Kerajaan Besar di Nusantara
Ketika kita dihadapkan kata nusantara , niscaya pikiran kita lantas terbawa pada masa kerajaan-kerajaan di masa lampau. Ya, nusantara merupakan sebuah nama nan disematkan pada gugusan pulau-pulau di Asia Tenggara.
Nusantara memiliki cerita sejarah nan panjang, bahkan setiap jengkal tanah di nusantara serasa sebagai saksi bisu dari kisah kemasyuran nusantara lama. Bahkan Nusantara hampir meliputi negara-negara di Asia Tenggara, dibuktikan semua negara di Asia Tenggara memiliki kemiripan seperti budaya, seni, dan kepercayaan spiritual nan diyakini oleh masyarakat di Asia Tenggara.
Sejarah Nusantara
Asal mula kata Nusantara dikutip dari kalimat Sumpah Palapa nan diucapkan oleh Patih Gajah Mada. Dalam Sumpah itu terdapat kata “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” Yang artinya Saya akan purna tugas, setelah mengalahkan pulau-pulau nan ada di seberang lautan.
Secara etimologi kata “nusantara” terdiri dari dua kata yakni nusa dan tara. Nusa berarti pulau sedangkan tara diartikan samudera. Jadi makna bebas dari nusantara ialah kepulauan nan berada di antara dua samudera.
Kepulauan nusantara tidak hanya meliputi wilayah Indonesia saja, melainkan seluruh negara-negara di Asia Tenggara. Mengingat negara-negara di Asia Tenggara memiliki kecenderungan dalam budaya, agama maupun ras manusianya. Bahkan menurut bukti sejarah kerajaan-kerajaan di Malaya dan Champa nan sampai Filipina merupakan daerah kekuasaan Majapahit dan Sriwijaya.
Sejarah nusantara dibuktikan dari dua bingkai disiplin ilmu nan berbeda agar lebih kuat secara ilmiah:
1. Sejarah Nusantara Menurut Geologis
Sejarah nusantara dapat ditilik dari kajian Ilmu Geologis. Dahulu ketika zaman purbakala 250 juta tahun nan lalu, pulau-pulau di Asia Tenggara sebelum pecah seperti ini, merupakan satu dataran benua nan panjang dan luas. Benua ini terbentuk dari dua benua besar yakni Pangaea dan Benua Mezoikum.
Namun ketika lempeng-lempeng bumi di Asia Tenggara terus bergerak diiringi dengan gempa-gempa dan letusan gunung volcanic purba, menyebabkan dua benua tersebut pecah. Pelan-pelan dua benua memisahkan diri dan pecah menjadi gugusan pulau kecil maupun besar. Bala besar ikut menjadi rangkaian sejarah nusantara secara keilmuan.
Pecahan pulau tersebut juga menjadi bagian dari sejarah nusantara. Ada nan bergeser ke utara mendekati daratan China seperti Vietnam dan Laos nan kemudian menjadi negara-negara Indochina. Di sisi lain pecahan benua nan bergeser ke selatan seperti Indonesia, Malaysia membentuk kultur Melayu. Dan sisanya membentuk benua baru yakni eurosia nan sekarang menjadi benua Australia.
Pecahan benua nan membentuk gugusan asia tenggara berada di lintasan khatulistiwa nan beriklim tropis dan tanahnya fertile berkat debu nan dimuntahkan dari erupsi gunung volcanic nan banyak terdapat di gugusan pulau nusantara.
2. Sejarah Nusantara Menurut Sejarah Kerajaan
Setelah peradaban manusia di nusantara purba memasuki era masyarakat sosial nan terdiri dari sebuah koloni-koloni lokal dengan seorang raja nan berkuasa atas sebuah daerah tertentu. Sejarah mencatat bahwa kerajaan pertama di bumi nusantara ialah Kutai Kartanegara nan berada di Kalimantan Timur tepatnya di Muara Kaman, kerajaan ini terletak pinggir sungai Mahakam.
Diperkirakan kerajaan ini berdiri pada abad IV, dengan rajanya pertamanya nan bernama Maharaja Kudungga. Sedangkan penerus ke dua dari tahta Kutai Kartanegara ialah anak kandungnya yakni Asmawarman. Pengaruh budaya Asia Selatan turut merubah keyakinan masyarakat nusantara lama nan awalnya ialah kepercayaan animism menjadi dinamisme yakni ajaran Hindu dan Budha.
Ajaran baru ini berkat koneksi niaga dari saudagar dari India, Tiongkok maupun Champa. Sambil niaga mereka memperkenalkan ajaran spiritual ala Asia Selatan dan Asia Timur. Ajaran ini memberikan kesadaran baru secara spiritual kepada masyarakat lokal dan anggota kerajaan di nusantara.
Satu persatu kerajaan di nusantara menganut agama Hindu Budha seperti kerajaan di Kalimantan antara Kuripan, Daha, Dipa. Kerajaan-kerajaan nan ada di Sumatera dan Jawa pun seperti Sriwijaya, Siak, Majapahit, Pajajaran dan lain sebagainya.
Era Hindu Budha pun berjaya di bumi nusantara. Dibuktikan dari pembangunan candi-candi bercorak Hindu Budha nan bertebaran di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Kejayaan perekonomian nusantara di masa kejayaan nusantara lama sektor niaga pun mengalami kemajuan pesat, berkat karunia Tuhan nan berupa sumber daya alam dan perikanan nan melimbah ruah, menjadikan perairan di nusantara ramai akan kapal-kapal niaga.
Hasil bumi nusantara pun diangkut buat diperdagangkan ke utara. Misalnya Sriwijaya nan berada di Palembang begitu terkenal dengan produksi kain sutra alam, kerajinan perak dan emasnya. Bahkan Sriwijaya berkuasa atas selat Malaka sehingga kapal-kapal nan melintasi selat Malaka wajib membayar upeti. Bahkan Sriwijaya berkuasa atas sebagai bahari Sunda, Bahari Jawa dan selat Sunda nan menghubungkan Sumatera dan Jawa.
Kerajaan Besar di Nusantara
Berikut ini kerajaan–kerajaan nusantara nan pernah berjaya menguasai bumi nusantara nan sebagian besar pada masa keemasan era Hindu Budha.
1. Kerajaan di Nusantara - Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara dan menjadi kerajaan tertua di nusantara ini berada di Sumatera tepatnya di Palembang. Raja pertama nan memerintah Sriwijaya ialah Maharaja Sri Jaya Naga. Masa keemasan Sriwijaya dari abad ke 7 sampai abad ke 11.
Letak dan kekuasaan kerajaan tertua di nusantara ini berada di pinggir Selat Malaka, menjadi posisi kerajaan cukup strategis. Sriwijaya merupakan kerajaan dengan pengaruh Budha nan kental nan beraliran Budha Vajryana dan Mahayana.
Sriwijaya mengalami masa kejayaannya ketika dipegang oleh Bencana Putra Dewa, masa itu bencana tentara Sriwijaya dengan kekuatan armada lautnya sukses menundukan kerajaan-kerajaan di seberang seperti Vietnam, Laos, Thailand, Malaya, kemudian kerajaan–kerajaan kecil di dataran Sumatera dan Jawa. Kekuasaan kerajaan ini ikut menjadi bagian dari sejarah kerajaan di nusantara.
Selain itu tentara Sriwijaya sukses membumi hanguskan kerajaan Medang di Jawa. Bukti peninggalan masa Sriwijaya berupa candi, perhiasan dari emas, perak dan batu-batu prasasti nan menjelaskan tentang catatan kekuasaan Sriwijaya. Batu prasasti juga menjadi bukti sejarah dari nusantara.
2. Kerajaan di Nusantara - Majapahit
Majapahit merupakan kerajaan nusantara nan terbesar di Jawa. Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada 1292. Masa kejayaan Majapahit dari 1293 - 1500 Masehi. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu monarki nan raja dan rakyatnya memeluk Budha dan Hindu. Masa keemasan Majapahit saat di pegang oleh Hayam Wuruk sebagai maharajanya dan dibantu oleh Patih Gajah Mada sekitar tahun 1313-1364.
Pada masa itu Majapahit sukses menundukan hampir semua kerajaan nan berada di nusantara, Seperti Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan kerajaan di Nusantara Timur. Termasuk kerajaan di negara seberang bahkan sampai Filipina dan kerajaan Tumasik / Singapura di bawah kekuasaan Hayam Wuruk.
Majapahit, kerajaan nusantara terbesar, memiliki kekuatan militernya andal dengan armada bahari nan mampu mengarungi ganasnya bahari Selatan. Kejayaan Majapahit ini berkat dari ambisi Gajah Mada sang patih nan ingin menaklukan kerajaan-kerajaan di nusantara agar tunduk terhadap kekuasaan Majapahit.
Masa runtuhnya Majapahit dalam cerita sejarah nusantara juga ikut diceritakan. Sayang ambisi Gajah Mada menjadi bumerang bagi sang patih, berawal dari hasrat Hayam Wuruk nan ingin meminang Dewi Pitaloka, putri Raja Siliwangi dari Sunda.
Siliwangi baranggapan bahwa kalau putrinya dinikahi Hayam Wuruk, diharapkan memuluskan upaya komplotan dengan Majapahit. Oleh sebab itu Raja Siliwangi berserta rombongan pergi ke timur menghadap Hayam Wuruk guna melamarkan putrinya. Namun planning Hayam Wuruk ternyata dipahami berbeda oleh Gajah Mada. Perseteruan antara kerajaan juga menjadi bagian dari sejarah nusantara.
Bukti peninggalan Majapahit dapat Anda lihat di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Di sana terdapat candi-candi dan peninggalan lain nan dipajang di Museum Majapahit. Demikianlah sedikit ulasan tentang kejayaan dari kerajaan nan gemilang di masa nusantara lama nan patut dikenang oleh generasi penerus.