Bagaimana resensi novel Twilight nan berkualitas?
Stephanie Meyer ialah seorang penulis. Novel karyanya nan melejit ialah Twilight salah satunya. Terkait dengan seri Twilight , novel ini menggambarkan tokoh utamanya, yaitu Isabella (Bella) Swan, seorang remaja nan pindah ke kota Forks, Washington, nan kehidupannya berubah ketika ia berjumpa dengan Edward Cullen, seorang vampir vegetarian (tidak meminum darah manusia). Berikut ini resensi novelTwilight .
Resensi Novel Twilight
Mari sedikit memulai resensi novel Twilight ini. Seluruh isi seri Twilight diceritakan melalui sudut pandang Bella Swan dengan dispensasi epilognya Eclipse dan novel Breaking Dawn . Twilight ialah novel roman karya Stephenie Meyer nan menceritakan interaksi asmara dua insan nan berbeda, yaitu antara vampir dan manusia. Novel ini telah diadaptasi dalam bentuk layar lebar dengan judul nan sama.
Novel ini menceritakan Bella Swan seorang gadis asal Arizona nan pindah ke Forks buat tinggal bersama ayahnya. Bella mendapat banyak perhatian dari para pemuda dan teman-teman baru di sekolah barunya.Termasuk oleh geng Vampir nan banyak dibicarakan oleh anak-anak sekolah disana.
Mereka ialah sebuah geng borjuis nan ekslusif, tentu saja sebenarnya warga sekolah tidak tahu kalau mereka ialah vampir. Dalam bagian ini, percayalah Anda akan merasa bodoh melihat hal-hal tak krusial seperti slow motion ketika rombongan ini masuk ke kantin, duduk, lalu bercanda antara sesamanya.
Bella mulai mengenal Edward Cullen pada hari pertama sekolahnya. Namun, tak ada sambutan hangat nan diberikan oleh Edward kepada Bella. Mereka berada dalam satu kelas. Bella nan tak mengerti mengenai Edward Cullen serta kemampuan-kemampuan mistisnya bertanya kepada sahabatnya Jacob Black. Bellapun mengetahui bahwa sesungguhnya Edward ialah seorang vegetarian vampir, mereka tak memangsa manusia namun memangsa hewan.
Edward dan Bella mulai saling terbuka dan mereka jatuh cinta. Interaksi mereka diuji ketika datang vampir dari suku lain ingin memangsa Bella. James ingin memangsa Bella, namun hal itu digagalkan oleh keluarga Cullen. Mereka sudah menganggap Bella sebagai bagian dari keluarga Cullen sehingga mereka melakukan berbagai usaha buat menyelamatkan Bella.
Setelah kembali ke Forks, Bella dan Edward menghadiri pesta prom nite . Bella mengungkapkan keinginannya buat menjadi seorang vampir tetapi Edward menolaknya. Hal ini kemudian kontiniu ke seri berikutnya.
Novel ini seperti Mr. Draculla nan diperbaharui. Terlepas dari itu novel ini dapat dibilang lumayan, meski masih ada bau-bau drakula zaman dahulu yag jatuh cinta pada mausia. Namun, kelanjutannya dalam novel akan lebih baik dari pada bentuk filmnya.
Bentuk film dari kelanjutan Twilight ini hanya berisikan ciuman, ciuman dan ciuman sehingga film nan ada hanya seperti sampah nan membangkitkan gairah penontonnya buat berciuman. Tak ada celah sedikit pun buat membuat penonton dapat berpikir tentang plot cerita.
Twilight hadir dengan drakula modern nan lebih tampan. Cerita-cerita 'mengada-ada' Stephanie Meyer ini konsisten dengan keanehan-keanehannya. Banyak resensi novel Twilight nan memuji.
Seperti kebanyakan film drama remaja. Novel nan diangkat menjadi film ini mengusung tema nan janggal dan katakanlah sederhana. Bahkan romansa nan ditonjolkan hingga menghancurkan dan mengobrak-abrik plot cerita. Isinya hanya romansa dan kisah cinta.
Sebaiknya, bagi Anda nan membuat resensi novel Twilight nan memenuhinya dengan pujian segera mengubahnya. Mengubah isi nan akan bilang menanti-nanti kemunculan filmnya. Novel nan dipanjang-panjangan dengan kisah cinta. Belum lagi karakter-karakternya nan digarap dengan tidak kuat. Mereka hadir sekilas saja. Parahnya lagi bila beralih pada filmya lagi, Anda hanya akan menonton ketampanan Edward Cullen dan kemampuannya dapat bersinar di siang hari.
Akan tetapi, apa kemudian diceritakan Edward mempunyai geng di sekolah, toh disekolah hanya ada beberapa fragmen dan teman-temannya hanya dihadirkan sebentar juga. Sok misterius dan absurd. Film ini mungkin hanya buat mendapatkan uang dan agar penonton menikmati kecantikan perempuan pemeran primer dan membangkitkan gairah seksual anak muda dan membangunkan sisi pseudo romantis dalam diri penonton.
Tolong jangan membuat aku menceritakan lebih banyak tentang sampah Breaking Dawn dan lainnya nan hanya lebih banyak menghadirkan dalam film fragmen-fragmen ciuman nan berserakan dimana-mana. Namun masalah nan timbul ketika koloni vampir aneh lainnya datang ialah fragmen nan cukup seru.
Kejar-kejaran dan perkelahian ketika Edward berusahan menyelamatkan Bella. Meskipun tetap tidak masuk akal Bella mengkhawatirkan keluarga Edward nan semuanya vampir itu. Stephanie Meyer sukses menceritakan dengan bahasa nan mudah dimengerti oleh pembaca. Tentu saja, sebab ini novel remaja. Resensi novel Twilight pun tidak dapat dikatakan sebagai resensi kisah asmara nan romantis. Hal ini dikarenakan jalinan emosi antara Bella dan Edward nan terasa sangat tipis.
Banyak obrolan nan terasa absurd dan tidak alami sehingga mengganggu dapat dipercaya jalan cerita secara keseluruhan. Resensi novel Twilight mengenai Twilight harus mendefinisikan ulang vampir-vampir nan ada di film ini, pun dalam novelnya. Vampir dalam cerita ini tidak lagi takut dengan air kudus atau pun dengan salib. Mendefinisikan ulang film ini terasa sia-sia sebab hal-hal nan membuat kita dapat membunuh vampir tidak lagi ada dan membuat kita sulit percaya.
Ups, maaf, aku lupa kalau ini hanya imajinasi. Namun, khayalan Stephanie Meyer harusnya menyesuaikan dengan sejarah para vampir di dunia. Setidaknya ada sedikit kaitan dengan beberapa sejarah drakula nan sedikit realistis secara halus agar setidaknya kasarnya penyelesaian film atau pun novel ini tidak terlalu kasar.
Sekasar ketidakjelasan plot cerita nan tiba-tiba saja ada rasa cemburu dari manusia serigala nan rasnya orang indian. Mengapa manusia serigala tidak menikahi atau menyukai manusia serigala juga? Ini terlihat aneh, entah aku nan tidak dapat lihat atau memang filmnya nan aneh? Mungkin sebaiknya dibandingkan dengan novel plesetanya nan berjudul Twilet nan juga tidak jelas dan terbit di Indonesia.
Namun, lebih baik sebab dengan jujur, novel kecil itu sebagai plesetan dan memang tidak ditujukan sebagai novel nan serius. Resensi novel Twilight ada begitu banyak. Oleh sebab itu, itu aku akan memulai dari sisi nan sedikit berbeda. Melihat pujian-pujian dan tingginya pembaca dan penonton film Twilight ini serasa mustahil buat tak menghina Twilight!
Daripada menghabiskan stamina buat menghina sebaiknya kita nikmati sembari membuat resensi novel twilight nan lebih jujur dan demokratis sembari meminum aspirin seperlunya saja agar tidak overdosis.
Hal-hal nan memberi nilai lebih pada film nan diangkat dari novel ini ialah berhasilan filmnya masuk ke jajaran Box Office dan meraup tidak kurang dari 129 juta dolar Amerika. Hal ini tentunya bisa berarti selera film anak muda pun dirusak dengan begitu cepat. Semacam jika di Indonesia film nan berjudul Satu Jam Saja atau film nan lebih janggal lagi yaitu film-film horor Indonesia nan tidak jelas, dimana setan pun juga kesurupan. Hal ini tentu harus jadi perhatian tim-tim kreatif di Indonesia. Hayati film berkualitas! Hayati resensi novel Twilight nan berkualitas!
Bagaimana resensi novel Twilight nan berkualitas?
Ceritakanlah tentang karakter-karakter nan muncul, bongkar plot ceritanya, beri masukan dan jangan menghina seperti nan ada dalam artikel ini. Artikel ini memang dibuat dengan sangat jujur, tapi ini hanya salah satu sudut pandang dalam membaca salah satu karya Stephanie Meyer ini.
Cerita-cerita janggal nan dicipta karya oleh Stephanie Meyer mampu menjadi karya khayalan nan jelas bisa kalah oleh Harry Potter nan orisinal dan menarik secara alur cerita. Jadi semoga karya-karya Stephanie tetap konsisten dengan genre-nya sendiri. Jadi, bagaimana dengan resensi novel Twilight Anda?