Lima Belas Keutamaan Istighfar bagi Manusia
Istighfar berarti memohon ampun kepada Allah Swt., atas segala kesalahan nan telah dilakukan di masa silam. Pada hakikatnya, mengucap istighfar ialah salah satu hal primer bagi seorang muslim sebab tak ada orang nan lepas dari kesalahan dan kekhilafan.
Meski secara harfiah kata istighfar berarti “mengulang-ulang kata ‘astagfirullah’”, secara filosofis seorang muslim memahami istighfar sebagai pemaknaan buat selalu memohon ampun kepada Allah serta berupaya buat selalu mematuhi perintah-Nya.
Pentingnya istighfar disebutkan dalam berbagai ayat kudus Al-quran dan juga dalam hadis. Pencerahan buat ber-istighfar ialah suatu cara buat memelihara kita dari penyakit hati dan barah neraka.
Perintah Istighfar dalam Ayat Al-Quran
Pemaknaan dan anjuran buat memohon ampun melalui istighfar sering disebutkan di dalam ayat-ayat kudus Al-quran dan hadis Nabi Muhammad saw. Dalam Al-quran, beberapa ayat mengandung anjuran bagi manusia buat ber-istighfar (memohon ampunan kepada Allah Swt) sebab sesungguhnya Allah Maha Pemaaf. Berikut ialah beberapa ayat Al-quran tersebut.
“ Dan Allah sekali-kali tak akan memberi azab kepada mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (ber-istighfar). ” (QS. Al-Anfal: 3)
“ Maka saya katakan kepada mereka: ‘Mohon ampunlah (ber-istighfar) kepada Tuhanmu; sesungguhnya Dia Maha Pengampun .” (QS. Nuh: 10)
“ Dan hendaklah kamu memohon ampun (ber-istighfar) kepada Tuhanmu dan bertobatlah kepada-Nya. (Jika kamu berbuat demikian) pasti Dia akan melimpahkan kenikmatan nan baik (secara terus menerus) kepadamu hingga pada batas waktu nan ditentukan, dan Dia akan memberikan kepada tiap orang nan mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya…. ” (QS. Hud: 3)
Lima Belas Keutamaan Istighfar bagi Manusia
Selain bisa memperdekat diri dengan Allah Swt., mengucapkan dan memahami istighfar juga memberi kegunaan bagi manusia. Ada banyak keutamaan istighfar nan perlu kita ketahui agar kita tak lagi ragu-ragu dalam memohon ampunan kepada Allah. Berikut ini ialah beberapa keutamaan istighfar.
1. Dengan Mengucap Istighfar, Kita Telah Mencontoh Sunah Rasulullah
Keutamaan ini diperjelas melalui hadis riwayat Bukhari nan berbunyi: “ Abu Hurairah berucap, ‘Saya mendengar Rasulullah bersabda: ‘Demi Allah, sesungguhnya saya mengucap istighfar (memohon ampun) kepada Allah dan bertobat kepada-Nya sebanyak lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari. "
2. Istighfar Seorang Anak Bisa Mengangkat Derajat Orangtuanya di Surga
Keutamaan istighfar melalui interaksi orangtua dan anak ini disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad nan bersanad Hasan, bunyinya: “ Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seorang hamba di surga sehingga hamba itu berkata, ‘Wahai Allah, dari manakah aku mendapatkan kemuliaan ini?’ Allah menjawab, ‘Ini sebab anakmu mengucap istighfar untukmu. ”
3. Istighfar Menjadikan Kita Hamba Allah Sejati
Hal ini sejalan dengan firman Allah di Al-quran Surat Ali Imran ayat 15 - 17 nan berbunyi: “ Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang nan melantunkan doa: ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan jauhilah kami dari siksa neraka.’ (Merekalah) orang-orang nan sabar, benar, selalu taat, menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan nan meminta ampunan (ber-istighfar) di waktu sahur .”
4. Istighfar Menjadikan Kita Sebaik-baiknya Orang nan Bersalah
Semua orang pernah melakukan kesalahan. Yang membedakan seorang nan satu dari seorang nan lain ialah apabila ia bertobat (ber-istighfar). Hal ini seperti nan dikemukakan hadis riwayat Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Majah: “ Rasulullah bersabda, setiap anak Adam pernah berbuat kesalahan. Dan sebaik-baiknya orang nan bersalah ialah mereka nan segera bertobat. ”
5. Istighfar Menjauhkan Kita dari Kezaliman
Ketidakmauan buat istighfar (bertobat) menyebabkan kita menjadi orang-orang zalim. Sebagaimana diungkapkan Allah dalam firmannya dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 11 nan berbunyi: “… Barang siapa tak bertobat (istighfar), mereka itu ialah orang-orang zalim .”
6. Istighfar Membuka Jalan buat Mendapat Ridha dan Cinta Kasih Allah
Allah menyukai orang-orang nan bertobat atau ber- istighfar . Oleh sebab itu, barang siapa mengucap istighfar tentu telah melakukan hal nan Allah sukai. Maka istighfar nan diucapkannya akan membuka jalan buat menjadi hamba nan diridhai dan dicintai Allah Swt.
7. Istighfar Membebaskan Kita dari Dosa-dosa
Inilah keutamaan inti dari istighfar. Karena istighfar berarti memohon ampunan Allah Swt. dan Allah ialah zat nan Maha Pemaaf, maka istighfar bisa menghapuskan dosa-dosa kita. Barang siapa mengakui dosa-dosanya lantas meninggalkannya, Allah akan mengampuninya.
8. Allah Memberi Berkah kepada Orang-orang nan Beristighfar
Allah Maha Pemberi dan Maha Pengampun. Barang siapa nan memohon ampun (ber-istighfar), ia akan mendapatkan berkah nan melimpah. Keutamaan istighfar ini dijelaskan dalam Al-quran Surat Nuh ayat 10 - 12, bunyinya: “ Maka saya sampaikan kepada mereka, ‘Mohon ampunlah (ber-istighfar-lah) kepada Tuhan kalian.’ Sesungguhnya Ia Maha Pengampun, pasti Ia akan menurunkan hujan lebat buat kalian, dan akan memperbanyak harta dan anak-anak kalian, dan menciptakan kebun-kebun serta menciptakan (pula di dalamnya) sungai-sungai buat kalian. ”
9. Orang nan Beristighfar akan Mendapatkan Rahmat Allah
Hal ini dijanjikan Allah dalam firmannya di Al-quran Surat An-Naml ayat 46, yakni: “ Hendaklah kalian memohon ampunan (istighfar) kepada Allah, agar kalian mendapat rahmat .”
10. Istighfar Bisa Membersihkan Hati
Pada hakikatnya, istighfar ialah permohonan ampun kepada Allah Swt., maka dengan melakukannya hati kita akan menjadi higienis dari noda dosa dan kesalahan-kesalahan.
11. Istighfar Melembutkan Kepribadian
Dengan banyak mengucap istighfar, seseorang akan bisa menjadi pribadi nan lemah lembut dan baik tutur katanya. Mengapa demikian? Istighfar ialah suatu bentuk merendahkan hati kepada Sang Pencipta. Ia nan ber-istighfar otomatis merendahkan hatinya dan menundukkan sifat-sifat ego manusiannya. Kerendahan hati ini akan tercermin dalam kepribadiannya jika istighfar sering dilakukan.
12. Hamba nan Istighfar akan Menjadi Kekasih Allah
Keutamaan istighfar nan satu ini tak hanya disebutkan di dalam ayat kudus Al-quran, tetapi juga ditegaskan di dalam hadis. Di Al-quran, terdapat pada Surat Al-Baqarah ayat 222: “ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang nan bertobat dan orang-orang nan menyucikan diri .”
Sementara itu di hadis, diriwayatkan oleh Ibnu Majah, “ Orang nan bertobat ialah kekasih Allah. Orang nan bertobat atas dosanya seperti orang nan tak memiliki dosa .”
13. Istighfar Bisa Menyenangkan Allah
Apa nan lebih krusial bagi seorang muslim nan saleh daripada menyenangkan hati Allah Swt? Rasulullah bersabda, “S ungguh, Allah lebih bahagia dengan tobat (istighfar) hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian nan menemukan onta nan hilang di padang pasir. "
14. Istighfar Menjauhi Kita dari Barah Neraka
Keutamaan istighfar dalam memelihara dari barah neraka dijelaskan dalam sebuah hadis benar nan diriwayatkan oleh Nasa’i, al-Hakim, dan Ibnu Majah. Hadis tersebut berbunyi: “ Hudzaifah pernah berkata, ‘Saya ialah orang nan tajam lidah terhadap keluarga saya. Wahai Rasulullah, aku takut lidah aku menyebabkan aku masuk neraka.’ Rasulullah menjawab, ‘Di mana posisimu dalam istighfar?’ Hudzaifah menjawab, ‘Sesungguhnya aku senantiasa mengucap istighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam .’”
15. Surga ialah Hadiah bagi nan Mengucap Istighfar
Keutamaan istighfar ini ditegaskan Allah dalam Al-quran Surat Ali-Imran ayat 135 - 136, nan berbunyi: “ Dan (juga) orang-orang nan apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi nan bisa mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka mendapat balasan ampunan dari Tuhan mereka, serta surga nan di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah sebaik-baik pahala orang nan beramal .”