kata, yaitu bunting (hamil) dan anak.
Sejak dahulu, kuntilanak sudah menjadi mitos nan cukup memasyarakat di Malaysia setelah dibawa oleh imigran Indonesia. Dalam cerita rakyat Melayu, kuntilanak digambarkan sebagai sosok wanita cantik nan kemunculannya selalu diiringi wangi kembang kamboja. Lantas, apakah disparitas kuntilanak dan sundel bolong?
Sebenarnya, perwujudan kuntilanak dan sundel bolong tak jauh berbeda. Keduanya sama-sama wanita cantik bergaun putih dan berambut panjang. Bedanya, sundel bolong memiliki bolongan nan sedikit tertutup rambut di bagian punggungnya sehingga organ dalam perutnya terlihat.
Dalam bahasa Melayu, sundel bolong disebut sundal bolong . Sundel bolong merupakan mitos hantu dalam masyarakat Indonesia nan berasal dari wanita nan meninggal sebab diperkosa dan melahirkan dalam kubur. Sundel bolong dimitoskan akan mencuri bayi-bayi nan baru dilahirkan. Sundel bolong pun syahdan malu dengan lubang di badannya sehingga selalu berusaha menutupinya.
Penamaan sundel bolong berasal dari istilah sundal bolong . Sundal merujuk pada wanita jalang atau pelacur dan bolong merupakan bahasa Jawa nan berarti ‘lubang tembus’. Dengan demikian, disparitas kuntilanak dan sundel bolong hanya terdapat pada karena kehamilannya, hamil sebab suami dan diperkosa.
Hantu Kuntilanak, si Hantu Banci Kamera
Fenomena hantu kuntilanak tertangkap kamera bukanlah hal baru. Sejak global fotografi dikenal, kuntilanak sudah sangat eksis. Bahkan, melebihi manusia. Kuntilanak selalu muncul dalam beberapa foto nan diambil di loka apapun. Tidak selalu di tempat-tempat seram. Si rambut panjang terurai ini seolah selalu ada di mana pun lensa kamera menyala.
Posisinya tak terduga, kadang menyelip di tengah kerumunan manusia, di belakang, di samping. Bahkan, di depan. Semua seolah terserah sang kunti. Ya. Karena mereka tak kasat mata sehingga bebas menentukan posisi sesukanya tanpa risi dicela manusia. Keberadaan mereka baru terendus setelah gambar selesai diambil. Baik dicetak maupun tidak.
Selain tampak dalam foto, kuntilanak sering muncul dalam video dalam bentuk itu-itu saja. Namun, kebanyakan dari artis-artis global lain ini tak memperlihatkan aktualisasi diri tertentu, misalnya tertawa atau menakut-nakuti. Sosok-sosok nan terekam biasanya hanya berekspresi dingin dan terdiam di salah satu sudut.
Salah satu penampakan kuntilanak nan sempat menggegerkan ialah penampakan kuntilanak merah di Sukabumi. Namun, video itu dikabarkan hanya hasil rekayasa nan sengaja dibuat dengan editan nan tampak sangat kasar. Meskipun demikian, perekam video tersebut menyatakan bahwa itu benar-benar nyata, bukan hasil rekayasa.
Itulah kuntilanak. Sosok wanita berambut panjang dan bergaun putih nan selalu lekat dengan cerita rakyat Indonesia. Sahih atau tidaknya berbagai penampakan kuntilanak tersebut hanya pengambil gambar dan Tuhan nan tahu. Apapun bentuk dan sosok hantunya, itu hanyalah setan nan ingin menggoda manusia.
Kisah Rahasia Penampakan Hantu Kuntilanak
Ada banyak kisah rahasia mengenai penampakan kuntilanak. Anda boleh percaya atau tidak, tetapi menurut penuturnya, kisah tersebut nyata. Inilah salah satu kisah tentang penampakan hantu kuntilanak . Cerita nan berjudul “Diganggu Kuntilanak” ini diambil dari www.cerita-misteri-reunion-web.id.
Awal Maret 2005, aku, suamiku, dan anakku nan baru berusia 4 bulan pindah ke Jayapura sebab suamiku dipindahtugaskan. Kami menempati sebuah rumah dinas di kompleks nan sepi banget. Ketika suamiku kerja, saya cuma berdua dengan anakku di rumah. Kadang-kadang saya merasa ada nan melihatku. Di malam hari, ada suara-suara aneh, seperti suara orang mandi, suara tangisan, dan suara kotak mainan anakku ditumpahkan.
Suatu hari, kami menjenguk anak teman nan sakit. Berhubung rumahnya dekat, kami jalan kaki saja. Waktu itu jam 19.30 malam setelah Isya. Pulang dari rumah temanku itu sekitar jam 20.30. kami melewati jalanan sepi nan membuatku merinding.
Ketika sampai di rumah, kami tak langsung tertidur. Anakku bermain bersama ayahnya sedangkan saya membereskan meja makan di dapur. Tiba-tiba, terdengar suara perempuan cekikikan di telingaku. Impulsif saya berteriak, “Ayah!!” Suamiku langsung datang ke dapur. Ketika saya sedang menceritakan semuanya, tiba-tiba saja anakku menangis. Buru-buru saya menggendong dan menyusuinya, tetapi dia tak berhenti menangis.
Kubawa ia ke kamar tidur. Tangisannya semakin kencang, sampai-sampai suaranya menjadi serak. Suamiku mengambil anak kami dari gendonganku. Ia membacakan beberapa surat dari Al-Quran, termasuk ayat kursi. Beberapa saat kemudian anakku tenang dan mulai tertidur. Suamiku mengunci pintu dan mematikan lampu kamar tidur. Ia tidur di samping anak kami.
Sementara itu saya tak langsung tidur sebab masih banyak nan harus saya rapikan di ruangan lain. Tiba-tiba kudengar suamiku berteriak, “Allahu Akbar!!!”. Teriakan itu tak kugubris sebab kupikir ia niscaya mimpi buruk. Setelah kudengar suamiku beristigfar berkali-kali baru saya menghampirinya. Suamiku lalu berkata, “Bunda, ayah barusan bermimpi diduduki hantu kuntilanak. Rambutnya terasa sekali.”
Ketika suamiku masih bercerita, dari ruang tengah terdengar suara denting piano mainan anakku. Setelah itu, suara-suara rebut mulai terdengar. Berbagai jenis mainan seperti diobrak-abrik. Mainan nan dapat bersuara dibunyikan semuanya. Anakku punya sebuah boneka jerapah besar nan jika dinaiki akan berbunyi “ngik ngik ngik…” dan jika dipeluk lehernya akan bersuara “I love you” sebanyak tiga kali. Yang menyeramkan ialah malam itu kami mendengar suara tersebut sambil diselingi suara perempuan cekikikan.
Sambil komat-kamit, suamiku memberanikan diri mengintip ke ruang tengah. Ia terkaget lalu komat-kamit. Kemudian suamiku membuka pintu kamar. Dari situ, saya dapat melihat sesosok makhluk putih duduk di atas boneka jerapah besar tersebut. Aku tidak henti komat-kamit membaca ayat kursi. Suamiku berteriak kepada perempuan kuntilanak itu, “Ukhruj ya adullah!” nan berarti “pergi kau musuh Allah!”. Hantu itu bukannya pergi tetapi malah menyeringai ke arah kami.
Lantas suamiku membaca ayat kursi sampai hantu itu berdiri kemudian menghilang perlahan bagaikan kabut nan berubah menjadi seutas benang hitam panjang. Aku sendiri tak melihat terlalu jelas sebab tak berani membuka mata. Begitu suamiku berkata, “Sudah, Bun, suda pergi…” barulah saya berani membuka mataku lalu menangis ketakutan.
Setelah itu kami masuk ke kamar dan berusaha buat tidur. Semalaman kami merasa ketakutan ia akan kembali lagi. Esok paginya, saya merenungi semua nan terjadi malam tadi. Aku berharap semua itu hanya mimpi. Oleh sebab itu saya berjalan ke ruang tengah, buat melihat apakah sahih mainan anakku berhamburan. Ketika kulihat, memang berhamburan. Berarti itu semua bukan mimpi. Kudekati boneka jerapah besar milik anakku. Boneka itu basah oleh lendir nan sangat bau. Akhirnya kami memutuskan buat membuangnya.
Itulah sepenggal cerita penampakan hantu kuntilanak. Apakah Anda mempercayainya?